Jadi Ikon, Kota Depok Tak Peduli Nasib Belimbing

Reporter

Senin, 25 Mei 2015 04:50 WIB

Walikota Depok Nurmahmudi Ismail (tengah) bersama penemu beras tiruan IPB Slamet Setijanto (kiri) dan Dekan Fakultas Pertanian IPB Syam Herodian (kanan) memperlihatkan hasil beras tiruan yang terbuat tepung lokal non beras dan gandum usai penandatangan kerjasama diversifikasi pangan dengan pemerintahan Kota Depok di Kampus IPB Dramaga, Bogor, Jabar, Senin (21/5). ANTARA/Jafkhairi

TEMPO.CO , Depok: Keberadaan lahan belimbing terus menyusut di Kota Depok. Padahal, buah berbentuk bintang tersebut dijadikan ikon Depok yang dijuluki Kota Sejuta Belimbing. Yang memprihatinkan, kurun waktu lima tahun terakhir 36 hektar lahan belimbing lenyap dan beralih fungsi menjadi pemukiman.

Ketua Asosiasi Belimbing Depok, Nanang Yusup mengatakan miris melihat pemerintah seakan menutup mata dengan situasi ini. Petani belimbing dewa di Depok, seakan berjalan sendiri.

Ia menilai pemerintah belum pro ke petani belimbing, pembinaan pun sangat minim. "Padahal sudah dijadikan ikon kota. Tapi tidak ada keberpihakan kepada para petani yang hampir semuanya warga Depok," kata Nanang, Minggu, 24 Mei 2015.

Menurutnya, belimbing dewa bisa terus dijadikan maskot kota, asalkan pemerintah mau melihat potensi buah lokal Depok. Sebab, belimbing dewa asal Depok, terpilih menjadi buah dengan kualitas nomor wahid di Indonesia pada kontes buah nasional tahun 2000.

Nanang, saat ini membina lebih dari 500 petani belimbing dewa di Depok. Luas lahan belimbing yang menjadi binaannya ada seluas 20 hektar. Setiap tahun ada tiga kali musim buah dengan nama Latin Averhoa bilimbi itu, tiga kali. "Dipanen tiga kali setahun. Setiap 1 hektar ada 150 pohon. 1 pohon bisa menghasilkan 200-250 kg," ujarnya.

Karena kualitasnya yang baik, tak jarang Nanang mengampu banyak warga asing untuk membudidayakan belimbing dewa. Mulai dari Malaysia, Singapura, Thailand, Jepang, dan sebagian besar warga timur tengah meminta diajarkan budidaya belimbing ini, ke rumah dan kebunnya di wilayah Kali Licin, Kecamatan Pancoran Mas, Depok.

Ia berharap Depok bisa membeli lahan abadi yang khusus ditanami belimbing dewa. Pembelian lahan tersebut untuk menjaga agar keberadaan ikon ini agar tetap bertahan. "Seharusnya seperti Bekasi yang membeli lahan abadi untuk pertanian. Bila tidak, nasib belimbing dewa bisa terancam," selorohnya.

Sekretaris Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Depok, Mukhsit Hakim tak menapbik bahwa keberadaan lahan belimbing semakin menyusut.

Selain terjadi penyusutan lahan, jumlah kelompok tani yang sebelumnya berjumlah 31 kelompok pada 2010, kini tinggal 18 kelompok tani belimbing, yang beranggotakan 675 orang yang masih aktif. "Saat ini tinggal 96 hektar lahan belimbing di Depok," jelasnya.

Ia menuturkan pemerintah telah berupaya memproteksi potensi unggulan lokal seperti belimbing Depok. Salah satunya dengan memasukan lahan belimbing yang tersisa ke dalam ruang terbuka hijau yang sudah masuk ke peraturan daerah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Depok.

Ia mengatakan, lahan belimbing tersebut trlah dimasukan sebagai kawasan pertanian. "Target RTH di Depok yang tertuang di RTRW 2012-2013 ada 4.000 hektar," jelasnya. "Undang-undang nomor 26 tahun 2007 tentang RTH, paling sedikit 30 persen dari luas daerah harus dipenuhi."

Meski begitu, Mukhsit menuturkan aturan penetapan lahan belimbing sebagai kawasan RTH, yang tertuang di RTRW Depok, masih lemah. Sebab, seluruh lahan pertanian belimbing milik pribadi atau garapan petani.

Jadi, bila sewaktu-waktu lahan tersebut ingin digunakan pemilik, sulit untuk mencegahnya. "Tapi, kami telah berkoordinasi dengan BPN dan Distarkim (Dinas Tata Ruang dan Pemukiman) lahan belimbing yang telah masuk RTH hanya boleh dibangun 20 persen saja dibangun," jelasnya.

Sebab, perubahan RTRW selama lima tahun ini tidak bisa diutak-atik. Pihaknya juga sudah mencoba melakukan sosialisai terkait aturan ini. "Itu usaha yang paling maksimal untuk menyelamatkan lahan belimbing Depok," jelasnya.

Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Depok, Farida Rachmayanti mengatakan belimbing Depok yang jadi ikon kota ini belum terkelola secara komprehensif. Bahkan, masih terlihat setengah hati dan tidak secara berkesinambungan. "Padahal dijadikan ikon. Pemberdayaan potensi lokal ini belum berjalan," ujar dia.

Menurut dia, pemerintah perlu memfasilitasi dan melakukan pendampingan untuk memberdayakan para petani belimbing. Selain itu, pemerintah mesti memberikan bantuan mulai dari sisi produksi, distribusi, akses pasar hingga diversifikasi produk.

Komisi B sudah sejak periode yang lalu teriak tentang wisata agro belimbing. Sebab, menurut dia lagi, harus ada pemicu dari sektor lain yang membuat belimbing Depok naik tingkat. Salah satu caranya, Farida mencontohkan, pemerintah bisa membeli lahan atau bekerjasama dengan pemilik lahan belimbing, untuk membuat usaha agro belimbing.

Selain itu, beberapa UKM pembuat produk olahan belimbing juga harus didukung. "Belimbing sudah diolah menjadi jus, selai dan dodol belimbing. Tinggal pendampingan untuk meluaskan pasarnya," ujar dia.

Menyusutnya lahan belimbing di Depok, dinilai wajar. Sebab, tindakan pemerintah minim dalam upaya penyelamatan lahan. Sehingga wajar kalau akhirnya mereka lebih memilih menjual lahan dan beralih usaha. "Ujung-ujungnya lahan dijual buat rumah kontrakan yang jelas, dan perumahan," ucapnya.

Meski begitu, menurut dia, belimbing masih relevan dijadikan maskot Depok. Sebab, sejak semula belimbing Depok memiliki kekhaasan dan hanya Depok yang punya belimbing jenis Dewa. Makanya belimbing itu dijadikan ikon.

Hanya saja, dia berujar, kemampuan memberi nilai tambah untuk nilai jual dan penyelamatan lahan masih lemah. "Pemberdayaan masyarakatnya belum dilakukan secara sungguh-sungguh. Mereka seolah jalan sendiri," tuturnya.

IMAM HAMDI


Berita terkait

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

1 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

5 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

8 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

10 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

10 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

21 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

33 hari lalu

Google Manfaatkan AI untuk Dukung Produktivitas Pertanian, Diklaim Sukses di India

Google berupaya untuk mengimplementasikan teknologi Google AI AnthroKrishi ini untuk skala global, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

35 hari lalu

Jokowi Resmikan Rehabilitasi Bendungan dan Irigasi Gumbasa, Nilainya Mencapai Rp 1,25 Triliun

Jokowi pada hari ini meresmikan bendungan dan daerah irigasi Gumbasa di Kabupaten Sigi, Sulteng yang telah direhabilitasi dan direkonstruksi.

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

36 hari lalu

Guru Besar Unpad Ajarkan Empat Metode Pemberantasan Gulma Tani, Mana yang Paling Efektif?

Guru Besar Unpad memaparkan sejumlah metode pemberantasan gulma di lahan tani. Pemakaian hebrisida efektif, namun berisiko.

Baca Selengkapnya

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

44 hari lalu

Pemkab Kukar Gelontorkan 700 M untuk Perkuat Sektor Pertanian

Kukar merupakan daerah lumbung pangan bagi Provinsi Kalimantan Timur

Baca Selengkapnya