TEMPO Interaktif, Jakarta:Permintaan warga DKI Jakarta terhadap daging sapi berkurang hingga 25 persen akibat menurunnya daya beli masyarakat. ?Stok daging cukup hingga lebaran, yang kami khawatirkan justeru daya beli masyarakat yang turun akibat kenaikan BBM,? ujar Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan DKI, Edy Setiarto di DPRD, Sabtu (15/10).Pemerintah Provinsi DKI sendiri telah menyiapkan 2.800 ton daging sapi untuk menghadapi puasa dan lebaran. Sapi-sapi itu distok oleh ASPIDI (Asosiasi Pengusaha Importir Daging Indonesia) sebanyak 2.500 ton dan PD Darma Jaya sebanyak 300 ton.Di lapangan, daging sapi itu dijual untuk eceran seharga Rp 45 ribu per kilogram dan untuk bistik Rp 48 ribu per kilogram. Untuk mengantisipasi lonjakan permintaan daging, tambah Edy, DKI telah menyiapkan cadangan 90 ribu ekor sapi impor dari Australia dan Selandia Baru. Sapi tersebut kini berada di Tambun dan Holding Ground Cakung.?Untuk menjamin kesehatan daging, kami telah menerjunkan juru periksa di rumah potong dan rumah keliling,? jelas Edy.Permintaan terhadap ayam kampung dan ayam broiler, ujar Edy, juga turun drastis hingga 75 persen. Ini dikarenakan masih traumanya masyarakat terhadap flu burung. ?Bulan puasa belum mendongkrak penjualan ayam broiler dan ayam kampung,? ujar Edy.Edy menambahkan, biasanya permintaan Jakarta terhadap ayam broiler yang didatangkan dari Sukabumi, Bogor, Cianjur, Tangerang, Subang dan Jawa Tengah itu mencapai 300 ribu?400 ribu per hari.badriah