Pencairan Dana Kompensasi di Bekasi Rawan Keributan

Reporter

Editor

Selasa, 18 Oktober 2005 15:22 WIB

TEMPO Interaktif, Bekasi:Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bekasi, Umi Hajar J. mengingatkan aparat keamanan meningkatkan kewaspadaan. Karena, pada saat proses pembayaran bantuan tunai langsung keluarga miskin di sejumlah desa, sangat berpotensi berubah menjadi ajang keributan. "Banyak warga minta didata para kepala desa. Yang berkembang sekarang ini, banyak yang tidak layak, tapi pengen ikut. Padahal, setelah dicocokkan dan diteliti ternyata ada yang punya punya tabungan, perhiasan dan lainnya, Ini harus diwaspadai,"kata Umi di Kantor Pos Utama Bekasi, Selasa (18/10). Laporan petugas lapangan mengenai hal itu terus masuk BPS Kabupaten Bekasi. Seperti di Desa Karangsari yang sebagian warganya memaksa kepala desa memasukkan nama-nama mereka menjadi bagian dari penerima kartu kompensasi BBM (KKB). "Melalui Kades, mereka minta dimasukkan,"ujar Umi.Warga yang memaksa minta namanya dimasukan, tetap didata BPS Kabupaten dan diserahkan ke BPS Pusat. Namun datanya diolah di pusat dan bila tidak layak, tidak akan mendapat KKB.Di Desa Pantai Harapan Jaya dan Desa Jaya Sakti Kecamatan Muaragembong juga disebut-sebut bakal terjadi aksi massa yang tidak puas. Sebagian warga di daerah terletak di radius sekitar 25 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Bekasi tersebut, beberapa hari lalu menyampaikan protes terhadap petugas di lapangan.Ratusan warga di dua desa tersebut, baru didata petugas pada akhir pekan lalu. "Karena mungkin dulunya ada yang terlewat dilakukan pendataan, lalu didata lagi,"kata Umi. Pada saat pendataan dilakukan, warga meminta agar pembayaran dilakukan secara berbarengan, baik yang baru menerima KKB maupun yang sudah lebih dulu menerima.Umi mengakui juga, permasalahan ini tidak terlepas dari kurang telitinya petugas di lapangan. Dalam hal ini, ujung tombak pendataan warga adalah para ketua RT dan RW setempat. Kemudian laporan data ke BPS Kabupaten, selanjutnya dikirim ke BPS Pusat dan dilakukan pengolahan data. Pada saat pengolahan data yang dilakukan pertama kali, ternyata terjadi perubahan angka. Dari jumlah 104.000 KK, setelah diolah lagi ternyata menurun menjadi 102.870. Verifikasi yang dilakukan akhr pekan lalu, jumlahnya menurun lagi menjadi 99.474 KK. "Tapi, tidak menutup kemungkinan, akan tambah data yang baru lagi," kata Umi.Siswanto

Berita terkait

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

2 hari lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

2 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

12 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

12 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

12 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

12 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

12 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

12 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

31 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya