Warga di daerah Kampung Pulo, memanfaatkan Sungai Ciliwung untuk melakukan aktivitas mencuci, Jakarta, 5 Februari 2015. TEMPO/Frannoto
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan akan terus menata dan menertibkan Sungai Ciliwung yang sejak zaman Ali Sadikin sudah berantakan. "Kami akan ambil kembali," ucap Ahok di Balai Kota, Jumat, 24 Juli 2015.
Ahok ingin Ciliwung kembali menjadi aset pemerintah, agar semua isi sungai dan kawasannya bisa bermanfaat. Karenanya, ke depan, Ciliwung akan dibikin menjadi pusat destinasi wisata, konservasi, serta keanekaragaman hayati beberapa tumbuhan dan hewan.
Untuk membenahi Ciliwung, menurut Ahok, tak cukup mengandalkan pemerintah. Beberapa komunitas yang peduli terhadap sungai yang membelah Ibu Kota, seperti Komunitas Ciliwung Condet, turut dilibatkan. "Ciliwung ini hartanya DKI," ujarnya.
Selain itu, untuk memindahkan warga bantaran Ciliwung, perlu alokasi anggaran untuk uang kerohiman. Selama ini, uang kerohiman belum bisa dicairkan karena belum ada aturannya. "Mesti keluaran pergub, kalau mereka enggak mau, ya kami paksa."
Seperti kasus warga Kampung Pulo yang sampai sekarang belum bisa dipindahkan. "Kampung Pulo makanya kami lihat, ada masalah di situ," ucapnya.
Pagi tadi, Ahok menerima Komunitas Ciliwung Condet. Pertemuan tersebut membahas potensi Ciliwung dan keanekaragaman hayatinya.
Tiga Lembaga Berkolaborasi Mengaudit Sampah Ciliwung
11 Desember 2023
Tiga Lembaga Berkolaborasi Mengaudit Sampah Ciliwung
Dari audit ini akan dilihat jenis sampah apa yang mendominasi badan sungai, sampah jenis kemasan industri ritel apa, dan siapa perusahaan industri yang dominan mencemari Ciliwung.