Cisadane Surut, Perusahaan Air di Tangerang Setop Produksi

Reporter

Rabu, 12 Agustus 2015 09:43 WIB

Debit air Sungai Cisadane mulai surut pada musim kemarau di Tangerang, Banten, 15 Juli 20165. ANTARA/Lucky R

TEMPO.CO, Tangerang - Sejumlah perusahaan air bersih di wilayah Kota dan Kabupaten Tangerang terpaksa menghentikan produksi air bersih karena Sungai Cisadane surut. Permukaan sungai berada di titik terendah setelah jebolnya pintu enam Bendung Pintu Air 10 yang tak kunjung teratasi, sehingga saat ini menyebabkan pompa intake perusahaan air tidak bisa berfungsi.

”Dampaknya pada produksi air bersih kami,” ujar Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kertaraharja Kabupaten Tangerang Rusdy Machmud kepada Tempo, Rabu, 12 Agustus 2015.

Baca Juga: Evan Dimas ke Spanyol, Begini Perjuangan yang Harus Ditembus

Pintu enam Bendungan Pintu Air 10 Cisadane jebol sejak tiga pekan lalu. Upaya perbaikan yang dilakukan Balai Besar Ciliwung Cisadane belum membuahkan hasil. Akibatnya, air Sungai Cisadane tidak bisa dibendung. ”Pipa intake kami menggantung tak bisa menyedot air baku,” kata Rusdy.

Rusdy mengatakan hal ini berdampak pada tiga Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik PDAM Kota Tangerang yang melayani puluhan ribu warga Kota dan Kabupaten Tangerang, yaitu IPA Babakan, IPA Cikokol, dan IPA Teluk Naga. ”IPA Teluk Naga sudah tidak produksi, IPA Babakan sempat terhenti, tapi kini kami upayakan dengan menyedot secara manual agar bisa berproduksi,” kata Rusdy.

Simak: Ahok Curhat: Di Balik Ketenaran Ada Kepedihan

Adapun IPA Cikokol yang merupakan tempat pengolahan terbesar milik PDAM kini hanya mampu berproduksi 150 liter/detik dari kapasitas normal 1.200 liter/detik setiap harinya. IPA ini melayani sedikitnya 90 ribu pelanggan air di Kabupaten dan Kota Tangerang. ”Dampak dari penurunan kapasitas ini, sejumlah pelanggan kami tidak kebagian air, air kecil dan mati,” kata Rusdy.

Berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi krisis air bersih ini. PDAM meminjam pompa ke sejumlah pihak agar produksi air bisa terus berjalan. Namun hanya masalah di IPA Babakan yang teratasi.

Baca juga: Ninih Penjual Getuk Cantik Raib dari Layar TV, Apa Kabarnya?

Selain PDAM TKR, Aetra Air Tangerang juga mengalami krisis air. Sejak kemarin, perusahaan swasta yang melayani lebih dari 40 ribu pelanggan di lima kecamatan di Kabupaten Tangerang ini telah mengumumkan kepada pelanggan seputar gangguan produksi air bersih ini.

”Telah terjadi penurunan muka Sungai Cisadane dqan kerusakan pintu air 10 yang mengakibatkan air kecil atau mati. Mohon maaf atas kejadian ini,” isi pengumuman itu yang diterima pelanggan.

Pelanggan Aetra Air Tangerang mengaku air mati sejak Selasa petang kemarin. ”Matinya mendadak, pengumumannya terlambat, jadi enggak sempat menampung air,” kata Tati Hartati, pelanggan Aetra di Desa Bojong, Cikupa, Kabupaten Tangerang.

JONIANSYAH

Berita terkait

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

37 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Gagalkan Perang Sarung, Polisi Tangkap 11 Remaja di Ciledug Tangerang

40 hari lalu

Gagalkan Perang Sarung, Polisi Tangkap 11 Remaja di Ciledug Tangerang

Polsek Ciledug menangkap 11 remaja yang hendak perang sarung di Jalan Sukarela, Kelurahan Paninggilan, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

43 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

47 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

49 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

59 hari lalu

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

29 Februari 2024

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

8 Februari 2024

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Lansia Predator Anak di Tangerang, Cabuli 3 Anak Di Bawah Umur

31 Januari 2024

Polisi Tangkap Lansia Predator Anak di Tangerang, Cabuli 3 Anak Di Bawah Umur

Kakek lansia berusia 60 tahun melakukan pencabulan kepada tiga bocah di kontrakannya, Cipadu, Kota Tangerang

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

24 Januari 2024

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.

Baca Selengkapnya