Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tiba di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta, 29 Juli 2015. Ahok diperiksa sebagai kasus dalam kasus dugaan korupsi pengadaan uninterruptible power supply (UPS). TEMPO/Iqbal Ichsan
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menegur Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi soal pengangkatan pejabat yang sudah didemosi atau turun jabatan. Namun, menurut Anas, tak ada satu pun pejabat yang dia angkat pernah didemosi.
"Itu salah paham saja. Ya biasa, kalau orang sudah nyaman lalu saya mutasi, pasti enggak terima dan lapor aneh-aneh," katanya saat dihubungi Tempo, Jumat, 14 Agustus 2015.
Anas mengaku sudah menyeleksi pegawai dengan cermat. Selain itu, ucap dia, mutasi dilakukan untuk penyegaran. "Enggak benar itu. Semua sudah diseleksi dengan baik, siapa menduduki posisi apa dan di mana," ujarnya.
Sebelumnya, saat pelantikan Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi, Kamis, 13 Agustus 2015, Ahok mengaku heran dengan kebijakan Anas. Sebab, menurut Ahok, ada beberapa nama yang sudah didemosi tapi malah diberi kebijakan kenaikan jabatan. Padahal, tutur dia, nama-nama itu tak memperlihatkan perbaikan kinerja.
Ahok menyatakan memberikan kesempatan kepada pejabat eselon II untuk memilih serta melantik anak-anak buahnya. Supaya para pejabat eselon II dapat memonitor dan melantik pejabat yang dinilai bekerja baik dan memecat pejabat yang dinilai tidak bekerja maksimal.
Menurut Ahok, saat ini dia sedang mengumpulkan data pejabat yang didemosi tapi diangkat kembali. Ia mengatakan, dari 30 pejabat yang didemosi beberapa waktu lalu, 20 pejabat di antaranya tidak pernah masuk kerja lagi. Ia berharap kejadian ini tak terulang.