Saksi Kunci: Putri Dibawa Dua Lelaki Naik Sepeda Motor
Editor
Gendur Sudarsono
Rabu, 7 Oktober 2015 07:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Kepolisian Republik Indonesia berupaya meminta keterangan dari teman-teman sekolah Putri Nur Fauziah, korban pembunuhan sadis di Jakarta Barat, Jumat lalu. Sampai kemarin, polisi belum menetapkan tersangka pembunuh bocah berusia 9 tahun tersebut.
Untuk menggali informasi dari teman-teman sekolah Putri, polisi meminta bantuan Ketua Dewan Konsultatif Komisi Nasional Perlindungan Anak Seto Mulyadi serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia. “Selama beberapa hari ke depan, kami akan menggali informasi sebanyak-banyaknya dari teman kelas Putri,” kata Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Anton Charliyan, di Sekolah Dasar Negeri 05 Pagi Kalideres, Jakarta Barat, 6 Oktober 2015.
Putri hilang sejak Jumat siang lalu. Jasadnya kemudian ditemukan di dalam kardus pada malam hari di Kampung Belakang, Kamal, Jakarta Barat. Putri dinyatakan hilang karena tak kunjung pulang ke rumah dari sekolahnya di SDN 05 Pagi Kalideres. Jarak antara lokasi penemuan mayat Putri dan rumahnya sekitar lima kilometer.
Seto Mulyadi mengatakan teman-teman Putri cukup membantu untuk mengetahui profil gadis itu. Menurut dia, semua hal yang berkaitan dengan Putri akan ditelusuri, baik dari sisi teman, guru, maupun keluarga. “Teman-temannya cerdas dan kooperatif ketika ditanya tentang sosok Putri," katanya.
Baca juga:
G30S 1965: Ternyata Soeharto yang Tempatkan Letkol Untung di Istana
Minta Maaf ke Sukarno? Titiek:Kenapa Harus, Pak Harto Itu...
Salah satu rekan Putri, RA, 8 tahun, mengaku menyaksikan Putri dibawa oleh dua pemuda yang mengendarai sepeda motor matic berwarna merah. Pemuda itu, kata dia, mendekati Putri tanpa turun dari sepeda motornya. Mereka mengajak Putri agar ikut naik. "Ayo ikut sama Om. Om kenal baik sama ayahmu," tutur RA, menirukan ajakan pemuda itu.
Menurut RA, Putri sempat menolak ajakan tersebut. Namun pemuda itu kembali meyakinkan Putri bahwa ia mengenal keluarganya. Akhirnya, tanpa disuruh lagi, Putri langsung beranjak naik sepeda motor tersangka. "Setelah itu saya tidak melihat lagi," kata RA, yang tidak ingat tampang dan ciri-ciri pelaku.
Ayah Putri Nur Fauzia, Asep Saepuloh, mengatakan karakter anaknya tak mudah akrab dengan orang asing. Menurut dia, kecil kemungkinan Putri mau diajak oleh pria yang tak dikenal. "Dia jutek sama orang baru kenal. Jadi mana mungkin dia mau diboncengin orang yang enggak dikenal," ujar Asep, saat ditemui di rumahnya, 6 Oktober 2015.
Dalam kasus ini, polisi telah memeriksa beberapa saksi, dua di antaranya orang yang tinggal di lingkungan Putri. DNA keduanya juga telah diperiksa, tapi belum ada hasil dari pemeriksaan itu. Polisi juga telah membawa dua rekaman kamera closed-circuit television (CCTV) milik Sudjarwadi dan Pendi, yang diperkirakan merekam aksi pelaku saat membuang kardus yang berisi mayat Putri.
AVIT HIDAYAT| INDRI MAULIDAR| DINI PRAMITA
Baca juga:
G30S 1965: Terungkap, Kedekatan Soeharto dan Letkol Untung
G30S: Alasan Intel Amerika Incar Sukarno, Dukung Suharto