Pengemudi bajaj online menunjukan aplikasi bajajapp saat menghadiri peluncuran aplikasi BajaiApp di Waduk Pluit, Jakarta, 7 Oktober 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN
TEMPO.CO , Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkapkan alasan ongkos naik bajaj lebih mahal. Ahok, sapaan akrabnya, berharap aplikasi BajaiApp dapat membantu menurunkan ongkos bajaj.
Ahok berujar, harga sewa bajaj mahal karena pengemudi menetapkan ongkos dengan hitungan dua kali jalan. "Pengemudi bajaj sudah tahu sampai di ujung sana (tempat tujuan) enggak ada penumpang lagi. Dia langsung hitung kita bolak-balik, kan," kata Ahok di Balai Kota, Rabu, 7 Oktober 2015. Hitungan tersebut, menurut dia, berdasarkan konsumsi bahan bakar.
Setelah ada aplikasi online, kata Ahok, kemungkinan tarif setelah negosiasi lebih murah. Aplikasi dapat membantu pengemudi menemukan penumpang lainnya dengan mudah. "Kalau tahu ada penumpang, dia berani negosiasi lebih murah," ujarnya.
Ahok mengapresiasi peluncuran aplikasi bajaj biru berbahan bakar gas. Ia menilai, terobosan tersebut bagus dan perlu didukung. "Ini akan membuat abang-abang bajaj itu jadi untung. Enggak usah muter-muter, kiter-kiter, tinggal nunggu aja," kata Ahok.
Ahok tidak khawatir Jakarta dikepung oleh angkutan umum berbasis aplikasi. Terobosan tersebut, menurut dia, sejalan dengan konsep smart city yang diusung Jakarta. "Kami mau satukan semua ke dalam sistem smart city," katanya. Semakin banyak aplikasi online, kata Ahok, semakin banyak kemudahan bagi warga Jakarta.