Sekolah Montessori Bantah Kekerasan Siswa di Sekolah  

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Senin, 19 Oktober 2015 23:01 WIB

Ilustrasi kekerasan. Dok.TEMPO/Santirta M

TEMPO.CO, Tangerang - Wakil Kepala Sekolah Dasar Tunas Mulia Montessori Gading Serpong Kabupaten Tangerang, Junita Manurung, membantah adanya tindakan kekerasan antara siswa yang terjadi di sekolah tersebut. "Kasus kekerasan itu tak pernah ada dan tak pernah terjadi," ujarnya saat memberi keterangan, Senin, 19 Oktober 2015

Junita menegaskan, tuduhan kekerasan antarsiswa yang menyebabkan seorang siswa di sekolah itu hingga harus mendapatkan perawatan karena tindakan kekerasan salah satu siswa tidak pernah terjadi.

Menurut Junita, pihak sekolah telah melakukan rangkaian verifikasi untuk menemukan bukti tindakan kekerasan itu dari kamera CCTV sekolah hingga melakukan klarifikasi ke siswa M yang diduga melakukan kekerasan.

Berdasarkan pengakuan orangtua ASP, kata Junita, dugaan tindakan kekerasan itu terjadi pada 11 September 2015 saat kegiatan ekstrakurikuler Taekwondo. "Berdasarkan rekaman CCTV dalam kegiatan taekwondo siswa A masih terlihat aktif sementara siswa M tidak hadir dalam kegiatan tersebut," kata Junita.

ASP diduga mengalami penganiayaan teman kelasnya yang berinisi M saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di sekolah. Menurut pengakuan ASP, dia dipukuli bagian dada hingga ditendang kemaluanya. Siswa kelas I Sekolah Dasar Tunas Mulia Montessori Gading Serpong, Kabupaten Tangerang hingga kini masih mengalami trauma fisik dan psikis akibat penganiayaan yang dilakukan temannya di sekolah. "Sakit fisik, kemaluanya ditendang, sang anak tidak mau sekolah lagi," ujar pengacara korban, Jefri Santoso, Senin 19 Oktober 2015

ASP diduga mengalami penganiayaan teman kelasnya yang berinisi M saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di sekolah. Menurut pengakuan ASP, dia dipukuli bagian dada hingga ditendang kemaluanya."Korban mengalami luka serius di bagian kemaluan akibat tendangan M hingga harus operasi," katanya.

Jefri mengatakan kekerasan yang terjadi pada ASP terungkap saat orangtuanya curiga dengan perubahan drastis pada anaknya tersebut. Pada tanggal 18 September 2015, Yessi ibu korban mendengarkan keluhan anaknya yang tidak mau sekolah karena takut.

Saat itu, ASP mengalami demam tinggi hingga dilarikan kerumah sakit. "Sang anak mengalami demam, sakit pada kemaluan, tidak mau makan dan tidak mau sekolah," kata Jefri. Menurut pengakuan ASP, ia dianiaya oleh teman lain kelasnya bernama M.

JONIANSYAH HARDJONO

Berita terkait

Pelaku Kekerasan Anak Biasanya Punya Gangguan Mental

24 hari lalu

Pelaku Kekerasan Anak Biasanya Punya Gangguan Mental

Psikolog menyebut para pelaku kekerasan anak cenderung memiliki gangguan kesehatan mental dan biasanya orang terdekat.

Baca Selengkapnya

Komnas PA: Kasus Kekerasan Anak Meningkat 30 Persen Tahun ini, Terbanyak Terjadi di Keluarga dan Sekolah

29 Desember 2023

Komnas PA: Kasus Kekerasan Anak Meningkat 30 Persen Tahun ini, Terbanyak Terjadi di Keluarga dan Sekolah

Kasus kekerasan terhadap anak terbanyak tahun ini adalah kekerasan seksual

Baca Selengkapnya

Viral Kasus KDRT Dialami Dokter Qory, Begini Ancaman Hukuman Bagi Pelaku KDRT

18 November 2023

Viral Kasus KDRT Dialami Dokter Qory, Begini Ancaman Hukuman Bagi Pelaku KDRT

Belakangan ramai di media sosial kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dialami dokter Qory. Apa hukuman bagi pelaku KDRT?

Baca Selengkapnya

Deddy Mizwar dan Nenek Ariel Tatum Pemeran Film Arie Hanggara, Kisah Tragis Bocah 7 Tahun

10 November 2023

Deddy Mizwar dan Nenek Ariel Tatum Pemeran Film Arie Hanggara, Kisah Tragis Bocah 7 Tahun

Kematian anak berusia 7 tahun karena disiksa orang tuanya diangkat ke layar lebar. Film Arie Hanggara dibintangi Deddy Mizwar dan nenek Ariel Tatum.

Baca Selengkapnya

Dokter di Makassar Jadi Tersangka Usai Aniaya Balita, Berikut Pasal-Pasal Kekerasan Terhadap Anak

4 Agustus 2023

Dokter di Makassar Jadi Tersangka Usai Aniaya Balita, Berikut Pasal-Pasal Kekerasan Terhadap Anak

Seorang dokter di Makassar ditetapkan sebagai tersangka kasus penganiayaan terhadap anak. Pahami pasal-pasal kekerasan terhadap anak.

Baca Selengkapnya

Anak yang Ditelantarkan Ibu Kandung di Depok Dapat Pendampingan Psikologi dan Hukum

7 Februari 2023

Anak yang Ditelantarkan Ibu Kandung di Depok Dapat Pendampingan Psikologi dan Hukum

Pemerintah Kota Depok akan memberikan pendampingan psikologis dan hukum karena anak yang disiram air panas oleh ibunya sendiri itu trauma.

Baca Selengkapnya

Anak yang Ditelantarkan Ibu Kandung di Depok Alami Luka Bakar Grade 2

7 Februari 2023

Anak yang Ditelantarkan Ibu Kandung di Depok Alami Luka Bakar Grade 2

Peristiwa KDRT yang dialaminya itu diduga membuat korban, warga Cipayung Depok, trauma.

Baca Selengkapnya

Berikut Langkah Hukum yang Dapat Ditempuh saat Anak Menjadi Korban Bullying

20 November 2022

Berikut Langkah Hukum yang Dapat Ditempuh saat Anak Menjadi Korban Bullying

Saat anak menjadi korban bullying, orang tua dapat melaporkan pelaku ke Komnas HAM dan polisi dengan membawa bukti dari peristiwa tersebut.

Baca Selengkapnya

Kekerasan terhadap Anak Marak, Perhimpunan Perempuan: Seharusnya Aman dan Nyaman

8 Agustus 2022

Kekerasan terhadap Anak Marak, Perhimpunan Perempuan: Seharusnya Aman dan Nyaman

Perhimpunan Perempuan Lintas Profesi Indonesia (PPLIPI) mengedukasi warga DKI Jakarta untuk mencegah kekerasan terhadap anak dengan segala bentuknya.

Baca Selengkapnya

Tangerang dan Depok Raih Predikat Kota Layak Anak Kategori Nindya

24 Juli 2022

Tangerang dan Depok Raih Predikat Kota Layak Anak Kategori Nindya

Ada beberapa poin penting yang menyebabkan Kota Tangerang meraih predikat Kota Layak Anak 2022.

Baca Selengkapnya