TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sangat geram dengan perilaku warga Cileungsi yang memberikan waktu tertentu bagi truk sampah milik Pemerintah Provinsi DKI melintas dan membuang sampah Jakarta di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang. “Negara enggak boleh kalah dengan premanisme,” kata Ahok saat ditemui di Balai Kota, Kamis, 5 November 2015. “Saya suuzon ada mafia yang bermain.”

Ahok heran dengan pembatasan tersebut. Pasalnya, saat truk masih dipegang Godang Tua dan keluar-masuk Bantargebang, tidak ada masalah dan tidak ada keluhan apa-apa. (Lihat video Haruskah Sampah Jakarta Dikirim ke Bekasi)

“Saya mau tanya, pernah enggak dulu ketika saya biarkan mobil swasta Godang Tua Jaya yang kerja dipermasalahkan orang soal jam operasional? Enggak pernah,” ucapnya.

Ahok menuturkan, kini saat memakai truk milik Pemprov, warga mempermasalahkan. Warga Cileungsi, kata Ahok, hanya memperbolehkan satu truk milik Pemprov DKI sekali masuk untuk menaruh sampah. “Alasan mereka sih karena bau busuk,” ujarnya

Ihwal keluhan bau busuk dari warga dan pembatasan truk tersebut, Ahok mengaku heran. “Sekarang kalau kamu tahan saya satu-dua hari, apa sampah yang dikirim tidak jadi busuk enggak? Tidak jadi tambah bau busuk? Lalu kamu malah batasi waktu kendaraan, padahal kendaraan kami sedikit,” ucapnya

Kepada pihak-pihak yang dituding ‘bermain’, Ahok pun menuturkan sudah terbiasa menangani masalah seperti ini. “Saya sampaikan saja kepada siapa pun yang mempermainkan DKI Jakarta, saya sudah sangat tahan menghadapi kalian,” katanya.

BAGUS PRASETIYO