Ini Penyebab Mengapa Jakarta Selatan Jadi Langganan Banjir
Editor
Untung Widyanto koran
Selasa, 17 November 2015 10:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta Selatan menjadi salah satu wilayah yang perlu diwaspadai terjadi banjir saat musim hujan tiba. Sebab, hampir semua kecamatannya dilalui sungai-sungai besar dan beberapa daratan berupa cekungan.
Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Selatan Deddy Budiwidodo mengatakan setidaknya ada tiga aliran sungai besar yang melalui wilayahnya. "Termasuk Kali Ciliwung yang melewati tiga kecamatan di sini," katanya, Senin, 16 November 2015.
Kali besar yang mengular dari kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, dan bermuara di laut ini melalui setidaknya tiga kecamatan di Jakarta Selatan, yaitu Pancoran, Tebet, dan Pasar Minggu. "Makanya, seperti di Bukit Duri, Rawajati, dan Kebon Baru itu sering banjir," ujarnya.
Apalagi saat ini kondisi Kali Ciliwung tak ideal. Bantaran kali ini terokupasi permukiman penduduk selama puluhan tahun. "Kali pun mengalami pendangkalan," tutur Deddy.
Akibatnya, volume air yang dapat ditampung kali ini berkurang sehingga air limpas ke jalan dan permukiman penduduk. Tanggul yang sedang dibangun untuk menahan air pun belum selesai dikerjakan.
Selain Ciliwung, Kali Pesanggrahan juga mempengaruhi banjir di Jakarta Selatan. Seperti Ciliwung, bantaran kali ini terokupasi permukiman. "Normalisasi kali ini sedang dilakukan Balai Besar Ciliwung," ucap Deddy. Pembebasan tanah untuk normalisasi sedang dilakukan.
Jika curah hujan tinggi, air di kali ini akan meluap dan menggenangi permukiman di sekitarnya. "Yang terdampak aliran sungai ini adalah daerah Cipulir, Perdatam, Ulujami, dan Pesanggrahan," ujarnya.
Kali besar lainnya adalah Kali Krukut. Kali ini mengalir di antara Kecamatan Kebayoran Baru dan Mampang Prapatan. "Daerah di sini cenderung cekungan sehingga sering tergenang air," kata Deddy.
Kali ini pun sedang dalam proses normalisasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. "Sementara ini kami baru keruk sedalam 2 meter agar lebih mampu menampung air," tuturnya. Jika meluap, air kali ini akan menggenangi kawasan Pulo Raya, Kemang, dan Petogogan.
Untuk meminimalkan banjir, Deddy mengatakan pihaknya sudah memastikan 32 rumah pompa dapat berfungsi maksimal. "Kami sudah cek, dan semua dalam kondisi bagus," ucapnya.
Pompa akan otomatis bekerja menyedot air dan membuangnya ke aliran kali terdekat ketika muka air sudah tinggi. "Kalau sudah di atas rata-rata, pompa akan langsung menyedot," ucap Deddy.
Selain itu, pompa mobile pun disiapkan untuk menyedot air dari banjir bagi daerah yang belum terdapat pompa. "Misalnya di Pasar Cipulir itu, kan, tak ada pompa. Pompa mobile kami siagakan di sana," katanya.
Saat hujan pada Jumat malam pekan lalu, Suku Dinas mencatat ada beberapa wilayah yang tergenang dan banjir. Di antaranya di Rawajati, Bukit Duri, Kebon Baru, Pejaten Timur, Jalan Gatot Subroto, dekat Plaza Senayan, Kemang, dan Panglima Polim.
NINIS CHAIRUNNISA