Ini Dugaan Penyebab Kematian Ikan di Pantai Ancol  

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Selasa, 1 Desember 2015 12:30 WIB

Sejumlah petugas membersihkan bangkai ribuan ikan yang mati di Pantai Ancol, Jakarta, 30 November 2015. Tingginya tingkat pencemaran ekosistem di pantai akibat limbah industri diduga menjadi penyebab kematian ribuan ikan. TEMPO/Frannoto

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Ahli Perikanan, Hawis H. Madduppa, mengatakan ada beberapa skenario terkait dengan kematian ikan di dekat Pantai Ancol. "Yaitu hujan deras dan fenomena blooming algae," kata Hawis pada Tempo, Jakarta, Selasa, 1 Desember 2015.

Hujan deras belakangan ini diduga menjadi salah satu penyebab terjadinya kematian ikan di sepanjang jalur Pantai Ancol. Derasnya hujan yang melanda daerah-daerah hulu, seperti Bogor, memunculkan dugaan limpasan air dari sungai membawa polutan. Apalagi ada 13 sungai yang melintasi Jakarta dan bermuara di Laut Jawa.

Air laut yang dikabarkan berubah warna menjadi cokelat dikatakan Hawis adalah ciri-ciri saat limpasan sungai terbawa ke laut. "daerah-daerah estuari yang limpasan sungainya dari daratan biasanya berwarna cokelat," ujarnya.

Selain hujan, kemungkinan matinya ikan bisa saja disebabkan oleh fenomena blooming algae. Peristiwa ini bukan satu dua kali terjadi di Jakarta. Menurut Hawis, tahun lalu peristiwa ini juga sempat melanda Jakarta. Pada kondisi tersebut, populasi alga berkembang pesat. Populasi alga ini kemudian memanfaatkan oksigen sehingga biota lain kekurangan oksigen.

Namun Hawis mengatakan ini hanyalah analisisnya. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penyebab sebenarnya dari matinya jutaan ikan di perairan Ancol.

Pada Senin dinihari, petugas menemukan ikan mati di sepanjang Pantai Ancol mulai jimbaran. Jenis ikan mati yang telah membusuk itu, antara lain bandeng, ketang-ketang, belanak, dan kakap. Hingga kini masih belum dipastikan apa penyebab matinya ikan ini.




MAWARDAH NUR HANIFIYANI

Berita terkait

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

8 hari lalu

Profesor Riset Termuda BRIN Dikukuhkan, Angkat Isu Sampah Indonesia yang Cemari Laut Afrika

Reza dikukuhkan sebagai profesor riset berkat penelitian yang dilakukannya pada aspek urgensi pengelolaan plastik.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

14 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

43 hari lalu

Taman Nasional Karimunjawa Rusak karena Limbah Tambak Udang, KLHK Tetapkan Empat Tersangka

KLHK menetapkan empat orang tersangka perusakan lingkungan Taman Nasional Karimunjawa pada Rabu, 20 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

27 November 2023

Busa Penuhi Aliran Kali Baru di Depok, Tebalnya Sampai Tutupi 5 Rumah

Busa sampai menutup lima rumah dan menjebak pemancing. Dulu sekali, peristiwa serupa pernah terjadi di Kali Baru Depok.

Baca Selengkapnya

Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

7 Oktober 2023

Kabut Asap Selimuti Singapura, Titik Api di Sumatera Naik

Kualitas udara Singapura turun ke kisaran tidak sehat pada Sabtu, seiring meningkatnya kebakaran hutan di Indonesia, yang membawa kabut asap ke sana.

Baca Selengkapnya

DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

5 Oktober 2023

DLH DKI Kembali Beri Sanksi Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit di Jakut Karena Cerobong Tak Sesuai Baku Mutu

DLH DKI kembali memberikan sanksi kepada sebuah perusahaan pengolahan kepala sawit karena cerobongnya tak memenuhi baku mutu.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

5 Oktober 2023

Pencemaran Air Kian Mengkhawatirkan, Walhi Dorong Pemprov DKI Intervensi Produk Deterjen

Walhi mendorong Pemprov DKI untuk mengintervensi produksi deterjen agar tidak semakin menambah pencemaran yang kian mengkhawatirkan.

Baca Selengkapnya

Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

5 Oktober 2023

Tak Ada IPAL, Limbah Deterjen dan Sabun dari Rumah Tangga di DKI Mengalir Langsung ke Sungai

Seharusnya limbah seperti sabun dan deterjen dari rumah tangga diolah dahulu di IPAL baru dialirkan ke sungai. Penebab air baku dibawah standar.

Baca Selengkapnya

Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

3 Oktober 2023

Dinas Lingkungan Hidup Pastikan Pencemaran di Kanal Banjir Barat, Air Baku untuk IPA Hutan Kota

IPA Hutan Kota ingin tetap memproduksi air bersih meski ada pencemaran di sumber air bakunya itu.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Segel 4 Perusahaan yang Terindikasi Sumbang Pencemaran

19 September 2023

Polusi Udara Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Segel 4 Perusahaan yang Terindikasi Sumbang Pencemaran

Kalau perusahan tetap lanjutkan kegiatan yang terindikasi menyumbang polusi udara, DLH DKI akan proses hukum ke Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya