TEMPO Interaktif, Jakarta: Operator taksi Blue Bird memastikan tidak akan menurunkan tarif, seperti dilakukan enam operator lain. “Dengan tarif baru, kami yakin perusahaan masih bisa hidup,” ujar Vice President Operasi Blue Bird Group, Ateng Aryono yang ditemui di kantornya, siang ini.Tarif baru yang dimaksud: buka pintu Rp 5.000, per kilometer Rp 2.500 dan tunggu Rp 25 ribu per jam. Tarif ini tidak sama dengan yang diterapkan operator taksi dari luar Jakarta yang masuk ke sini. Akibat persaingan ini, enam operator di Jakarta: Express, Putra, Kosti Jaya, Golden, KPI, dan Tifanni kembali menggunakan tarif lama.Menurut Ateng, hitungan tarif baru itu sebenarnya paling memungkinkan. Sebab dengan tarif lama, perusahaannya justru susah hidup. Alasannya, tarif lama tidak masuk skala ekonomis setelah adanya kenaikan harga bahan bakar minyak.Karena itu, dia merasa perusahaan tidak perlu bersaing dengan operator yang menggunakan tarif lama. Dia berpandangan, yang penting dipertahankan oleh perusahaan adalah kualitas layanan. Ateng menilai,operator yang kembali ke tarif lama tidak melihat hitung-hitungan biaya. Antara ongkos operasional, katanya, mesti diimbangi dengan pendapatan. “Mereka hanya berusaha untuk memperluas pasar dan merebut pasar yang sudah ada,” ujarnya.Bahkan Ateng mengkhawatirkan, jika tarif dikembalikan ke yang lama, akan mempengaruhi kualitas layanan. Misalnya, kondisi kendaraan yang tidak prima.HARUN MAHBUB