Banjir Kemang, Jakarta Butuh 75 Ribu Resapan Air  

Reporter

Minggu, 28 Agustus 2016 18:05 WIB

Sejumlah pengendara mengalami mogok ketika terjebak banjir di kawasan Kemang, Jakarta, 28 November 2014. TEMPO/M IQBAL ICHSAN

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah pengamat tata air berharap agar pemerintah DKI Jakarta fokus untuk membenahi pengelolahan daerah aliran sungai (DAS) agar insiden banjir tidak lagi terjadi. "Bicara hujan itu sama, jumlah airnya tak pernah berubah antara 600 mililiter hingga 800 mililiter untuk setiap musim," kata dosen hidrologi DAS Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Nana Mulyana Ariefjaya, kepada Tempo pada Ahad, 28 Agustus 2016.

Nana mengatakan banjir yang merendam Kemang kemarin, disebabkan hilangnya daerah resapan air. Praktis, air yang mengalir dari hulu Sungai Krukut melaju tanpa hambatan ke daerah hilir. Air menggerojok tak tertahan dan kemudian merendam daerah Jakarta Selatan karena sempitnya sungai.

Jika hal ini terus dibiarkan, akan menjadi ancaman bagi Jakarta. Artinya, banjir akan terus terjadi sepanjang pemerintah tak memperbaiki DAS di Jakarta. Karena idealnya, Jakarta harus memperbanyak resapan air.

Nana pernah mengadakan penelitian resapan air pada 2009 di Jakarta Selatan. Dia uji coba dengan membuat resapan air di kawasan Petogogan, Jakarta Selatan. Hasilnya, untuk mengendalikan debit air hujan, diperlukan satu resapan air untuk setiap lahan permukiman 200 meter persegi.

Kata dia, jika dihitung di seluruh Jakarta, dibutuhkan setidaknya 75 ribu resapan air untuk disebar ke semua wilayah. Dia memperkirakan setiap resapan air yang dibuat dapat menghambat setidaknya 70 persen air hujan masuk ke tanah. Sehingga air tidak seluruhnya turun ke hilir dan menyebabkan banjir.

Nana menjelaskan pihaknya tak memerlukan lahan luas untuk membangun resapan air. Masyarakat hanya memerlukan anggaran Rp 3 juta untuk menerapkan teknologi resapan itu. Nantinya resapan air bisa ditempatkan di masing-masing rumah warga, trotoar, taman, dan berbagai tempat publik lainnya.

Kebijakan ini pernah ia uji coba pada 2009 bersama Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan. Sayangnya penelitian itu terhenti karena pemerintah berganti gubernur. "Memang dibutuhkan keberpihakan pemerintah untuk menerapkan sistem ini," ujarnya.

Pengamat tata kota, Yayat Supriyatna, sepakat penyebab banjir di Kemang kemarin akibat dari menyempitnya saluran air di Jakarta. Dia menduga ada pelanggaran tata ruang yang dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta. Karena kawasan hunian berubah fungsi menjadi area komersial dan area resapan air dijadikan apartemen hingga mal.

Menurut dia, banjir tersebut masih terbilang kecil dibanding dengan dampak kerusakan tata ruang Jakarta Selatan. Diperkirakan bakal ada lagi banjir susulan yang merendam Jakarta. Ini menepis pernyataan Basuki bahwa Jakarta telah terbebas dari banjir. "Desember itu mulai puncak hujan, banjir Jakarta bakal jadi komoditas politik tuh," katanya.

Justru, kata dia, puncak musim hujan di Jakarta akan terjadi mulai dari Desember hingga Februari. Tentunya intensitas curah hujan akan lebih tinggi dibanding sebelumnya. Jika tak segera diatasi, masyarakat akan mempertanyakan kinerja Ahok terkait dengan upaya mengatasi banjir di Jakarta.

AVIT HIDAYAT

Berita terkait

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

26 hari lalu

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

33 hari lalu

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

35 hari lalu

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

45 hari lalu

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.

Baca Selengkapnya

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

55 hari lalu

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

58 hari lalu

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.

Baca Selengkapnya

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

59 hari lalu

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

59 hari lalu

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.

Baca Selengkapnya

Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

1 Maret 2024

Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

Simak berita populer di kanal Metro, mulai dari banjir di Jakarta hingga upaya pembebasan pilot Susi Air di Papua

Baca Selengkapnya

Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

29 Februari 2024

Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

Dinas Gulkarmat DKI masih mencari RA, 13 tahun, yang tenggelam saat berenang di Kali Sunter, Pulogadung ketika hujan turun

Baca Selengkapnya