Sembilan Kabupaten di NTT Krisis Pangan Serius

Reporter

Editor

Sabtu, 5 Agustus 2006 20:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Krisis pangan secara serius mulai mengancam sedikitnya 24.836 kepala keluarga yang tersebar di sembilan kabupaten yang ada di Nusa Tenggara Timur. Stok pangan warga hasil panen tahun ini yang hanya mencukupi untuk empat bulan terhitung April-Juli membuat sebagian warga mulai mengkonsumsi bahan makanan lokal seperti putak yang diolah dari batang pohon gewang, atau mengkonsumsi biji pohon bakau, umbi-umbian dan hasil hutan lainnya. Kondisi paling serius terjadi di tiga kabupaten yakni Kabupaten Belu dimana lebih dari 5.563 kepala keluarga beresiko tinggi mengalami ancaman rawan pangan, disusul Kabupaten Sikka 6.680 kepala keluarga dan kabupaten Lembata sebanyak 5.752 kepala keluarga. Sedangkan sisanya 6.847 kepala keluarga tersebar di lima kabupaten lainnya masing-masing Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Ende, Ngada, Manggarai dan Manggarai barat. Kepala Badan Bimbingan Masyarakat dan Ketahanan Pangan NTT, Petrus Langoday, yang dihubungi di Kupang, Sabtu (5/8) mengakui, menipisnya stok pangan padi dan jagung, membuat warga mulai beralih mengkonsumsi berbagai jenis pangan lokal non beras. "Bila satu keluarga terdiri dari lima anggota keluarga dan masing-masing mengkonsumsi 400 gram beras setiap hari maka total bantuan beras yang dibutuhkan untuk intervensi delapan bulan ke depan pangan sebanyak 12.000 ton lebih," kata Langoday. Selain 24.836 kepala keluarga yang beresiko tinggi mengalami rawan pangan, terdapat pula 37.736 kepala keluarga yang saat ini tercatat beresiko sedang mengalami rawan pangan namun belum tergolong serius karena stok pangan mereka masih bertahan sampai bulan Oktober mendatang. "Bagi mereka yang beresiko sedang, pemerintah telah mengalokasikan beras sebanyak 9.000 ton lebih," lanjutnya. Beberapa langkah yang dilakukan pemerintah guna mengantisipasi terjadinya kelaparan yakni melibatkan masyarakat dalam berbagai proyek padat karya, bantuan langsung tunai dana kompensasi BBM senilai Rp100 ribu per bulan, dan bantuan beras untuk rakyat miskin. Terjadinya masalah rawan pangan ini, disebabkan oleh berbagai faktor seperti bencana alam, tanah longsor dan rendahnya curah hujan. "Ada daerah tertentu seperti di Kabupaten Sikka, yang mengalami rawan pangan karena kelebihan curah hujan yang berakibat pada menurunnya produksi tanaman vanili,” kata Langoday. jems de fortuna

Berita terkait

Krisis Ekonomi Asia 1997 Berpotensi Terulang, Ini Kata McKinsey

26 Agustus 2019

Krisis Ekonomi Asia 1997 Berpotensi Terulang, Ini Kata McKinsey

McKinsey memperingatkan negara-negara Asia Pasifik agar mewaspadai terulangnya krisis ekonomi yang pernah terjadi pada 1997 silam.

Baca Selengkapnya

Darmin Sebut Idul Adha Kali Ini Berbeda Karena Gejolak Ekonomi

22 Agustus 2018

Darmin Sebut Idul Adha Kali Ini Berbeda Karena Gejolak Ekonomi

Menko Darmin mengatakan gejolak ekonomi dunia membuat perayaan Idul Adha tahun ini berbeda.

Baca Selengkapnya

George Soros Ingatkan Ancaman Krisis Ekonomi Global

31 Mei 2018

George Soros Ingatkan Ancaman Krisis Ekonomi Global

George Soros mengingatkan, gejolak di Uni Eropa bisa memicu krisis ekonomi global.

Baca Selengkapnya

20 Tahun Reformasi: Ekonomi Limbung Diguncang Krisis

14 Mei 2018

20 Tahun Reformasi: Ekonomi Limbung Diguncang Krisis

Anjloknya kurs rupiah menyeret Indonesia dalam pusaran krisis ekonomi. Bagaimana kini setelah 20 tahun reformasi?

Baca Selengkapnya

Krisis Ekonomi 10 Tahunan, Ini Kata Menteri Luhut Pandjaitan

8 Januari 2018

Krisis Ekonomi 10 Tahunan, Ini Kata Menteri Luhut Pandjaitan

Menteri Luhut menilai krisis ekonomi siklus sepuluh tahunan, yang pernah menerpa Indonesia pada 1998 dan 2008, tidak akan kembali terjadi.

Baca Selengkapnya

Indonesia Krisis Ekonomi 2018? Ekonom Bank Dunia Ini Tak Percaya

14 Desember 2017

Indonesia Krisis Ekonomi 2018? Ekonom Bank Dunia Ini Tak Percaya

Ekonom Bank Dunia, Frederico Gil Sander, menilai ekonomi Indonesia sudah jauh membaik dibanding saat krisis pada 1998 dan 2008.

Baca Selengkapnya

Krisis 10 Tahunan? Bambang Brodjonegoro: Tak Ada Siklus-siklusan

13 Desember 2017

Krisis 10 Tahunan? Bambang Brodjonegoro: Tak Ada Siklus-siklusan

Kekhawatiran akan terjadi krisis ekonomi 2018 karena adanya siklus 10 tahunan dibantah Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri: Desember Krisis Ekonomi Kecil, Jangan Ugal-Ugalan

10 November 2017

Faisal Basri: Desember Krisis Ekonomi Kecil, Jangan Ugal-Ugalan

Ekonomi UI Faisal Basri memperkirakan pada Desember 2017 akan terjadi krisis ekonomi kecil."Tidak bisa serba ugal-ugalan," katanya.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Prediksi Krisis Ekonomi Kecil pada November, jika...

12 Oktober 2017

Faisal Basri Prediksi Krisis Ekonomi Kecil pada November, jika...

Faisal Basri memprediksi akan terjadi krisis ekonomi kecil jika Presiden Jokowi tidak memotong belanja infrastruktur karena pajak menurun.

Baca Selengkapnya

KSSK Siapkan Tiga Aturan Cegah dan Tangani Krisis Keuangan  

23 Februari 2017

KSSK Siapkan Tiga Aturan Cegah dan Tangani Krisis Keuangan  

Aturan organisasi dan tata kerja sekretariat KSSK sudah rampung.

Baca Selengkapnya