YLKI Kecam Kenaikan Tarif Air Minum dan Angkutan Kota

Reporter

Editor

Rabu, 6 Agustus 2003 14:59 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengecam keputusan DPRD yang menyetujui usul kenaikan tarif air minum dan tarif angkutan buskota yang ditetapkan pemerintah provinsi DKI Jakarta. Sejak awal pembahasan kami menyatakan tidak setuju kenaikan itu, ungkap Retno Widyastari, anggota Badan Pengurus Harian (BPH) YLKI, kepada Tempo News Room, di sekretariat YLKI, Duren Tiga, Jakarta, Selasa (1/3) siang. Menurut Retno, pihaknya telah melakukan jajak pendapat terhadap 884 responden penduduk Jakarta, pada 27-30 Maret 2003 lalu, yang hasilnya menyatakan 94 persen tidak menyetujui kenaikan tarif angkutan bus. Sementara sisanya, menyatakan setuju tarif dinaikkan dengan kisaran 100 rupiah saja. Tapi, Pendapat YLKI tidak pernah didengar dan diakomodir, katanya. Retno juga menggugat kebijakan yang dikeluarkan Pemprov DKI ini juga tidak melalui cara-cara yang fair. Dalam pandangannya, kebijakan kenaikan tarif angkutan biskota ini tidak disosialisaikan dengan baik. Seharusnya, pihak Pemprov dan DPRD DKI menlakukan konsultasi dengan publik terlebih dahulu sehingga masyarakat mempunyai kesempatan menilai kebijakan yang akan diambil dan menyatakan sikapnya. Ini kan tidak (dilakukan). Baru seminggu dibahas, sudah keluar keputusannya, katanya. Selama ini, pihak YLKI selalu menuntut dibuatnya Surat Keputusan (SK) gubernur yang mengatur soal Standar Pelayanan Minimum yang harus dipenuhi oleh penyedia jasa angkutan. Mulai dari standar keselamatan yang mencakup usia bus, jumlah maksimal penumpang yang dapat diangkut, uji kelayakan mesin dan sebagainya. Dan ini harus disertai dengan penalti. Misalnya, kalau ada yang melanggar, tidak boleh naik tarif selama dua tahun, usulnya. Tetapi, usul ini tidak pernah diakomodir pemda dan DPRD. YLKI, menurut Reno, menyatakan ketidaksetujuannya atas kenaikan tarif PAM karena melihat tidak adanya jaminan perbaikan struktur operasional dan pelayanan akibat kenaikan tarif. Seharusnya, kata dia, dilakukan perbaikan layanan operasional terlebih dahulu, barulah diberikan imbalan berupa kenaikan tarif. Tetapi yang terjadi justru sebaliknya, ujarnya. Untuk menyikapi kenaikan tarif ini, pihak YLKI, kata Rino, akan menggelar bulan pengaduan pasca kenaikan sebagai upaya memantau apakah memang terdapat perbaikan pelayanan dari kedua perusahaan penyedia air minum tersebut. Ini dlakukan selama dua bulan, kata dia. (Amal IhsanTNR)

Berita terkait

Konsep Dana Pensiun dalam P2SK Rugikan Kaum Buruh

36 detik lalu

Konsep Dana Pensiun dalam P2SK Rugikan Kaum Buruh

Koordinator Advokasi BPJS Watch, Timboel Siregar menilai, UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), merugikan kaum buruh.

Baca Selengkapnya

Akan Tampil di Hammersonic 2024, Berikut Profil Band Metal Suicide Silence

8 menit lalu

Akan Tampil di Hammersonic 2024, Berikut Profil Band Metal Suicide Silence

Lewat dedikasi, ketekunan, dan semangat yang menyala, band metal Suicide Silence menginspirasi jutaan penggemarnya. Bakal tampil di Hammersonic 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

11 menit lalu

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

Presiden Jokowi menyoroti pergantian posisi Perdana Menteri Singapura, dari Lee Hsien Loong ke Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

16 menit lalu

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

Peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara bersama Nanyang Technological University (NTU).

Baca Selengkapnya

Gugat Hasil Pemilu ke MK, Caleg PAN Soroti Oligarki Partainya

23 menit lalu

Gugat Hasil Pemilu ke MK, Caleg PAN Soroti Oligarki Partainya

Caleg petahana DPR RI dari PAN, Sungkono, menyoroti oligarki dalam tubuh partainya lewat permohonan sengketa pileg.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

31 menit lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Profil Arkhan Fikri, Pemain Muda Asal Sumatera Utara yang Perkuat Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

33 menit lalu

Profil Arkhan Fikri, Pemain Muda Asal Sumatera Utara yang Perkuat Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Arkhan Fikri sempat jadi sorotan warganet setelah gagal mencetak gol saat adu penalti timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

40 menit lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

42 menit lalu

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam, meninjau langsung jalan Desa Srikaton menuju ke Jalan Perambahan, pada Minggu, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

43 menit lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya