Pembangunan proyek Simpang Susun Semanggi di Jakarta, 25 April 2017. ANTARA/Widodo S. Jusuf
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menilai proyek pembangunan Simpang Susun Semanggi telah melebihi target pekerjaan. "Sesuai target, melebihi target ini. Dulu kan (soft launching) Agustus, dia (PT Wijaya Karya) bisa maju satu bulan (Juli) katanya," kata Ahok di Balai Kota DKI, Rabu, 26 April 2017.
Ahok mengaku bangga dengan hasil kerja PT WIKA lantaran pembangunan Simpang Susun Semanggi lebih murah dan cepat. Menurut Ahok, ini pertama kalinya dalam dunia sipil Indonesia, ada jembatan yang memiliki bentang sepanjang 80 meter. Pembangunan jembatan lingkar Semanggi menggunakan metode sistem prestige erection segmen box girder.
Kepala Dinas Bina Marga DKI Yusmada Faisal mengatakan progres pembangunan jembatan lingkar itu kini mencapai 75 persen. Seluruh bentang struktur ramp dua baru Simpang Susun Semanggi telah tersambung pada Rabu dinihari tadi.
Selanjutnya, Yusmada menjelaskan, pekerjaan-pekerjaan finishing lainnya segera dikebut. Di antaranya, penyelesaian on/off ramp kedua jalan layang, penyelesaian barrier tepi (paravet). Selain itu, pelapisan hotmix dilengkapi marka atau rambu, pencahayaan bangunan jembatan, dan pengembalian kondisi jalan atau taman eksisting.
"Kami menargetkan pertengahan Juli, simpang susun ini dapat diujicoba open traffic," kata Yusmada.
Pembangunan yang memakan biaya sebesar Rp 360 miliar ini mulai dilakukan sejak April 2016. Pembangunannya direncanakan berlangsung 540 hari kerja dengan waktu perencanaan 60 hari kalender dan waktu pelaksanaan 480 hari kalender. Selain itu, ada masa pemeliharaan 365 hari.
Anggaran proyek ini berasal dari nilai kompensasi pengembang PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company.
Jalan layang tersebut terdiri atas dua ruas. Satu ruas untuk kendaraan dari arah Cawang menuju ke Bundaran Hotel Indonesia, dan satu ruas lagi untuk kendaraan dari arah Slipi menuju Blok M.