TEMPO Interaktif, Jakarta:Sobron Aidit, adik tokoh PKI DN Aidit, meninggal di Paris, Prancis pada Sabtu (10/2) pukul 09.00 pagi waktu setempat atau pukul 15.00 waktu Indonesia. Pria 72 tahun itu meninggal di Rumah Sakit Pitie-Salpetriere, Paris, Perancis setelah dirawat sejak Kamis lalu karena terserang stroke.Menurut Wanita Tekun Pertiwi, anak kedua Sobron Aidit, ayahnya jatuh di kerata bawah tanah Metro pada Kamis (8/2) pagi. “Ayah mau ke warnet seperti biasa untuk membaca dan membalas surat,” kata Nita, panggilan akrabnya di Paris melalui telepon. Kebiasaan ke warnet ini dilakukan sebelum mengurus Restoran Indonesia miliknya. Selama dirawat di rumah sakit, Sobron masih bisa berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. “Ayah masih bisa menjawab pertanyaan dokter,” katanya. Menurut dokter yang memindai otak Sobron, kata Nita, darah tidak bisa mengalir ke otak. Obat yang diberikan dokter tidak berfungsi sesuai harapan.Sampai Sabtu malam ini, jenazah pria kelahiran Belitung, Sumatera Selatan, 2 Juni 1934 ini masih disemayamkan di ruang jenazah rumah sakit. Atas permintaan almarhum, jenazah akan dikremasi di Paris. Abu hasil kremasi akan ditabur di dua tempat yakni Beijing, Cina tempat isterinya dimakamkan dan di Belitung tempat pemakaman keluarga. “Tapi, harinya belum dipastikan,” katanya. Sobron merantau ke Cina atas perintah Presiden Soekarno untuk mengajar sastra Indonesia di Universitas Peking pada 1963. Dia tidak bisa kembali ke Indonesia setelah tragedi G30S/PKI karena dicap tidak bersih lingkungan. Sebab kakak Sobron, DN Aidit, menjabat sebagai Ketua Central Committe PKI.Sobron menetap di Paris sampai akhirnya mendapat kewarganegaraan Prancis. Di Paris dia membuka Restoran Indonesia yang beroperasi sampai sekarang. “Anda telepon saya saja kalau ke Paris,” kata Sobron kepada Tempo pada akhir September lalu. Sobron yang hobi menulis cerpen, puisi, dan novel sempat menerbitkan novel Cerita dari Tanah Pengasingan pada 1999.Tahun lalu, Sobron berlibur ke Bali bersama Laura, salah cucunya. Saat berada di Bali, Laura sempat mengungkapkan keinginan menetap di Indonesia. “Saya cocok dengan udara Indonesia,” kata Laura kepada Sobron. Yophiandi | Arif Firmansyah