TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Hariadi Nasution, penggagas komunitas underground Satu Jari, membantah bahwa Bahrun Naim merupakan penggagas komunitas tersebut. Ia mengaku tidak mengenal Bahrun Naim.
"Saya satu-satunya penggagas Satu Jari," katanya saat dihubungi pada Sabtu, 16 Januari 2016. Hariadi mengatakan komunitas tersebut dibentuk pada 2010 atas idenya sendiri.
Menurut Hariadi, salam satu jari dibuat untuk melawan Satanisme yang tersirat dari salam metal. "Untuk muslim, salam satu jari melambangkan tauhid. Di luar muslim, melambangkan sila pertama Pancasila," ujarnya.
Dalam berita Tempo sebelumnya disebutkan bahwa Bahrun Naim merupakan penggagas komunitas tersebut. Keterangan ini disampaikan Kurnia Widodo, bekas narapidana kasus kepemilikan senjata. Ia mengaku pernah satu sel dengan Bahrun Naim.
Kurnia mengatakan Bahrun pernah dijenguk oleh orang-orang berpenampilan mirip anak punk. Bahkan, kata Kurnia, saat itu kelompok itulah yang menjadi penjenguk pertama Bahrun.
Bahrun Naim merupakan orang yang diduga sebagai dalang teror ledakan dan baku tembak di kawasan Thamrin, Jakarta, pada Kamis, 14 Januari 2016. Ledakan terjadi di tiga titik, yaitu di depan Starbucks Coffee dan Burger King di gedung Cakrawala, serta Pos Polisi Sarinah.
Lima orang yang diduga pelaku tewas akibat bom. Sedangkan dua pelaku yang masih hidup sempat terlibat baku tembak dengan polisi. Keduanya kemudian dibekuk.
Akibat teror tersebut, sebanyak 34 orang luka. Adapun seorang warga negara Kanada meninggal.
VINDRY FLORENTIN