Petugas melakukan pemeriksaan pasien suspect penyakit Difteri yang baru masuk, di Ruang Isolasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, Banten, 7 Desember 2017. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
TEMPO.CO, Tangerang - Total penderita difteri di Kabupaten Tangerang selama Desember 2017 hingga awal Januari 2018 berjumlah 73 orang. Empat di antaranya meninggal. “Awal Desember 2017 penderita difteri hanya 26 orang, kemudian bertambah 47 orang,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Desiriana Dinardianti kepada Tempo, Ahad, 7 Januari 2018.
Menurut Desiriana, penyakit menular ini telah meluas ke kecamatan lain yang sebelumnya tidak ditemukan kasus difteri. Penderita-penderita baru itu muncul di sejumlah wilayah yang memang belum melaksanakan Outbreak Response Imunization (ORI) difteri. “Untuk daerah yang sudah ORI, alhamdulillah tidak ada penambahan kasus," katanya.
Sebelumnya, wabah difteri di Kabupaten Tangerang hanya ditemukan di sembilan desa di delapan kecamatan, yaitu Kosambi, Teluk Naga, Kresek, Rajeg, Curug, Kelapa Dua, Balaraja, dan Cisoka. Penyakit ini merebak sejak April 2017.
Untuk mengantisipasi penyebaran difteri, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menetapkan kejadian luar biasa (KLB) pada 31 Oktober 2017. Saat itu jumlah penderita 12 orang dengan empat di antaranya meninggal.
Pada awal Desember, jumlah kasus di Kabupaten Tangerang bertambah menjadi 23 kasus dengan sebaran sembilan desa di enam kecamatan. Memasuki pekan kedua Desember, jumlah kasus di wilayah ini bertambah menjadi 26 kasus, yang tersebar di delapan kecamatan.
Untuk menanggulangi penyakit ini, pemerintah tengah melakukan vaksinisasi difteri atau ORI. Tahap pertama digelar pada 11 Desember 2017-10 Januari 2018. Selanjutnya akan dilakukan ORI tahap 2 dan 3.