Modus Pungli terhadap Nelayan di Teluk Jakarta oleh Polisi Air

Reporter

Avit Hidayat

Senin, 15 Januari 2018 14:21 WIB

Deretan perahu tangkap ikan bersandar di pelabuhan Muara Baru, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah nelayan dan pengusaha kapal penangkapan ikan di Pelabuhan Muara Baru dan Muara Angke, Jakarta Utara, mengeluhkan pungutan liar atau pungli yang diduga dilakukan aparat Direktorat Kepolisian Air Kepolisian Daerah Metro Jaya di pesisir Teluk Jakarta. Mereka mengaku dipalak Rp 50 ribu hingga Rp 5 juta ketika kapalnya keluar-masuk pelabuhan.

Koran Tempo terbitan Senin, 15 Januari 2018, menuliskan praktik pungli yang telah berlangsung bertahun-tahun. Fadly, pemilik kapal pengangkut ikan di Muara Angke, mengaku dimintai uang Rp 5 juta pada akhir tahun lalu.

Baca juga: Satgas Anti-pungli Dibentuk, Polisi-Jaksa Jadi Ujung Tombak

Kapal Fadly ditangkap polisi ketika mengangkut ikan dari Palembang menuju Muara Angke. "Saya ditangkap di perairan Pulau Bidadari," katanya kepada Tempo, Sabtu, 13 Januari 2018.

Lelaki 35 tahun ini bercerita, kapal miliknya memang tak memiliki kelengkapan surat-surat berlayar. Kesalahan itu, kata Fadly, dijadikan alasan oleh petugas di Pos Polisi Air Pantai Mutiara Polda Metro Jaya untuk meminta uang “tebusan” sebesar Rp 5 juta.

Advertising
Advertising

Si polisi mengancam kapal seberat 100 gross ton milik Fadly dan muatan ikannya bakal dilelang jika tak ditebus.

Dua hari lalu, Tempo mendapati pungutan liar masih terjadi di dekat dermaga Pelabuhan Muara Angke. Modusnya, polisi memburu nelayan perairan dalam, nelayan laut lepas, dan nelayan lepas pantai yang hendak berangkat berlayar. Polisi dari Pos Pantai Mutiara itu mengejar kapal nelayan menggunakan kapal cepat (speed boat).

Di tengah laut, polisi mengecek dokumen kapal. Jika dokumen berlayar lengkap, polisi hanya meminta “jatah” dari Rp 50 ribu sampai Rp 100 ribu. Terkadang mereka juga menawarkan jasa “pengawalan” dengan harga Rp 500 ribu dari pelabuhan ke perairan Pulau Bidadari.

Jika kapal nelayan tak memiliki dokumen lengkap, aparat bisa memeras mereka hingga jutaan rupiah. "Itu sudah terjadi bertahun-tahun," kata Edi, 55 tahun, nelayan yang mengantar Tempo melakukan pengamatan. Tempo menyaksikan pemandangan serupa ketika pergi ke laut bersama nelayan tiga bulan lalu.

Cheng, 42 tahun, juga mengeluhkan ulah polisi yang kerap melakukan pungli, meski kapal-kapal dia sudah melengkapi semua dokumen. "Mereka tidak hanya minta uang, tapi juga minta solar dan ikan," ucap Cheng, pemilik belasan kapal penangkap ikan cakalang di Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara. Menurut dia, polisi biasanya mengincar kapal ikan dengan bobot 30 gross ton.

Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Martin Hadiwinata menguatkan informasi tentang adanya pungutan liar oleh aparat kepolisian. Menurut dia, praktik itu terus terjadi dari tahun ke tahun. "Hampir semua daerah, termasuk di Jakarta," ucap Martin.

Simak juga: Satgas Saber Pungli Rilis 7 Kementerian Paling Bermasalah

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono enggan merespons dugaan pungutan liar yang dilakukan jajarannya. Dia menyarankan Tempo melaporkan temuan tersebut ke Bidang Profesi dan Pengaman (Propam) Polda Metro Jaya. "Laporkan saja ke Propam," katanya.

Kepala Bidang Propam Polda Metro Jaya Komisaris Besar Alfred mengaku belum pernah mendapat informasi adanya pungli terhadap nelayan yang dilakukan polisi air. "Kalau masyarakat dan korban menemukan, silakan laporkan ke kami," tuturnya.

Berita terkait

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

49 menit lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

8 jam lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

11 jam lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

23 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

1 hari lalu

Pembunuh Mayat dalam Koper Diduga Tak Sendirian Membunuh Korban

Polisi saat ini masih mendalami keterlibatan orang-orang yang diduga membantu pelaku pembunuhan korban yang mayatnya ditemukan dalam koper.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

1 hari lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

3 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

3 hari lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya