Dokumentasi Sastra H. B. Jassin Resmi Diserahkan pada DKI Jakarta
Rabu, 24 Januari 2018 16:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Pusat Dokumentasi Sastra Hans Bague Jassin (PDS H. B. Jassin), secara resmi melakukan serah terima aset PDS H. B. Jassin kepada Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta, di Balai Kota, Jakarta, Rabu, 24 Januari 2018.
"Sebagai wujud kepedulian Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pertemuan adanya kesamaan pandang antara jajaran Pemerintah Provinsi DKI dan H. B. Jassin, kita sepakat bahwa nilai-nilai karya sastra yang ada di H. B. Jassin ini, sangat bernilai dan luar biasa. Karena itu, kami sudah membicarakan sejak lama untuk menjaga kelestariannya," kata Asisten Sekretaris Daerah Bidang Kesejahteraan Masyarakat DKI Jakarta, Catur Laswanto.
Penandatanganan serah terima ini menandakan mulai saat ini, semua koleksi, aset, hingga sumber daya manusia (SDM), yang selama ini dimiliki yayasan berubah menjadi milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
"Penyerahan ini tidak berarti pusat dokumentasi sepenuhnya menyerahkan kepada DKI. Kami sepakat, yayasan dan DKI akan bersama-sama berkoordinasi, kerja sama, dan sinergi, dalam rangka lebih mengembangkannya lagi," ujarnya.
PDS H. B. Jassin merupakan tempat pendokumentasian arsip kesusastraan Indonesia, yang didirikan sejak 28 Jani 1976. Sastrawan, Taufik Islmail, yang turut tergabung dalam melestarikan PDS H. B. Jassin ini, mengatakan lokasi PDH H. B. Jassin yang terletak di Taman Ismail Marzuki, dulu diberikan mantan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin.
"Ali Sadikin di luar dugaan, dia tidak takluk kepada pengusaha-pengusaha yang ingin bikin mal. Dia mengatakan, 'Saya beri kalian gedung-gedung untuk kesenian, bukan saja sastra, tapi juga tari, musik, dan perpustakaan',” ucapnya.
Sebelumnya, pada 2 November 2017, pendiri PDS H. B. Jassin, Ajip Rosidi, menyerahkan semua aset milik yayasan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk direvitalisasi. Rencana tersebut merupakan salah satu dari 23 janji Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, saat kampanye lalu.
FADIYAH | ALI ANWAR