Ini Kata Hutama Karya Soal Crane Ambruk Dinilai Kelalaian Kerja

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Dwi Arjanto

Selasa, 6 Februari 2018 13:20 WIB

Rangka crane double track yang ambruk di Jalan Permata, Jatinegara, Jakarta Timur, belum dibenahi, Senin, 5 Februari 2018. Tempo/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Jakarta -Penyidik polisi menganggap ada kelalaian kerja yang menjadi penyebab crane ambruk di proyek double-double track Manggarai-Jatinegara, Jakarta Timur. Namun, juru bicara PT Hutama Karya Adjib Al Hakim mengatakan proyek double-double track itu telah dikerjakan sesuai standar operasional prosedur.

Yakni dalam peristiwa menjadi penyebab melejitnya front leg launcher gantry (peluncur untuk memasang (gilder). "Pekerjaan sudah sesuai SOP," kata Adjib, Senin, 5 Februari 2018.

Ahad pagi 4 Februari 2018 lalu, peluncur pemasang beton konstruksi double-double track melesat dari dudukannya. Akibatnya, empat orang pekerja proyek tersebut tewas karena terjatuh dan tertimpa konstruksi peluncur tersebut.

Baca : Kasus Crane Double Track Ambruk Dilimpahkan ke Polres Jaktim


Hutama Karya telah menyerahkan penyelidikan kepada polisi untuk mengetahui penyebab melejitnya peluncur dari dudukannya. Intinya, kata dia, pekerja sudah melakukan pekerjaan sesuai SOP. "Untuk penjelasan teknisnya tidak bisa dijelaskan. Sebab, teknis sekali," ucap Adjib.

Selain itu, perusahaan juga belum bisa menaksir jumlah kerugian imbas kecelakaan kerja itu. Namun, untuk para pekerja yang menjadi korban telah mendapatkan bantuan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan. "Korban akan mendapatkan bantuan," ucapnya.

Lebih jauh ia menuturkan pekerjaan proyek double track tersebut ditargetkan rampung pada September 2019. Untuk mengejar target agar tepat waktu, pembangunan juga kerap dikerjakan 24 jam tanpa henti oleh pekerja yang bergantian.

"Pekerjaan bukan 24 jam (terus menerus) kami sesuaikan target dari 0-100 persen, kalau perlu 24 jam ya 24 jam. Tergantung jadwal. Bukan setiap hari 24 jam," ujarnya.

Proyek double track tersebut telah dikerjakan sejak tahun 2015. Kecelakaan kerja yang terjadi Ahad kemarin, kata dia, tidak akan mengganggu target penyelesaian proyek itu. "Dari rencama target tidak berpengaru. Itu kan memang proyek jangka panjang."

Kepala Kepolisian Resor Metro Jakarta Timur Komisaris Komisaris Besar Yoyon Tony Surya Putra mengatakan penyebab utama melesetnya front leg launcher gantry (peluncur untuk memasang girger) karena kelalaian operator. "Di sini ada kelalaian operator. Dia calon tersangka dalam kasus ini," kata Yoyon.

Seusai dilakukan olah tempat kejadian perkara, kata Yoyon, tim investigasi juga ingin meluruskan berita yang berkembang soal kecelakaan kerja tersebut. Menurut Yoyon, kecelakaan tersebut bukan crane proyek yang terjatuh, melainkan melesetnya puncur itu, dari dudukannya.

Peluncur tersebut, kata dia, terlepas dari dudukannya yang terpasang di False Segmen tiang CP22. Kejadian saat itu, saat pekerja ingin memasang lower cross beam (LCB). "Kejadian saat LCB mau dipasang ke False Segmen, tapi tiba-tiba peluncur terlepas dari dudukannya yang terpasang pada false segmen," tutur Yoyon.

Terkait kasus crane ambruk, ternyata ini bukan sekali saja peristiwa kecelakaan. Tapi di kawasan dan lokasi yang sama sudah tiga kali kejadian. Pertama besi pengail untuk mengangkat barang dari crane dan besi panjang 2 meter yg jatuh menimpa rumah warga.

Berita terkait

3 Musibah Crane Ambruk di Dunia

9 Juli 2020

3 Musibah Crane Ambruk di Dunia

Kejadian crane ambruk di London pada Rabu, 8 Juli 2020, mengingatkan masyarakat pada kejadian serupa sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Crane Ambruk di London, 1 Tewas dan 4 Luka-luka

9 Juli 2020

Crane Ambruk di London, 1 Tewas dan 4 Luka-luka

Sebuah crane ambruk menyebabkan korban meninggal dan luka-luka. Kejadian ini masih dalam investigasi.

Baca Selengkapnya

Crane Ambruk, Saudi Cairkan Uang Santunan Total Rp 87 Miliar

2 September 2019

Crane Ambruk, Saudi Cairkan Uang Santunan Total Rp 87 Miliar

Kerajaan Arab Saudi akhirnya mengucurkan uang santunan kepada para korban meninggal, cacat dan luka akibat crane ambruk pada haji 2015 lalu.

Baca Selengkapnya

Kapal Tabrak Crane di TPKS Semarang, Ini Penjelasan Pelindo

14 Juli 2019

Kapal Tabrak Crane di TPKS Semarang, Ini Penjelasan Pelindo

Menurut Pelindo, kecelakaan disebabkan kapal petikemas MV Soul of Luck yang akan sandar di dermaga Internasional TPKS membentur crane.

Baca Selengkapnya

Penanganan Korban Crane Ambruk, Anies Baswedan: Saya Cek Dulu

8 Desember 2018

Penanganan Korban Crane Ambruk, Anies Baswedan: Saya Cek Dulu

Crane ambruk itu didatangkan oleh Dinas Sumber Daya Air bidang Aliran Timur untuk pembangunan turap sheetpile di Kali Sentiong.

Baca Selengkapnya

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

7 Desember 2018

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

Operator crane ambruk menyewa sebuah rumah untuk ditempati keluarga Husin yang rumahnya rusak tertimpa crane.

Baca Selengkapnya

Lurah: Rumah Korban Crane Ambruk di Kemayoran Bangunan Ilegal

7 Desember 2018

Lurah: Rumah Korban Crane Ambruk di Kemayoran Bangunan Ilegal

Rumah Husin, yang tertimpa crane ambruk, tidak memiliki IMB dan hunial ilegal.

Baca Selengkapnya

Kepala Dinas SDA DKI Sebut Crane Ambruk karena Tergelincir

6 Desember 2018

Kepala Dinas SDA DKI Sebut Crane Ambruk karena Tergelincir

Kepala Dinas Tata Air DKI Jakarta Teguh Hendarwan mengatakan, crane ambruk di Kemayoran karena tergelincir.

Baca Selengkapnya

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

6 Desember 2018

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.

Baca Selengkapnya

Crane Ambruk di Kemayoran, Bocah Tertimpa Bangunan Teriak-teriak

6 Desember 2018

Crane Ambruk di Kemayoran, Bocah Tertimpa Bangunan Teriak-teriak

Crane ambruk di Kemayoran yang menimpa satu rumah itu sedang mengerjakan sheet pile di Kali Sentiong.

Baca Selengkapnya