Direktur Utama PT Mass Rapid Transit Jakarta Jakarta William P Sabandar meninjau perkembangan pembangunan proyek MRT di Stasiun MRT Senayan, Jakarta, 14 Agsutus 2017. Lima stasiun mass rapid transit (MRT) Jakarta akan terintegrasi langsung dengan halte-halte Transjakarta yaitu di Lebak Bulus, Blok M, Sisingamangaraja, Dukuh Atas, dan Hotel Indonesia. TEMPO/Amston Probel
TEMPO.CO, Jakarta - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta akan menambah satu posisi direksi dan komisaris sesuai keputusan Rapat Umum Pemegang Saham kemarin, Rabu, 21 Maret 2018.
Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno, direksi baru membidangi pengembangan dan dukungan bisnis. Sebelum ditunjuk direksi baru, dilakukan rangkap jabatan.
“Untuk mekanisme semua akan dijawab oleh Dirut, Pak William," kata Wagub Sandi seusai RUPS PT MRT di Wisma Nusantara Jakarta Pusat, Rabu, 21 Maret 2018.
Direktur Utama PT MRT William Sabandar menjelaskan, posisi direksi dan komisaris baru belum ditentukan pejabatnya. Penentuan direksi baru akan diputuskan oleh dewan direksi.
Target operasi Maret 2019, menurut dia, menjadi pertimbangan penambahan posisi baru tersebut memperkuat pengembangan bisnis dan sumber daya manusia. “Sudah mulai banyak area-area pengembangan bisnis yang harus dilakukan," ujarnya.
William menuturkan, direksi baru akan diambil dari kalangan profesional yang bidangnya berkaitan dengan kerja MRT dan lolos seleksi.
Menurut Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno, kinerja PT MRT mencapai target dan konstruksi kelar 95 persen saat ini. "Insya Allah Maret 2019 (MRT) akan beroperasi, dan hari ini kesiapan mencapai hampir 50 persen dan ini akan kami dorong terus," katanya.