Ini Penyebab Operasi Angkutan Massal Transpatriot di Bekasi Molor

Selasa, 17 April 2018 20:04 WIB

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi dan Wakil Wali Kota Bekasi Akhmad Syaikhu bersama Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi harun Alrasyid saat peluncuran angkutan massal Transpatriot di Plaza Kota Bekasi, Senin, 18 Desember 2017. Foto: Humas Kota Bekasi

TEMPO.CO, Bekasi – Batalnya Dinas Perhubungan Kota Bekasi tunjuk badan usaha milik daerah (BUMD) untuk menjadi operator Transpatriot menyebabkan target angkutan massal Bekasi itu molor. Operasi angkutan masal dalam kota tersebut molor dari yang dijadwalkan sejak bulan lalu.

"Kami memilih skema lelang dalam menentukan operator," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana, Selasa, 17 April 2018.

Menurut dia, skema tersebut dianggap paling fair untuk menentukan calon operator angkutan berkapasitas 34 tempat duduk tersebut. Yayan mengatakan instansinya kini tengah menyusun studi kelayakan atau feasibility study operasional Transpatriot.

Salah satu yang ada di dalamnya mengenai pengaturan operasional angkutan menggunakan tarif rupiah per kilometer seperti Transjakarta di DKI. "Operator tidak perlu ngetem menunggu penumpang," ujar Yayan.

Dengan begitu, penumpang mendapatkan kepastian waktu pemberangkatan dan waktu tempuh selama perjalanan. Yayan tak mempersoalkan pengeluaran tidak sebanding dengan pemasukan melalui penjualan tiket. "Kami mengejarnya adalah pelayanan agar masyarakat beralih ke angkutan massal, bukan profit," ucapnya.

Menurut dia, pemerintah belum ada rencana menambah armada bus. Saat ini, jumlah bus Transpatriot sebanyak sembilan unit, yang dibeli menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun lalu senilai Rp 11 miliar.

Selain mengadakan armada, pemerintah juga sudah membangun 50 halte kecil sebagai tempat naik dan turun penumpang di empat rute. Rute itu antara lain Terminal Bekasi-Harapan Indah (14,7 kilometer), Harapan Indah-Terminal Bekasi (9,6 kilometer), Terminal Bekasi-Summarecon Bekasi (8 kilometer), Summarecon Bekasi-Terminal Bekasi (7 kilometer).

Advertising
Advertising

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bekasi Fathikun Ibnu mengatakan tarif penumpang Transpatriot direncanakan Rp 3.500 sekali jalan. Besaran tarif itu, kata dia, sudah mendapatkan subsidi dari pemerintah senilai Rp 1.200 per kilometer per penumpang. "Kalau normal, kisaran Rp 7.000," tuturnya.

Ketua Dewan Transportasi Kota Bekasi Harun Al-Rasyid menuturkan rencana awal operator melalui penunjukan terhadap BUMD. Namun, karena ada hal substantif yang perlu diselesaikan, dia menambahkan, maka diputuskan dilelang. "Dicari operator yang terbaik, baik swasta maupun BUMN (badan usaha milik negara)," katanya.

Ia mencontohkan, sejumlah persoalan yang sedang diselesaikan antara lain masalah tanda nomor kendaraan bermotor yang masih menggunakan pelat merah harus diubah menjadi pelat kuning. "Kalau tidak diubah, bakal muncul persoalan hukum karena ini menyangkut aset daerah," ujarnya.

Karena itu, kata dia, lembaganya dan pemerintah tak ingin buru-buru mengoperasikan angkutan massal tersebut. Pemerintah Kota Bekasi butuh belajar banyak ke daerah lain yang sudah mengoperasikan bus rapid transit, seperti Palembang, Yogyakarta, Solo, Semarang, dan sebagainya. "Semarang itu butuh waktu panjang untuk menemukan sistem yang baik," kata dosen di Universitas Islam 45 ini.

Berita terkait

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

24 hari lalu

Golkar Ajukan Nofel Saleh Hilabi Maju Pilkada Kota Bekasi

Golkar mengajukan tiga nama di Pilkada Kota Bekasi.

Baca Selengkapnya

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

27 hari lalu

50 Persen Warga Kota Bekasi Mudik

Pj Wali Kota Bekasi, Raden Gani Muhammad, mengatakan 50 persen lebih warganya mudik ke kampung halaman

Baca Selengkapnya

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

27 hari lalu

PKB Kota Bekasi Luncurkan PKB Call, Buka Penjaringan Bakal Calon Wali Kota

Sudah ada tiga tokoh yang mendaftar untuk maju di Pilkada Kota Bekasi 2024 lewat PKB

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

37 hari lalu

Fakta-fakta Kasus Pertalite yang Dicampur Air di SPBU di Kota Bekasi

Para tersangka pelaku pencampur BBM jenis Pertalite dengan air yang dikirim ke sebuah SPBU Kota Bekasi tersebut akan diancam pidana 6 tahun penjara.

Baca Selengkapnya

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

7 Februari 2024

Eskalator Stasiun Bekasi Rusak Lagi, Cuma Beroperasi 2 Jam

Pengguna KRL berharap PT KAI serius memperbaiki fasilitas publik di stasiun Bekasi itu.

Baca Selengkapnya

Relawan Mahfud MD, Komunitas Peluru Tak Terkendali Kunjungi Atlet Kalangan Disabilitas di Bekasi

29 Januari 2024

Relawan Mahfud MD, Komunitas Peluru Tak Terkendali Kunjungi Atlet Kalangan Disabilitas di Bekasi

Dalam pertemuan tersebut para relawan cawapres Mahfud MD tersebut menemui Ketua Pengurus GOR Bulu Tangkis Smesh, Sugeng.

Baca Selengkapnya

Prabowo ke Pendukungnya: Ada yang Kasih Duit Terima Saja, Itu Uangmu, Hasil Korupsi

22 Januari 2024

Prabowo ke Pendukungnya: Ada yang Kasih Duit Terima Saja, Itu Uangmu, Hasil Korupsi

Prabowo Subianto mengatakan, masyarakat boleh menerima money politics atau serangan fajar saat hari pencoblosan Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemkot Bekasi Bangun 10 Halte Bus Smart Modern, Fasilitas Lengkap Tapi Makan Jalur Pedestrian

18 Januari 2024

Pemkot Bekasi Bangun 10 Halte Bus Smart Modern, Fasilitas Lengkap Tapi Makan Jalur Pedestrian

Pemkot Bekasi membangun 10 halte bus dengan konsep smart modern, dilengkapi sejumlah fasilitas. Tapi ada yang memakan jalur pedestrian.

Baca Selengkapnya

Soal ASN Bekasi Pamer Jersey Nomor Dua, Camat Jatisampurna Sebut Disuruh Panitia

14 Januari 2024

Soal ASN Bekasi Pamer Jersey Nomor Dua, Camat Jatisampurna Sebut Disuruh Panitia

Bawaslu memiliki waktu 14 hari kerja atau hingga 23 Januari 2024 untuk menentukan apakah ada atau tidak pelanggaran netralitas ASN dalam kasus itu.

Baca Selengkapnya

Diperiksa Bawaslu Bekasi soal Pamer Jersey Nomor 2, Camat Jatiasih: Beloon Sekali Kalau Sengaja

10 Januari 2024

Diperiksa Bawaslu Bekasi soal Pamer Jersey Nomor 2, Camat Jatiasih: Beloon Sekali Kalau Sengaja

Camat Jatiasih, Kota Bekasi, Ashari mengatakan bodoh sekali jika ASN sengaja memamerkan jersey bernomor punggung 2.

Baca Selengkapnya