20 Tahun Reformasi: Tragedi Trisakti, Rusuh, dan Jalanan Sunyi

Minggu, 13 Mei 2018 06:00 WIB

Polisi dengan senapan mengintai setelah terjadinya aksi penembakan mahasiswa Trisakti tahun 1998 di Jakarta. TEMPO/RULLY KESUMA

TEMPO.CO, Jakarta - Tragedi Trisakti 12 Mei 1998 tak terlupakan bagi Ebi. Kini, setelah 20 Tahun Reformasi, wartawan media internasional itu mengenang mencekamnya suasana Jakarta di tengah krisis.

Insiden bermula ketika mahasiswa Universitas Trisakti mengadakan demonstrasi di kampus mereka, Jalan Kyai Tapa Nomor 1, Grogol, Jakarta Barat, tepatnya Selasa, 12 Mei 1998.

Terjadi penembakan pada malam hari yang mengakibatkan empat mahasiswa tewas, yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendriawan Sie.

Baca: Pengamat Kritik Anies-Sandi Ubah Nama Halte Bus 12 Mei Reformasi

Sehari berikutnya, para mahasiswa yang gugur dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanah Kusir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Ebi dan beberapa rekan wartawan lain hadir untuk meliput pemakaman.

"Kami serombongan pakai taksi," katanya kepada Tempo pada Selasa, 1 Mei 2018.

Belum sampai ke lokasi pemakaman, para wartawan mendengar informasi terjadi kerusuhan di Jelambar, Jakarta Barat, yang tak jauh dari Trisakti. Tak pikir panjang, taksi diarahkan balik arah menuju Jelambar.

Peristiwa tak terduga dialami Ebi begitu sampai di lokasi. "Aku pribadi belum pernah lihat itu, bagaimana orang-orang secara sistematis membakar ruko-ruko di Jelambar."

Tak hanya itu, dia menyaksikan seseorang ditarik keluar dari dalam mobil secara paksa. Saat itulah, fotografer yang menemani Ebi mengajaknya bersembunyi.

Fotografer itu ketakutan karena pernah mengalami kerusuhan Los Angeles, Amerika Serikat, pada 1992 yang dikenal dengan LA Riots. Sama saja, yakni berujung penjarahan, pembakaran, dan kekacauan sipil.

Akhirnya, Ebi dan rekannya tadi menginap di rumah warga. Mereka baru beranjak pulang ke daerah Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada keesokan harinya, Kamis, 14 Mei 1998.

Ebi beruntung karena ada tukang ojek yang bersedia mengantar. "Karena saat itu sepi, jalanan pun sepi, nggak ada yang mau keluar.”

Nasib mirip dialami Solikin, petugas keamanan di Kampus Fakultas Kedokteran Trisakti. Dia kerepotan pulang dari tempatnya biasa menunggu bus di Rumah Sakit Sumber Waras, tak jauh dari Kampus Trisakti.

Solikin bekerja di Trisakti sejak 1995. Pada saat kejadian penembakan 12 Mei 1998, dia sedang libur kerja. Namun, Solikin terkena dampak dari kekacauan di Jakarta. Salah satunya adalah susahnya mencari bus umum menuju dan dari Trisakti.

Saat itu, dia masih kos di daerah Kalideres, Jakarta Barat. Sehari-hari, Solikin menumpang bus umum untuk menjangkau tempat kerjanya. Tapi beberapa hari setelah kejadian, bus umum seperti hilang.

"Ada satu-dua (bus) tapi jarak berangkatnya lama banget," kata dia.

Pernah satu kali dia ingin berangkat kerja naik ojek. Si tukang ojek tiba-tiba meminta ongkos Rp 20 ribu begitu sampai di lokasi. Padahal, perjanjian awalnya Rp 10 ribu. "Karena nggak mau ribut, saya kasih aja."

Solikin menuturkan, kondisi saat itu memang kacau balau. Karena berat di ongkos, dia meminta izin libur selama empat hari. Bahkan, para dosen Trisakti juga banyak yang libur.

"Terutama dosen yang keturunan Cina banyak yang khawatir,” tutur Solikin, mengenang pengalamannya setelah 20 Tahun Reformasi, yakni ketika Tragedi Trisaksi pada 1998.

Berita terkait

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

52 hari lalu

58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru

Baca Selengkapnya

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

59 hari lalu

Reformasi Penyelesaian Sengketa Perjanjian Investasi Dibahas di Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO

Kemendag menyebut dalam Konferensi Tingkat Menteri ke-13 WTO membahas soal penyelesaian sengketa perjanjian investasi maupun banding.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

59 hari lalu

Solihin GP Berpulang, Menjadi Gubernur Jawa Barat di Usia 44 Tahun

Selain sempat menjadi orang kepercayaan Soeharto, Solihin GP berperan dalam Agresi Militer Belanda pada 1947. Ini karier militer dan politiknya.

Baca Selengkapnya

Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

59 hari lalu

Muncul Petisi Jogja: Ingatkan Jokowi hingga Dukung Hak Angket DPR Selidiki Indikasi Pemilu Curang

Aksi unjuk rasa di Nol KM Jogja mendukung hak angket DPR untuk selidiki indikasi kecurangan pemilu. Berikut 3poin Petisi Jogja.

Baca Selengkapnya

Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

28 Februari 2024

Prabowo akan Naik Pangkat jadi Jenderal TNI, Ayah Korban Penghilangan Paksa: Kecewa Banget

Presiden Jokowi bakal memberikan kenaikan pangkat kehormatan Jenderal TNI kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada Rabu, 28 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

19 Februari 2024

Catatan Perolehan Suara Peserta Pemilu Pasca Reformasi, Siapa Jawaranya?

Pelaksanaan pemilu dalam era reformasi telah dilakukan enam kali, yaitu Pemilu 1999, Pemilu 2004, Pemilu 2009, Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

13 Februari 2024

Koalisi Masyarakat Sipil Desak Komnas HAM kembali Periksa Prabowo yang Akui Kejar Aktivis 98

Koalisi Masyarakat Sipil mendesak Komnas HAM untuk kembali memeriksa Prabowo Subianto dalam kasus penghilangan paksa aktivis 97-98.

Baca Selengkapnya

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

12 Februari 2024

Kunjungi Paus Fransiskus, Presiden Argentina Bawakan Kue Kering dan Biskuit

Presiden Argentina Javier Milei membawa kue kering, biskuit dan hadiah-hadiah favorit Paus Fransiskus untuk memperbaiki hubungan

Baca Selengkapnya

Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

12 Februari 2024

Aksi Gejayan Memanggil Selamatkan Demokrasi: Jangan Diam, Lawan!

Hari ini, Senin, 12 Februari 2024, aksi Gejayan Memanggil hadir lagi di Yogyakarta. Berbagai kritik muncul, termasuk menjaga pemilu dari kecurangan.

Baca Selengkapnya

Sivitas Akademika Universitas Trisakti Kritik Jokowi Soal Etika dan Lahirnya Tirani, Berikut Sejarah Universitas Reformasi

11 Februari 2024

Sivitas Akademika Universitas Trisakti Kritik Jokowi Soal Etika dan Lahirnya Tirani, Berikut Sejarah Universitas Reformasi

Guru besar dan sivitas akademika Universitas Trisakti turun ke jalan kritisi Jokowi. Berikut sejarah universitas yang identik dengan gerakan reformasi

Baca Selengkapnya