TEMPO.CO, Jakarta - Sidang pledoi terdakwa kasus terorisme Aman Abdurrahman, yang disebut sebagai pimpinan ISIS Indonesia, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, sempat diskors setelah terdengar ledakan keras. Pada hari ini, Jumat, 25 Mei 2018, Aman akan membacakan pledoi atau nota pembelaannya.

Ketika terdengar dua kali suara dentuman, Aman Abdurrahman tidak bereaksi apa-apa, kendati sebagian pengunjung panik dan berdiri dari kursinya.

Aman tetap duduk di kursi terdakwa tanpa menoleh ke arah apapun. Padahal saat terdengar dentuman, empat personel Brimob yang berjaga di dekat Aman langsung sigap mengelilingi Aman.

Baca: Dalam Sidang Aman Abdurrahman Disebut Bos ISIS Indonesia

Empat personel bersenjata itu juga sempat mengarahkan senjata ke arah lantai kursi pengunjung sidang.

Hari ini, Aman Abdurrahman hadir di ruang sidang menggunakan gamis abu-abu, sorban, dan sandal hitam. Persis di kanan kursi yang didudukinya, terdapat kertas pleidoi yang akan ia bacakan dalam persidangan kali ini.

Dalam sidang ini, Aman akan menanggapi tuntutan hukuman mati yang diajukan oleh jaksa penuntut umum. Dalam sidang dakwaan pada 15 Februari 2017, ada lima aksi teror yang diperintahkan Aman melalui pengikutnya. Kelimanya adalah bom di Kampung Melayu; bom di Sarinah, Jalan Thamrin, Jakarta; bom gereja Samarinda; penyerangan Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara; serta penyerangan terhadap polisi di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Polisi memasang garis polisi di lokasi ledakan bom di terminal Kampung Melayu, 24 Mei 2017. dok.TEMPO

Suara dentuman yang membuat pengunjung sidang panik itu juga memicu Ketua Majelis Hakim Akhmad Jaini menghentikan sidang untuk sementara. "Sidang diskors sementara," kata dia, Jakarta Selatan.

Satu menit kemudian, sidang Aman Abdurrahman kembali dilanjutkan. Sekitar tiga personel Brimob bersenjata masuk ke ruang sidang menambah pengamanan. Agenda pembacaan pleidoi oleh kuasa hukum pria yang disebut bos ISIS Indonesia itu pun kembali dilanjutkan.