Bakal calon Wali Kota Bogor 2018-2023, Bima Arya dan wakilnya, Dedie A. Rachim, mendatangi gedung KPK, Jakarta Selatan, 19 Januari 2018. TEMPO/Lani Diana
TEMPO.CO, Bogor - Quick Count dari Pilkada Serentak 2018 oleh Lembaga Survei Charta Politika untuk Kota Bogor menunjukkan posisi Bima Arya Sugiarto - Dedie A Rachim teratas.
Pasangan calon petahana dengan nomor urut 3 Bima Arya Sugiarto dan Dedie A Rachim hingga pukul 17.30 WIB petang, unggul sementara yakni dengan raihan suara 43.76 persen dibandingkan tiga paslon lainya.
Posisi kedua diduduki oleh paslon nomor urut 1 Ru'yat - Zaenul Mutaqin dengan perolehan 31.29 persen, posisi ketiga ditempati Paslon nomor urut 2 (dua) Edgar Suratman-Sefweely 12.70 persen dan posisi terkhir ditempati paslon nomor urut 4 (empat) Dadang Danubrata - Sugeng Teguh Santoso memperoleh 12.46 persen.
Data sementara perhitungan cepat (real count) Lembaga Survei Charta Politika yang dipusatkan di 'Saung Badra' yang menjadi Posko pemenangan Paslon Wali Kota dan Wakil Walikota Bogor petahanan ini berdasarkan jumlah sampel hingga pukul 17.30 petang dengan data masuk sebanyak 151 atau 75,5 persen.
Hasil perolehan suara sementara dalam Pilkada Kota Bogor versi Charta Politika ini langsung dijadikan sebagai acuan calon Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto untuk mendeklarasikan kemenangannya di kontestati Pilkada Kota Bogor 2018-2023.
Bima mengatakan warga Kota Bogor sudah menyampaikan ingin pembenahan di Kota Bogor. "Mayoritas kota Bogor menyampaikan pembenahan di semua aspek tetap dilanjutkan," kata dia.
Dia mengatakan, perolehan suara sementara dalam perhitungan cepat Pilkada Serentak tersebut bukan perebutan perebutan kursi wali kota Bogor namun menjadi usaha untuk mengangkat derajat manusia. "Ini bukan perebutan kursi wali kota dan ini juga bukan tentang Dedie Rachim dan Bima Arya namun untuk mengangkat harkat martabat manusia," kata dia.