(Ki-ka) Ketua Inasgoc Erick Thohir, Kapolri Tito Karnavian, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, dan Ketua Inapgoc Raja Sapta Oktohari berjabat tangan saat rapat tertutup di Polda Metro Jaya, Jakarta Pusat, 30 Agustus 2018. Tempo/Fakhri Hermansyah
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (INASGOC) Erick Thohir mengungkap perbedaan pesta penutupan Asian Games 2018 yang digelar Minggu 2 September dari pembukaan pada 18 Agustus. Dia menyebut penutupan tidak semegah pembukaan karena memang memiliki misi berbeda.
“Penutupan akan lebih seperti konser farewell party, tidak kolosal seperti pembukaan," ujar Erick usai rapat di Polda Metro Jaya, Kamis 30 Agustus 2018.
Erick mengatakan saat pembukaan Asian Games, Indonesia memiliki kesempatan menunjukkan identitasnya ke dunia. Namun di penutupan nanti akan diarahkan lebih menjadi selebrasi Asia.
Berbeda dengan saat pembukaan yang didominasi tontonan berupa kekayaan etnik nusantara, pesta penutupan, kata Ercik, akan menyuguhkan penampilan dari Asia. Dia menyebut artis India, Korea, Arab, youtuber dunia, dan ditutup dengan serah terima tuan rumah Asian Games berikutnya.
"Jadi saya minta masyarakat ekspetasinya jangan berlebihan. Nanti pada bilang, kok ga sama dengan pembukaan?" ujar Erick.
Penutupan Asian Games 2018 rencananya akan digelar di Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, pada Ahad, 2 September 2018. Erick mengatakan jumlah penonton di Geora Bung Karno akan mencapai 40 ribu orang, lebih banyak di banding pembukaan sebanyak 38 ribu kursi penonton di luar atlet dan media.
Jumlah kursi penonton bisa lebih banyak sebab seluruh tempat duduk akan terpakai. Tidak seperti pembukaan Asian Games 2018 lalu, yang di beberapa bagian tidak terpakai karena konsep panggung berbentuk gunung.