800 Rumah di Bekasi Terendam Air Pasang

Reporter

Editor

Minggu, 23 Desember 2007 16:04 WIB

TEMPO Interaktif, Bekasi:Sekitar 800 rumah di Desa Segara Jaya, dan Desa Samudra Jaya, Kecamatan Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi, Minggu (23/12) terendam air pasang setinggi 1 meter. Air pasang juga menggenangi 200 hektar lahan tambak ikan bandeng, dan udang yang siap panen akhir Desember 2007 ini.Sidiq, 60 tahun, penjaga tambak ikan bandeng seluas 4 hektar di Desa Segara Jaya, mengatakan air laut mulai naik pukul 06.00 WIB. Dalam waktu satu jam, air meluber ke daratan sekitar 2-3 kilometer dari bibir pantai. “Pagi air laut naik, sore surut,” ujar Sidiq ketika ditemui di area tambaknya yang nyaris tidak tampak akibat luapan air laut.Menurutnya, air pasang kali ini lebih tinggi dari tahun 2006 lalu. Luapan air laut yang sampai mejebol tanggul-tanggul tambak ikan dan udang datang sekali dalam lima tahun, ketika angin barat terjadi. Arah angin bertiup kencang dari barat ke timur menyebabkan gelombang laut tinggi.Dari pantauan Tempo, luberan air laut sampai ke batas desa ketiga dari pantai, yakni, Desa Pantai Makmur (kampung Muara Tawar). Air masuk ke rumah-rumah warga, dan menggenangi perabotan beserta alat elektronik. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban Kecamatan Taruma Jaya, Bekasi, Enop Chan, mengatakan situasi masih normal. Tetapi pihaknya tetap siaga 24 jam untuk membantu warga mengevakuasi barang-barangnya jika terjadi pasang besar. “Kami sudah 4 hari tidur di sini,” katanya.Hamluddin

Berita terkait

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 2,5 meter di Perairan Indonesia

22 Februari 2024

BMKG: Waspada Gelombang Tinggi hingga 2,5 meter di Perairan Indonesia

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini ihwal potensi gelombang tinggi air laut.

Baca Selengkapnya

Banjir di Jakarta Utara, Wali Kota: Air Belum Bisa Dipompa

24 Januari 2020

Banjir di Jakarta Utara, Wali Kota: Air Belum Bisa Dipompa

Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko menyatakan banjir yang terjadi Jakarta Utara akibat air laut yang sedang pasang.

Baca Selengkapnya

Rob Rusak 500 Hektar Lahan Pertanian di Bangkalan

20 Oktober 2015

Rob Rusak 500 Hektar Lahan Pertanian di Bangkalan

Lahan yang dulunya produktif untuk tanaman padi, kini dibiarkan terbengkalai dan ditumbuhi rumputan liar.

Baca Selengkapnya

BMKG Pastikan Tsunami Karangantu Kabar Bohong

7 Februari 2014

BMKG Pastikan Tsunami Karangantu Kabar Bohong

Surutnya air laut hanya fenomena pasang-surut bulanan.

Baca Selengkapnya

Puncak Pasang Air Laut Akan Terjadi Pekan Depan

24 Januari 2013

Puncak Pasang Air Laut Akan Terjadi Pekan Depan

Puncak air pasang ini akan terjadi pada pagi hari sekitar pukul 08.00-11.00 WIB, secara perlahan-lahan.

Baca Selengkapnya

Cara Menghitung Terjadinya Pasang-Surut Air Laut

23 Januari 2013

Cara Menghitung Terjadinya Pasang-Surut Air Laut

Tanggal 27 Januari 2013 diperkirakan menjadi puncak hujan di wilayah Jakarta dan bulan purnama yang mengakibatkan air laut pasang.

Baca Selengkapnya

Banjir Rob di Jalan RE Martadinata

16 Juni 2010

Banjir Rob di Jalan RE Martadinata

Arus lalu-lintas di Jalan RE Martadinata dan Jalan Baru Ancol, Jakarta Utara, tengah malam ini padat merayap. Laju kendaraan terhabat oleh genangan air pasang (rob) dalamnya berkisar antara 40-50 sentimeter.

Baca Selengkapnya

Rob Terjang Ratusan Rumah di Sikka  

2 Februari 2010

Rob Terjang Ratusan Rumah di Sikka  

"Sebagian korban sudah mengungsi ke keluarganya di tempat yang lebih tinggi."

Baca Selengkapnya

Pasang Tinggi Hantui Warga Pinggiran Sungai Musi

6 Januari 2010

Pasang Tinggi Hantui Warga Pinggiran Sungai Musi

Kepala Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, Irdam Latif, meminta warga yang bermukim di sepanjang Sungai Musi untuk mewaspadi banjir pasang karena curah hujan yang cukup tinggi dan air pasang yang juga tinggi.

Baca Selengkapnya

Gelombang Pasang Samudra Hindia Capai Lima Meter

26 Juli 2009

Gelombang Pasang Samudra Hindia Capai Lima Meter

Dinamika ini disebabkan karena atmosfer dan variasi suhu muka laut di sekitar wilayah di Indonesia serta sirkulasi udara secara umum, jadi ini hal yang biasa terjadi."

Baca Selengkapnya