Sejumlah murid Sekolah Dasar mencoba menuangkan air ke kincir yang berputar untuk menghasilkan listrik di Instalasi Pengelohan Air (IPA) PT. Aetra Air Jakarta, 31 Maret 2015.TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan penyedia air bersih Moya Group mengajak masyarakat hidup sehat dengan mengonsumsi air perpipaan. Perusahaan ini menguasai jasa layanan air bersih di sejumlah wilayah termasuk Jakarta melalui PT Aetra Air Jakarta.
"Kami mengingatkan masyarakat akan bahaya penggunaan air tanah karena tingginya kandungan bakteri E-coli akibat penurunan air tanah atau intrusi air laut," kata Direktur Pelaksana Moya Group Irwan Dinata di Jakarta, Minggu 11 November 2018.
Moya Group menyosialisasikan tema "Hidup Sehat Dimulai Air Bersih" bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional saat hari bebas berkendaraan di kawasan Jalan Sudirman Jakarta Pusat. Mereka melakukan di antaranya melalui kegiatan "story telling" dari Rumah Dongeng.
Koalisi Masyarakat Menolak Swastaniasi Air mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar segera menjalankan putusan Mahkamah Agung (MA) soal penghentian swastanisasi air di depan Balai Kota Jakarta, Kamis, 22 Maret 2018. Tempo/ Maria Fransisca Lahur.
Irwan menuturkan, industri Moya telah berperan terhadap pelayanan air bersih bukan hanya di sebagian wilayah DKI Jakarta. Tapi juga di wilayah Kabupaten Tangerang Banten, Kabupaten Bekasi Jawa Barat, dan Semarang Barat Jawa Tengah.
Total kapasitas produksinya di empat wilayah itu mencapai 14.535 liter per detik. "Kami terus meningkatkan cakupan wilayah pelayanan air pipa," ujar Indra.
Indra mengungkapkan di antara enam perusahaan Moya yang melayani air perpipaan adalah PT Aetra Air Jakarta dengan produksi 10.500 liter per detik. Aetra Air Jakarta melayani 420.000 sambungan untuk 3.172.000 jiwa di Jakarta Pusat, Jakarta Utara, dan Jakarta Timur.
Petugas pengelolaan air bersih Aetra, melakukan pemeriksaan terhadap pipa ilegal menggunakan, alat Tera meter. Tanjung Priok, Jakarta Utara, 19 Maret 2015. TEMPO/Dasril Roszandi
Seperti diketahui ada dua operator swasta dalam layanan air bersih di Jakarta. Perusahaan lainnya PAM Lyonnaise Jaya. Kontrak keduanya kini dikaji ulang oleh tim Gubernur Anies Baswedan. Sebelumnya Anies menyatakan menolak mengajukan Peninjauan Kembali atas kasasi yang menginstruksikan penghentian swastanisasi air di Jakarta.
"Masih dalam pembahasan, kami diberi waktu enam bulan (menyelesaikan hasil kajian)," ujar anggota Tim Evaluasi Tata Kelola Air Minum DKI Jakarta, Nila Ardhianie, kepada Tempo pada Rabu, 31 Oktober 2018.