Defisit Rp 16 Triliun, DPRD Pangkas Separo Anggaran Rumah DP Rp 0

Editor

Ali Anwar

Senin, 26 November 2018 17:07 WIB

Warga melakukan registrasi pendaftaran rumah DP 0 Rupiah kepada petugas di Kantor Walikota Jakarta Timur, Kamis, 1 November 2018. Pendaftaran rumah DP 0 Rupiah berlangsung hari ini hingga 20 November 2018. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Anggaran untuk program rumah dengan down payment atau DP Rp 0 mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat 0Daerah (DPRD) Jakarta. Namun, jumlah anggaran untuk program unggulan Anies Baswedan itu dipangkas oleh Badan Anggaran (Banggar) DPRD hingga lebih dari separo.

Baca juga: Rumah DP 0 Rupiah, Hari Pertama 383 Warga Jakarta Daftar Samawa

Alasannya, rancangan APBD DKI 2019 berpotensi defisit hingga Rp16 triliun. "Rp 350 miliar rasanya cukup. Baik, kita setujui Rp 350 miliar," kata Pimpinan Banggar Triwisaksana sambil mengetuk palu di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin, 26 November 2018.

Sebelumnya, dalam rapat pembahasan rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2019, anggaran rumah DP Rp 0 awalnya sekitar Rp 720 miliar. Namun kini hanya menjadi Rp 350 miliar.

Namun, Triwisaksana mengatakan, saat ini perlu ada pemangkasan untuk menutupi defisit KUA-PPAS senilai Rp 16 triliun. Ia lalu meminta Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Meli Budiastuti menghitung ulang nilai riil yang dibutuhkan untuk pembangunan rumah DP Rp 0 pada 2019.

Advertising
Advertising

Meli Budiastuti kemudian mengajukan angka Rp 380 miliar. Ia menjabarkan, dana itu hanya akan cukup untuk menalangi 950 unit rumah susun DP Rp 0 dari target awal 1.600 unit pada 2019. Rinciannya, 780 unit rusun dari Sarana Jaya dan 170 unit dari Perumahan Nasional (Perumnas).

Menurut Meli, dana Rp 380 miliar itu berdasarkan perhitungan satu unit rumah seharga Rp 400 juta. DP yang akan ditalangi oleh DKI untuk satu unit rumah sebesar Rp 80 juta atau 20 persen.

Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Iman Satria menyatakan ketidaksetujuannya terhadap jumlah dana talangan itu. Menurut dia, satu unit rumah susun seharusnya seharga Rp 350 juta. Sehingga jika DP yang ditalangi sebesar 20 persen, maka dana talangan dari DKI tak sebesar Rp 80 juta.

Baca juga: Polisi Sebut Penyebab Kecelakaan Maut Rombongan Santri di Ciledug

Meli mengatakan mharga jual rusun maksimal Rp 350 juta. Namun karena 170 unit Rusunami Pasar Rumput yang akan diserahkan Perumnas ke DKI belum diketahui harganya, Meli memperkirakan harganya Rp 400 juta.

"Ya sudah kalau harganya Rp 350 juta, mestinya kurang dong, enggak sampai Rp 80 jut," kata Iman. Di tengah perdebatan itu, Pimpinan Banggar Triwisaksana langsung mengambil keputusan. Ia mengetuk palu dan hanya menyetujui anggaran rumah DP Rp 0 sebesar Rp 350 miliar.

Berita terkait

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

18 jam lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

4 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

6 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

14 hari lalu

Pengamat Sebut Indonesia Terancam Twin Deficit, Apa Itu?

Indonesia berisiko menghadapi kondisi 'twin deficit' seiring dengan menurunnya surplus neraca perdagangan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

21 hari lalu

Pemerintah Sepakat Jaga Defisit Anggaran 2025 3 Persen, Apindo: Penyusunan RAPBN Mesti Displin

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi soal keputusan pemerintah menjaga defisit APBN 2025 di bawah 3 persen.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

35 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Terkini: Deretan Barang Mewah Pemberian Harvey Moeis untuk Sandra Dewi, Jumlah THR Ojol jika Wajib Dibayarkan Bisa Capai Puluhan Triliun?

35 hari lalu

Terkini: Deretan Barang Mewah Pemberian Harvey Moeis untuk Sandra Dewi, Jumlah THR Ojol jika Wajib Dibayarkan Bisa Capai Puluhan Triliun?

Kejagung menetapkan suami artis Sandra Dewi, Harvey Moeis, sebagai tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga timah.

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

42 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

46 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Baleg DPR Bilang Ada Usul Jakarta Jadi Ibu Kota Legislatif, Apa Artinya?

48 hari lalu

Baleg DPR Bilang Ada Usul Jakarta Jadi Ibu Kota Legislatif, Apa Artinya?

Ketua Baleg DPR berkelakar gagasan Jakarta jadi ibu kota legislatif bisa sejalan dengan para legislator yang enggan pindah kantor ke IKN.

Baca Selengkapnya