DPRD Minta 2019 Tak Ada Lagi Pelaksana Tugas di Pemprov DKI

Rabu, 2 Januari 2019 13:47 WIB

Pengambilan sumpah saat pelantikan wali kota Jakarta, Bupati Kepulauan Seribu, dan pejabat tinggi DKI di Balai Kota Jakarta, 5 Juli 2018. Tak hanya melantik lima wali kota dan satu bupati, Gubernur DKI Anies Baswedan juga melantik 11 pejabat lain. Tempo/Amston Probel

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Fraksi PDIP Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Gembong Warsono, menyarankan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk mengganti semua Pelaksana Tugas (Plt) yang masih menjabat di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sebab, ia menduga Plt menjadi salah satu penyebab serapan APBD 2018 tak mencapai target.

"Jangan sampai ada Plt lagi di 2019 ini," kata Gembong saat dihubungi Tempo pada Rabu, 2 Januari 2019.

Baca: 12 Posisi Strategis DKI Dipimpin Plt, Ini Dampaknya Bagi APBD DKI

Menurut Gembong, walaupun Plt memiliki kewenangan yang sama dengan dengan pejabat lainnya, tetapi saat eksekusi Plt cenderung tidak mau atau tak mampu. Alasannya, Plt takut mengeksekusi program yang merupakan milik pejabat sebelumnya.

Saat ini, ada 12 jabatan yang dijabat oleh Plt, antara lain Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Kepala Kesbangpol, Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Badan Kepegawaian Daerah, Kepala Dinas Perindustrian dan Energi, Kepala Dinas Bina Marga, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Kepala Dinas Kesehatan dan Kepala Biro Administrasi Sekretariat Daerah.

Advertising
Advertising

Adapun serapan anggaran DKI tahun 2018 mencapai 82,03 persen. Capaian itu lebih kecil dibanding serapan tahun 2017 sebesar 83,83 persen. Dengan besaran serapan itu, Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SILPA) 2018 sekitar Rp 17 triliun.

Baca: Pergantian Pejabat Gaduh, Anies Baswedan Angkat Pelaksana Tugas

Namun dilihat dari total anggaran yang terpakai, Anies Baswedan mengatakan APBD 2018 memiliki serapan yang sama dengan tahun sebelumnya. "Alhamdulillah serapan kita setara seperti tahun lalu (2017), sesuai dengan target 82 persen," kata dia.

Gembong pun memberikan beberapa saran kepada Pemprov DKI untuk memaksimalkan penyerapan di tahun 2019. Pertama, dia menyarankan agar Pemprov DKI menjalankan program sejak awal tahun.

Menurut Gembong, di tahun 2018 beberapa program baru mulai berjalan di semester kedua. Hal itu membuat pembayaran proyek menumpuk di akhir tahun dan membuat beberapa proyek gagal dieksekusi di tahun yang telah ditentukan.

Saran kedua, Gembong menyarankan kepada Pemprov DKI untuk menjalankan evaluasi serapan anggaran dengan komisi DPRD atau internal setiap tiga bulan. Menurut dia, evaluasi penting untuk melihat progres dan efektivitas program. "(Evaluasi tiap tiga bulan)selama ini tidak dijalankan," kata dia.

Berita terkait

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

19 jam lalu

Hadiri Penetapan Caleg Terpilih di Solo, Gibran Berharap Bisa Merangkul Semua Kekuatan Politik

Gibran berharap Pemerintah Kota Solo dapat menjalin kerja sama yang baik dengan seluruh anggota DPRD.

Baca Selengkapnya

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

4 hari lalu

Pembatasan Kendaraan di UU DKJ, DPRD DKI: Sesuatu yang Harus Dikaji Lagi

Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta mendesak untuk melakukan kajian yang matang sebelum menerapkan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi sesuai UU DKJ.

Baca Selengkapnya

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

7 hari lalu

MK Gelar Sidang Perdana Sengketa Pileg pada Senin 29 April 2024, Ini Tahapannya

Bawaslu minta jajarannya menyiapkan alat bukti dan kematangan mental menghadapi sidang sengketa Pileg di MK.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

35 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

42 hari lalu

Kaesang Pangarep: Perolehan Kursi PSI di DPRD Meningkat Sekitar 200 Persen

Kaesang Pangarep mengatakan, meski PSI tidak lolos ke Senayan, perolehan kursinya di DPR meningkat sekitar 200 persen.

Baca Selengkapnya

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

46 hari lalu

William Aditya Sarana Raih Suara Tertinggi Pemilu 2024 untuk Caleg DPRD DKI Jakarta, Ini Profilnya

Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana meraih suara terbanyak untuk caleg DPRD DKI dalam Pemilu 2024. Di mana dapilnya? Ini profilnya

Baca Selengkapnya

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

51 hari lalu

Wayan Koster Umumkan Lima Kader PDIP Bali Amankan Tiket ke Senayan

Wayan Koster mengatakan PDIP masih menjadi partai terkuat di Pulau Dewata meskipun capres-cawapresnya belum berhasil menang.

Baca Selengkapnya

Usul Alihkan Anggaran Pin Emas ke KJMU, Wakil Ketua DPRD: APBD Bukan Anggaran Pribadi

55 hari lalu

Usul Alihkan Anggaran Pin Emas ke KJMU, Wakil Ketua DPRD: APBD Bukan Anggaran Pribadi

Rany Mauliani, mengatakan, usulan mengalihkan anggaran pin emas anggota DPRD DKI Jakarta ke KJMU sulit direalisasikan. Kenapa?

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

59 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

4 Maret 2024

Meninggal Dunia Sebelum Kampanye, Caleg PAN Raih Suara Terbanyak di Jabar

Meski telah meninggal dunia sebelum masa kampanye, caleg dari partai PAN, mendapatkan raihan suara terbanyak.

Baca Selengkapnya