Temuan Ombudsman: PKL Tanah Abang Bayar Sewa Lapak ke Preman

Senin, 21 Januari 2019 06:51 WIB

Pedagang menggelar lapak dagangannya di trotoar Jalan Jatibaru Raya di bawah Skybridge Tanah Abang, Jakarta, Sabtu 29 Desember 2018. Sejumlah pedagang tetap bertahan meski Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melarang mereka berjualan di trotoar sejak Skybridge Tanah Abang diresmikan. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta – Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya menemukan adanya praktik sewa-menyewa tempat bagi pedagang kaki lima atau PKL yang ingin berjualan di trotoar Jalan Jatibaru Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Bisnis sewa lapak PKL Tanah Abang itu diduga dijalankan oleh para preman setempat.

Kepala Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Teguh Nugroho mengatakan para preman itu biasanya meminta uang sewa pada para PKL. Setiap pelapak yang berjualan di trotoar Jalan Jatibaru Raya itu dimintai uang sewa sebesar Rp 50 ribu per hari. “Preman itu dibagi dalam kelompok kecil, tapi mereka setor ke big boss,” ujarnya ketika dihubungi Tempo, Jumat, 18 Januari 2019.

Baca: Pasca-Bentrok dengan Satpol PP, PKL Tanah Abang Masih Berjualan

Para preman ini juga diduga terlibat dalam bentrokan yang terjadi antara pedagang Tanah Abang dan Satuan Polisi Pamong Praja pada Kamis, 17 Januari lalu. Kericuhan tersebut pecah saat Satpol PP Jakarta Pusat menertibkan para pelapak yang berjualan di trotoar Jalan Jatibaru Raya. Bentrokan itu diduga dilakukan oleh para pelapak baru dan pelapak yang tidak memperoleh tempat jualan di jembatan penyeberangan multiguna atau skybridge Tanah Abang.

Menurut Teguh, para preman di kawasan Pasar Tanah Abang itu tak terima karena merasa pendapatannya berkurang setelah sebagian besar pelapak di Jalan Jatibaru Raya pindah ke skybridge Tanah Abang. “Para preman ini jadi kehilangan penghasilan semenjak skybridge beroperasi,” kata dia.

Advertising
Advertising

Baca: Bentrokan di Tanah Abang, 2 Pedagang Jadi Tersangka

Para preman itu, kata Teguh, kemudian berupaya memunculkan pelapak baru agar berjualan di kolong skybridge yang menghubungkan antara Stasiun Tanah Abang dengan Blok G Pasar Tanah Abang itu. Preman itu menawarkan sewa tempat di trotoar Jalan Jatibaru Raya bagi para pelapak baru yang mau berjualan.

Teguh telah memperkirakan akan muncul masalah setelah 446 pelapak pindah ke skybridge. Para pelapak yang tersisa itu pasti sulit ditertibkan oleh Satpol PP karena beralasan telah bayar uang sewa pada preman setempat. “Atau mereka (pelapak) beralasan belum terdata saat pendaftaran tempat di skybridge,” ujarnya.

Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya dan pemerintah DKI, kata Teguh, sebelumnya telah mendata dengan rinci jumlah pelapak di trotoar Jalan Jatibaru Raya yang berhak mendapatkan kios di skybridge. Hasilnya, dari 650 pelapak, 446 pindah skybridge dan sisanya sebanyak 204 pelapak direlokasi ke Blok F Pasar Tanah Abang.

Baca: Skybridge Terbukti Belum Menjawab Persoalan PKL Tanah Abang

Menurut Teguh, dari 204 pelapak yang dipindahkan ke Blok F itu tak semuanya menolak relokasi dan nekat berjualan lagi di trotoar Jalan Jatibaru Raya. “Ada sekitar 50 PKL yang mengisi Blok F,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah serta Perdagangan DKI Jakarta Adi Ariantara mengatakan dinas kesulitan jika terus-menerus memenuhi permintaan pelapak yang enggan menempati Blok F dan nekat kembali berjualan di trotoar. Menurut dia, para pelapak di trotoar itu harus ditertibkan agar pedagang yang ada dalam pasar didatangi pembeli. “Kalau PKL di luar itu dibiarkan, pedagang yang di dalam pasar bisa mati,” ujarnya.

Pascapenertiban dan bentrokan itu, masih ada sejumlah PKL di PKL Tanah Abang yang nekat berjualan di trotoar Jalan Jatibaru Raya. Mereka memilih tetap berjualan karena tak punya mata pencaharian lain dan sudah bayar sewa lapak. Para pelapak itu merasa dirugikan jika ditertibkan oleh Satpol PP karena telah membayar sewa tempat.

Berita terkait

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

1 hari lalu

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

Alexander Marwata membantah konflik yang sedang terjadi antara Nurul Ghufron dan anggota Dewas KPK Albertina Ho tidak ada kaitan dengan pelemahan KPK.

Baca Selengkapnya

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

17 hari lalu

Ombudsman Tindaklanjuti Laporan Jatam Terhadap OIKN soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Penjelasan Ombudsman Kalimatan Timur soal pelaporan Jatam perihal surat OIKN kepada masyarakat Sepaku.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

19 hari lalu

JATAM Laporkan Otorita IKN Ke Ombudsman soal Surat Teguran ke Warga Sepaku

Jaringan Advokasi Tambang atau JATAM Kalimantan Timur melaporkan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) ke Ombudsman

Baca Selengkapnya

Korupsi Diduga Sebabkan Harga Bawang Putih Naik, Ini Tanggapan Kementerian Perdagangan

21 hari lalu

Korupsi Diduga Sebabkan Harga Bawang Putih Naik, Ini Tanggapan Kementerian Perdagangan

Kementerian Perdagangan menanggapi dugaan korupsi di balik tingginya harga bawang putih.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Menteri PUPR Akan Tinjau IKN setelah Libur Lebaran, Ombudsman Respons Aturan Pembatasan Barang Bawaan

21 hari lalu

Terkini Bisnis: Menteri PUPR Akan Tinjau IKN setelah Libur Lebaran, Ombudsman Respons Aturan Pembatasan Barang Bawaan

Menteri Basuki Hadimuljono akan tinjau progres pembangunan Ibu Kota Nusantara atau IKN setelah libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Soal Pemeriksaan Barang Bawaan Penumpang dari Luar Negeri, Ombudsman: Berpotensi Maladministrasi

23 hari lalu

Soal Pemeriksaan Barang Bawaan Penumpang dari Luar Negeri, Ombudsman: Berpotensi Maladministrasi

Ombudsman mendorong agar Kementerian Perdagangan segera memberikan kepastian layanan atas penumpukan pemeriksaan barang bawaan.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

23 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Nasir Djamil Tolak Peleburan Ombudsman dan KPK: Keduanya Punya Tupoksi Berbeda

26 hari lalu

Nasir Djamil Tolak Peleburan Ombudsman dan KPK: Keduanya Punya Tupoksi Berbeda

Anggota Komisi III DPR RI, Nasir Djamil tidak setuju dengan peleburan Ombudsman dan KPK. Kedua lembaga itu memiliki tupoksi berbeda.

Baca Selengkapnya

Anggota Komisi III DPR Anggap Peleburan KPK dan Ombudsman Kurang Tepat

26 hari lalu

Anggota Komisi III DPR Anggap Peleburan KPK dan Ombudsman Kurang Tepat

Menurut Didik, kehadiran KPK telah berkontribusi positif dalam mengawal terwujudnya Indonesia bersih dari korupsi.

Baca Selengkapnya

Eks Penyidik Sayangkan KPK Tak Tegas Bersikap soal Isu Peleburan

26 hari lalu

Eks Penyidik Sayangkan KPK Tak Tegas Bersikap soal Isu Peleburan

Yudi Purnomo Harahap menyayangkan KPK yang tidak tegas bersikap menanggapi isu peleburan KPK dan Ombudsman RI.

Baca Selengkapnya