Keluhan Klasik Ojek Online Mangkal, Ini Kata Operator Sampai KAI

Reporter

Fajar Pebrianto

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 14 Maret 2019 08:30 WIB

Dinas Perhubungan DKI Jakarta saat menertibkan ojek online yang parkir sembarangan di depan Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 9 Juli 2018. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta -Kebiasaan pengemudi ojek online yang mangkal di pinggir jalan dan pintu stasiun menjadi masalah yang tak terselesaikan sejak beberapa tahun terakhir di Jakarta.

Hingga ini, belum ada kejelasan koordinasi antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, perusahaan penyedia jasa seperti Go-Jek dan Grab, termasuk PT Kereta Api Indonesia (KAI).
Baca : DKI Mau Operator Ojek Online Bikin Shelter Agar Stasiun Tak Macet

Tempo mengkonfirmasi kepada salah satu perusahaan yaitu Go-Jek, “Kami akan koordinasi terus, supaya tidak mengganggu lalu lintas," kata Senior Manager Corporate Affairs, Alvita Chen, saat ditemui di Kantor Go-Jek Indonesia, Pasaraya Blok M, Jakarta Selatan, Rabu, 6 Maret 2019.

PT Kereta Api Indonesia (Persero) juga belum bersedia menyampaikan apakah telah melakukan pembicaraan dengan manajemen perusahaan Gojek dan Grab. "Intinya KAI terbuka bila perusahaan jasa transportasi online akan berkoordinasi dengan KAI," kata Vice President Public Relations KAI Agus Komarudin saat dihubungi di Jakarta, Minggu, 10 Maret 2019.

Kepala Bidang Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan DKI Jakarta Maruli Sijabat mengatakan upaya preemtif sebenarnya telah dilakukan dengan mengajak kedua perusahaan untuk berdialog bersama. Namun lagi-lagi, tak ada kejelasan lebih lanjut soal dialog ini.
<!--more-->

Maruli hanya menyebutkan bahwa selain upaya preemtif, Dinas Perhubungan DKI juga telah melakukan langkah pencegahan. Mulai dari pemasangan spanduk larangan parkir di pintu stasiun, hingga permitaan kepada Go-Jek dan Grab agar mendirikan shelter penjemputan penumpang. “Peran Dishub hanya memfasilitasi,” ujarnya.

Tiga tahun lalu, persoalan ini sempat menjadi perhatian dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Kala itu, Ia pernah mengancam akan bertindak keras terhadap ojek online.

“Kami pasti menangkap mereka. Kami akan memberikan ‘kartu kuning’ ke pengelolanya. Lama-lama, kami mencoret mereka lalu mati sendiri karena tidak memiliki aplikasi lagi,” kata Basuki, yang kerap disapa Ahok, di Balai Kota pada Rabu, 7 Oktober 2015.

Puluhan ojek online dan bajaj parkir di jalur sepeda Jalan Melawai Raya, Jakarta Selatan, Jumat, 13 Juli 2018. Tempo/Imam Hamdi

Ancaman itu tak membuat kebiasaan mangkal pengemudi ojek online hilang. Pada Minggu, 22 Juli 2018, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat meminta kepada para pengemudi ojek online yang sering mangkal di kawasan Sudirman-Thamrin dan kawasan perkantoran lainnya untuk menghilangkan kebiasaan itu. “Pemilik usaha ojek online juga mulai pikirkan tempat untuk transit dan penjemputan,” kata Anies di Jakarta.

Advertising
Advertising

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta saat itu, Andri Yansyah sebenarnya telah menawarkan satu solusi. Ia meminta kepada operator agar mematikan aplikasi ojek online di kawasan tertentu. Permintaan ini berdasarkan temuan banyak pengemudi ojek berbasis aplikasi kerap melanggar aturan. “Jadi menyebabkan kemacetan lalu lintas“ ujar Andri kepada Tempo Sabtu 7 Juli 2018.

Lalu pada November 2018, giliran Kementerian Perhubungan yang ikut bersuara. Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kemenhub Bambang Prihartono khusus menyoroti kondisi pintu masuk dan keluar stasiun yang sangat berantakan karena ojek online yang bergerombol menunggu penumpang. Dia pun meminta operator aplikasi ojek online segera berkoordinasi dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) terkait masalah ini.

Walau demikian, kemacetan akibat kebiasaan ini tetap terjadi sampai sekarang. Salah satunya di Jalan Palmerah Timur, di depan Stasiun Palmerah. Di sana, beberapa pengemudi ojek online mangkal di pinggir jalan di bawah jembatan turun dan naik ke stasiun. Kondisi ini menyumbang kemacetan di jalan tersebut ketika pagi dan sore hari.

Kondisi yang sama juga terjadi di Stasiun Rawa Buntu, Tangerang Selatan, Banten. Dari pantauan Tempo pada 12 Maret 2019, puluhan pengemudi ojek online dari Go-Jek maupun Grab mangkal memenuhi sebagian jalan. Lokasi tersebut menjadi area bagi pengemudi ojek online menunggu penumpang yang turun dari stasiun.

Simak pula :
Ini Rencana MRT Jakarta untuk Penumpang Pengguna Ojek Online

Country Director Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, Yoga Adiwinarto, menilai penertiban terhadap kebiasaan ojek online sampai saat ini belum menunjukkan perkembangan yang berarti, Kebiasaan yang dimaksud tak hanya mangkal di pinggir jalan atau pintu stasiun, tapi juga parkir di atas trotoar.

"Belum (terlihat perbaikan), masalahnya daya tawar perusahaan ojek online ini besar sekali, dengan iming-iming bahwa mereka membantu perekonomian Indonesia, dengan korban ruang jalan yang disiksa," kata Yoga saat dihubungi di Jakarta, Senin, 11 Maret 2019.

Berita terkait

Cara Tutup Akun Gojek secara Permanen, Bisa Dilakukan Online

2 hari lalu

Cara Tutup Akun Gojek secara Permanen, Bisa Dilakukan Online

Ada beberapa cara tutup akun Gojek yang bisa dilakukan. Penutupan akun bisa dilakukan apabila Anda berencana mengganti layanan. Ini caranya.

Baca Selengkapnya

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

4 hari lalu

Hari Buruh Internasional, Aksi Unjuk Rasa di Cikapayang Dago Park

Aliansi Buruh Bandung Raya melakukan unjuk rasa menyuarakan perjuangan mereka saat Hari Buruh Internasional atau May Day di Cikapayang Dago Park

Baca Selengkapnya

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

10 hari lalu

Gopay Salurkan Zakat dan Donasi Ramadan Rp 31 Miliar

Gopay menyalurkan zakat dan donasi dengan total Rp 31 miliar yang terkumpul selama Ramadan.

Baca Selengkapnya

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

19 hari lalu

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.

Baca Selengkapnya

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

26 hari lalu

Momen Lebaran Terakhir Presiden Jokowi

Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran tahun ini menjadi momen terakhir bagi Presiden Jokowi. Lantas, apa yang akan dilakukan oleh Jokowi?

Baca Selengkapnya

Menjelang Lebaran, Jokowi Bagikan Sembako ke Ojol hingga Warga Sekitar Istana

26 hari lalu

Menjelang Lebaran, Jokowi Bagikan Sembako ke Ojol hingga Warga Sekitar Istana

Presiden Jokowi membagikan 1.000 paket sembako untuk para pengemudi ojek online di depan Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca Selengkapnya

Nasib THR Ojol, Kenapa Justru Baru Dibahas setelah Lebaran?

29 hari lalu

Nasib THR Ojol, Kenapa Justru Baru Dibahas setelah Lebaran?

Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor mengatakan pembahasan tentang tunjangan hari raya (THR) untuk ojek online (Ojol) dibahas setelah Lebaran

Baca Selengkapnya

Apa Saja Tes untuk Sopir Bus Antar Kota Antar Propinsi Saat Mudik Lebaran?

31 hari lalu

Apa Saja Tes untuk Sopir Bus Antar Kota Antar Propinsi Saat Mudik Lebaran?

Demi keamanan perjalanan mudik lebaran, para sopir bus akukan serangkaian tes guna menguji kelayakannya. Apa saja yang dites?

Baca Selengkapnya

Perusahaan Menolak Beri THR Ojol, SPAI: Tidak Manusiawi, Kami Dipaksa Kerja saat Lebaran

31 hari lalu

Perusahaan Menolak Beri THR Ojol, SPAI: Tidak Manusiawi, Kami Dipaksa Kerja saat Lebaran

Perusahaan menolak memberi THR untuk pengemudi ojek online atau Ojol. SPAI menyebut insentif yang ditawarkan perusahaan tidak manusiawi.

Baca Selengkapnya

Gojek Tawarkan Sejumlah Fitur Keamanan Menjelang Idul Fitri

32 hari lalu

Gojek Tawarkan Sejumlah Fitur Keamanan Menjelang Idul Fitri

Gojek memperkenalkan sejumlah fitur untuk memastikan keamanan dan keselamatan penggunaan selama mudik Lebaran.

Baca Selengkapnya