Anies Ingin Stadion BMW Dapat Untung dari Fasilitas Komersial
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Ninis Chairunnisa
Sabtu, 16 Maret 2019 05:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengharapkan adanya pendapatan alias revenue stream dari fasilitas komersial di sekitar Jakarta International Stadium atau Stadion BMW. Dengan begitu, pemeliharaan jangka panjang stadion tak perlu menggunakan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI.
"Tapi perawatannya justru menggunakan income yang didapat dari kegiatan komersial yang ada di kawasan itu," kata Anies di kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Jakarta, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat, 15 Maret 2019.
Baca: Anies Janji Stadion BMW akan Terintegrasi dengan MRT Fase 2
Di kawasan stadion itu, menurut Anies, akan ada pembangunan perkantoran dan perumahan. Dia juga membayangkan industri perhotelan tumbuh di lokasi itu. Fasilitas inilah yang diharapkan menjadi pusat pendapatan (revenue center), bukan pusat pembiayaan (cost center).
Anies menginginkan investasi DKI dalam pembangunan stadion itu berbuah untung. Karena itu, kata dia, pemda melalui BUMD PT Jakarta Propertindo (Jakpro) merancang stadion BWM multifungsi. Maksudnya, lapangan sepakbola di sana bisa dipakai untuk konser musik. Stadion itu mampu menampung 82 ribu penonton.
Menurut Anies, untung dari fasilitas komersil di stadion BMW berkontribusi terhadap pergerakan perekonomian Ibu Kota. "Yang tidak kalah penting keuntungan terbesar adalah perekonomian bergerak, khususnya di kawasan utara," kata dia.
Baca: Deretan Fasilitas Jakarta International Stadium, Ada Plaza Salat
Direktur Utama PT Jakpro Dwi Wahyu Daryoto sebelumnya jua menyampaikan pihaknya bakal membangun gedung multifungsi. Gedung itu dapat dimanfaatkan untuk eksibisi, acara kesenian, dan konser musik.
Stadion BMW atau Jakarta International Stadium akan berdiri di atas lahan seluas 275.534 meter per segi. Setelah groundbreaking dilakukan pada Kamis, 14 Maret lalu, pembangunan ini ditargetkan rampung pada 2021. Stadion ini sebagai pengganti stadion Persija di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, yang saat ini digunakan untuk depo kereta moda raya terpadu (MRT).