Bus Transjakarta bertenaga listrik ditampilkan dalam Pameran Busworld South East Asia ke-8 di Jakarta Internasional Expo, Kemayoran, Rabu, 20 Maret 2019. Bus listrik ini akan menjadi percontohan di Indonesia, mengingat sebelumnya belum ada armada yang mengoperasikan transportasi umum berbasis elektrik. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Anies Baswedan menugaskan PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) untuk segera menguji coba bus listrik Transjakarta. Alasannya, Anies ingin masalah polisi udara di Ibu Kota akibat emisi kendaraan dapat ditekan.
Direktur Utama PT Transjakarta Agung Wicaksono menyatakan, siap memenuhi tugas itu. Ia menargetkan uji coba bus listrik bisa dilakukan antara Mei atau Juni 2019. "Yang penting tahun ini," kata Agung di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu, 27 Maret 2019.
Agung meminta penyedia bus listrik untuk memenuhi kriteria operasional serta sanggup merawat kendaraan. Saat ini ada dua penyedia yang unitnya tersedia di Indonesia, yakni PT Mobil Anak Bangsa milik Jenderal (Purn) Moeldoko dan BYD Company Limited asal Cina.
Agung masih menunggu kesiapan penyedia untuk memproduksi bus listrik yang cocok dengan iklim tropis Indonesia. Sebab kunci bus listrik ada pada baterai. Baterai bus listrik ini akan terkuras untuk menghidupkan pendingin udara atau air conditioner (AC). "Sedangkan bus-bus Eropa tidak berada dalam situasi seperti itu. Itu yang mereka masih mau dikembangkan lagi," kata Agung.
Selain itu, kata Agung, penyedia juga harus bisa bekerja sama dengan PLN selaku penyuplai listrik. Kerja sama pun dibangun antarperusahaan dengan operator bus Transjakarta. Sebab, nanti pembeli dan operasional bus listrik Transjakarta adalah tanggung jawab operator. “Jadi bukan pemerintah yang membeli bus listrik. PT Transjakarta hanya akan membeli untuk layanan uji coba itu," ujar dia.