Cerita Saksi Soal Reaksi Ratna Sarumpaet Ketika Hoax Terbongkar

Selasa, 2 April 2019 14:00 WIB

Aktivis Ratna Sarumpaet saat konfrensi pers terkait berita bohong soal pengeroyokan yang terjadi pada dirinya, di Jakarta Timur, Rabu, 3 Oktober 2018. TEMPO/Taufiq Siddiq

TEMPO.CO, Jakarta - Staf pribadi Ratna Sarumpaet, Saharudin, menceritakan reaksi terdakwa kasus hoax itu ketika tahu polisi telah membongkar berita bohong yang dibuatnya.

Baca: Sidang Ratna Sarumpaet, Sopir: Ibu Tak Setuju Jumpa Pers Prabowo

Saharudin adalah orang pertama yang memberi tahu Ratna tentang salinan laporan Polda Metro Jaya soal yang beredar di media sosial. Dalam laporan polisi tersebut terungkap bahwa wajah bengkak Ratna bukan disebabkan pemukulan, melainkan efek operasi sedot lemak.

Sahar menerangkan awalnya dia mendapatkan salinan laporan penyidik polisi tersebut dalam format digital melalui pesan WhatsApp pada Rabu pagi tanggal 3 Oktober 2018.

"Saya dapat laporan Polda Metro Jaya dalam bentuk PDF pada pagi hari tanggal 3 Oktober," ujarnya saat bersaksi di persidangan Ratna Sarumpaet di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa 4 April 2019.

Setelah melihat laporan tersebut, Sahar langsung berlari menuju kamar Ratna. Dia pun menggedor-gedor pintu kamar agar perempuan itu segera keluar.

"Kenape lu," kata Sahar menirukan Ratna Sarumpaet.

Ratna Sarumpaet menghadiri sidang lanjutan dugaan penyebaran berita bohong atau hoax, di PN Jakarta Selatan, Jakarta, Selasa, 12 Maret 2019. Dalam perkara ini Ratna Sarampaet didakwa telah melanggar Pasal 14 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana, tentang mengedarkan berita atau pemberitaan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Sahar langsung memperlihatkan salinan laporan polisi tersebut. Kata dia, Ratna saat itu hanya diam, tak lama berselang Ratna pun menutup pintu kamarnya.

Setelah itu, Ratna keluar kamar dan mengumpulkan seluruh orang yang berada di rumah tersebut. Dalam kesempatan itu, Ratna mengaku telah berbohong terkait lebam di wajahnya bukan karena pemukulan tapi akibat sedot lemak di rumah sakit.

Advertising
Advertising

Sahar menambahkan, Ratna Sarumpaet juga menyampaikan permintaan maaf atas kebohongan tersebut. "Saya sedih dan kecewa, yang mulia," ujarnya.

Ratna meminta Sahat untuk menyiapkan jumpa pers terkait terbongkarnya kebohongan tersebut.

Jumpa pers tersebut digelar di kediaman Ratna di Bukit Duri, Jakarta. Di depan media Ratna membeberkan bahwa dia memang berbohong terkait lebam di wajahnya.

Ratna mengakui telah mengarang cerita bohong untuk mencari alasan kepada keluarganya terkait lebam di wajahnya, dengan menceritakan lebam tersebut akibat dipukul oleh beberapa orang.

Padahal kata Ratna, lebam di wajahnya disebabkan oleh operasi sedot lemak pipi bulan lalu. Dia tidak menyangka jika cerita bohong tersebut terus berkembang saat anak-anaknya ingin lebih mengetahui peristiwa pemukulan yang menimpanya. Menurut dia cerita lain muncul untuk menutupi kebohongan tersebut.

Baca: Sopir Bongkar Kebiasaan Ratna Sarumpaet Konsumsi Antidepresan

Ratna Sarumpaet tidak mengira jika cerita bohong tersebut meluas hingga keluar dari lingkup keluarganya. Bahkan cerita penganiayaan fiktif itu tersebar hingga ke sejumlah rekannya di koalisi Prabowo Subianto.

Berita terkait

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

50 menit lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

1 jam lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

2 jam lalu

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

3 jam lalu

Penjelasan Jubir Luhut Soal Orang "Toxic" di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Juru bicara Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan maksud dari orang toxic dalam pemerintahan. Sebelumnya, Luhut menyebut istilah itu saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

4 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

5 jam lalu

Demokrat Bilang Prabowo Sedang Mendesain Struktur Kabinet, Sebut Ada Rencana Pemisahan Kementerian

Partai Demokrat sedang menyiapkan kadernya untuk menjadi menteri di kabinet Prabowo.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

6 jam lalu

Prabowo Bentuk Presidential Club, Pengamat Sebut Ada Ketegangan dalam Transisi Kepemimpinan

Pengamat politik menilai, gagasan Presidential Club Prabowo mungkin saja hasil dari melihat transisi kepemimpinan Indonesia yang seringkali ada ketegangan.

Baca Selengkapnya

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

9 jam lalu

Demokrat Wanti-wanti Jangan Ada Partai di Pemerintahan Prabowo tapi Terasa Oposisi

Demokrat mewanti-wanti agar tak ada partai di pemerintahan rasa oposisi.

Baca Selengkapnya

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

10 jam lalu

Gerindra Ungkap Gelora Tak Tolak PKS Gabung ke Pemerintahan Prabowo-Gibran

Gerindra mengatakan Gelora tak tolak PKS gabung ke pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

10 jam lalu

Alasan PDIP Sebut Oposisi Perlu Ada dalam Pemerintahan

PDIP menilai oposisi diperlukan dalam sistem pemerintahan.

Baca Selengkapnya