Brimob Brutal Usai Kerusuhan 22 Mei? Ini Kronologis dari Lokasi

Sabtu, 25 Mei 2019 08:07 WIB

Personil Brimob menunjukan bunga mawar yang diberikan warga yang melintas di depan Gedung Bawaslu, Jakarta, Kamis 23 Mei 2019. Bunga Mawar melambangkan kemurnian, kesucian dan ketulusan. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah anggota Brimob Polri disebut menangkap lebih dari satu orang dari area Smart Services Parking pada Kamis pagi lalu, 23 Mei 2019, seusai kerusuhan 22 Mei 2019. Lokasinya di area Masjid Al Huda, Jalan Kampung Bali XXXIII, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang baru-baru ini viral karena video pemukulan.

Menurut saksi yang menolak dikutip identitasnya, pagi itu sekitar pukul 06.00 WIB, sepuluh anggota Brimob masuk ke lokasi parkir melalui gerbang depan di Jalan Wahid Hasyim. "Terus nanya, di sini ada yang demo rusuh-rusuh masuk ke dalam? Enggak ada Pak, saya bilang begitu," kata dia pada Jumat, 24 Mei 2019.

Baca:
Polisi Kantongi Rekaman Pembicaraan Aktor Kerusuhan 22 Mei

Menurut pria itu, seorang aparat lantas melihat ada dua orang di area belakang parkir atau di depan Masjid Al Huda. Dia juga tidak mengetahui dua orang yang dikenalnya, yaitu Markus Ali dan Andre, berada di sana. Beberapa Brimob lantas mendekati mereka.

Beberapa Brimob menggeledah bangunan di area parkir dan mendapati seorang supervisor Smart Services Parking bernama Jurianto dan seseorang lagi bernama Lubis.

"Saya jelasin ini (Jurianto) atasan saya, Pak," katanya mengulang penjelasannya kepada Brimob. Namun, aparat tak percaya. "Ah kamu, tadi saja (soal Andre dan Markus) bohong," ujarnya menirukan aparat.


Dia menerangkan bahwa Andre, Markus dan Lubis memang sering tidur di area parkir. Dia tidak mengenal begitu dekat, tapi sesekali mereka membantu petugas parkir Smart Services Parking. "Mereka sering nongkrong di sini, sering tidur di sini, kayak ya kawan, tapi enggak usil."

Advertising
Advertising

Baca:
Video Aparat Brimob Pukuli Remaja, Ini Kata Imam Masjid di Lokasi

Dalam penangkapan, saksi melihat aparat Brimob memukuli kepala Jurianto dan Lubis hingga berdarah. Wajah dia sempat coba dihantam pentungan oleh aparat namun berhasil menangkis dengan tangan. Walhasil, tangan kirinya lebam.

Markus dan Andre yang berjarak sekitar 200 meter dari posisinya juga dipukuli. Dia membenarkan lokasi pemukulan persis dalam rekaman video yang viral di media sosial. Markus lantas diseret dari area Masjid Al Huda hingga ke palang pintu masuk lahan parkir.

"Kepalanya (Markus) kepentok di situ (tiang di pintu masuk lahan parkir)," ucapnya.

<!--more-->

Di lokasi itu, Tempo mendapati bercak merah yang masih membekas di tiang. Bercak merah tersebut diduga darah Markus.

Seorang warga lain juga ditangkap di area parkir, namun dia berhasil kabur saat polisi memindahkannya dari mobil ke mobil lainnya. Semula dia berada satu mobil dengan Markus, Lubis, Andre, dan Jurianto.

Baca:
Kerusuhan 22 Mei: Saat Polisi Kegirangan Melihat Pedagang Kopi

"Di mobil masih pada hidup. Pas di mobil Markus emang lagi megap-megap," ujar dia sambil meletakkan tangan di dada mendemonstrasiakan kondisi Markus.

Dia mengatakan dipukul bagian kepala oleh aparat sehingga berdarah di empat titik.

Pacar Markus, wanita berinisial V, mengatakan pada Selasa malam, 22 Mei 2019, masih sempat berhubungan dengan kekasihnya melalui telepon. Saat itu, sekitar pukul 23.00, Markus memberi kabar soal kerusuhan di Gedung Bawaslu RI yang hanya berjarak sekitar 250 meter dari lahan Smart Services Parking. V lantas meminta Markus untuk ke rumahnya di Kampung Rambuta, Jakarta Timur.

"Dia cari jalan tapi diblokade, jadi enggak bisa," kata V.

Situasi Musala Al Huda dan lahan kosong milik Smart Service Parking di Kampung Bali, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Mei 2019. TEMPO/M Yusuf Manurung.

Karena banyak gas air mata di lokasi itu, Markus sampai menggunakan pasta gigi di sekitar matanya. Karena tidak bisa menyusul V, Markus akhirnya istirahat di lahan parkir tanpa menghapus pasta gigi di wajahnya. Pagi harinya, V menelepon Markus dan sempat diangkat. Namun, suara di saluran telepon tidak jelas. Ketika ditelepon kembali, nomor ponsel pria berumur 30 tahun itu sudah tidak aktif. "Ya mungkin sudah dihancurkan," kata V.

V telah mencoba mencari tahu keberadaan Markus ke Polda Metro Jaya. Namun dia tidak mendapat jawaban. Begitu melihat video viral soal pemukulan di lahan parkir itu, V sempat syok. Dia pun datang ke lokasi parkir untuk mencari tahu kepada beberapa pegawai di sana, apakah pria yang dipukuli aparat itu merupakan Markus.

Baca:
Korban Kerusuhan 22 Mei, Rizky Diam-diam Pergi Subuh Tadi ...

Markas Besar Kepolisian telah memberi klarifikasi atas video berisi penganiayaan yang viral tersebut. Juru bicaranya, Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo, menyebut satu yang ditangkap dalam video itu sebagai Andri Bibir, 30 tahun. Penangkapan atas tuduhan menyiapkan sejumlah batu untuk para perusuh.

Andri saat ini masih hidup dan seusai mendapat perawatan di RS Polri berada di Rumah Tahanan Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya. Kerusuhan 22 Mei ditegaskan Dedi tidak spontan, "artinya by setting untuk menciptakan kerusuhan," ucapnya, Sabtu 25 Mei 2019.

M. YUSUF MANURUNG

Berita terkait

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

41 hari lalu

Ibu Kota Haiti Chaos: Crazy Rich dan Toko Dirampok, Mayat Bergelimpangan di Jalanan

Haiti dilanda kerusuhan setelah geng kriminal menguasai negara ini dan memaksa perdana menteri Ariel Henry mundur.

Baca Selengkapnya

Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

44 hari lalu

Bawaslu RI Ungkap Potensi Kerawanan Pilkada 2024, Kerusuhan Selalu Ada

Bawaslu RI menyebut potensi kerawanan Pilkada 2024 dikarenakan persaingan yang sangat tinggi antarcalon kepala daerah.

Baca Selengkapnya

Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

51 hari lalu

Situasi Makin Kacau, Geng Kriminal Haiti Ancam Perang Saudara Jika PM Tak Mundur

Haiti dikuasai geng kriminal yang mengancam akan melakukan pembantaian massal jika Perdana Menteri Ariel Henry tak mundur dari jabatannya.

Baca Selengkapnya

34 Terdakwa Kerusuhan Aksi Bela Rempang Dituntut Beragam, Dari 3 Bulan Sampai 10 Bulan

55 hari lalu

34 Terdakwa Kerusuhan Aksi Bela Rempang Dituntut Beragam, Dari 3 Bulan Sampai 10 Bulan

Kerusuhan di Pulau Rempang antara warga dan aparat pecah pada 7 Agustus 2023. Warga menolak pengukuran lahan yang dilakukan pemerintah

Baca Selengkapnya

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

19 Februari 2024

Perang Suku di Papua Nugini Tewaskan 64 Orang, Mayat-mayat Tergeletak di Jalanan

Papua Nugini dilanda perang suku terbesar dalam sejarah. PM Australia ikut resah.

Baca Selengkapnya

Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

18 Februari 2024

Ketidaksetaraan Jadi Pemicu Kerusuhan Sampit 2001

Apa pemicu kerusuhan Sampit? Kondisi ekonomi yang sulit dan ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya memperburuk ketegangan antara kedua komunitas

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

18 Februari 2024

Kilas Balik 23 Tahun Tragedi Kerusuhan Sampit Kalimantan Tengah

Kerusuhan Sampit ini menyebabkan lebih dari 500 orang meninggal dengan lebih dari 100.000 penduduk Madura kehilangan tempat tinggal di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Di Mata Media Asing: Penculik, Pemicu Kerusuhan Hingga Menang Berkat Jokowi

17 Februari 2024

Prabowo Di Mata Media Asing: Penculik, Pemicu Kerusuhan Hingga Menang Berkat Jokowi

Media asing Al Jazeera berikan penilaian terhadap Prabowo yang menang pemilu 2024 hasil quick count

Baca Selengkapnya

Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda

13 Februari 2024

Pilpres 2024, Ini 3 Hal yang Bisa Menyebabkan Pemilu Ditunda

Penetapan tanggal pemilu melibatkan proses diskusi yang panjang antara KPU, pemerintah, dan DPR. Bahkan, proses tersebut dapat memakan waktu hingga satu tahun.

Baca Selengkapnya

Migran Tewas Gantung Diri Picu Protes Berujung Kerusuhan di Italia

6 Februari 2024

Migran Tewas Gantung Diri Picu Protes Berujung Kerusuhan di Italia

Unjuk rasa di pusat repatriasi bagi migran di Roma, Italia, berubah menjadi kerusuhan setelah

Baca Selengkapnya