Bupati Bogor Ade Yasin (kiri) melihat kondisi Khairul Islami (10) korban ledakan granat yang selamat di RSUD Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat 15 Februari 2019. Granat jenis GLM yang meledak mengakibatkan tiga anak menjadi korban, dua diantaranya meninggal dunia yakni Muhammad Ibnu Mubaroq (10) dan M Doni (14). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
TEMPO.CO, Bogor – Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan sudah sekitar 5 tahun belakangan ini tak digelar Operasi Yustisi di Kabupaten Bogor. Maka setelah Lebaran 2019 pemerintah Kabupaten Bogor akan menggelar operasi kependudukan terebut secara besar-besaran untuk menghalau lonjakan penduduk sekaligus pengawasan bagi pendatang.
“Sudah kurang lebih lima tahun ke belakang Bumi Tegar Beriman tidak pernah dilakukan Operasi Yustisi, sehingga ada kejadian, seperti kemarin. Ada penangkapan terduga teroris dan sebagainya,” kata Ade ketika inspeksi mendadak (sidak) pegawai hari ini, Senin, 10 Juni 2019. "Secepatnya kami akan menggelar Operasi Yustisi."
Menurut dia, kehadiran pendatang tanpa pengawasan akan menambah permasalahan baru dan menambah beban bagi pemerintah daerah. Operasi menyasar kontrakan, kos-kosan, vila, dan beberapa tempat yang dianggap rawan didatangi penduduk gelap. "Kepentingannya di sini apa? Kalau hanya menambah beban silakan mencari rezeki di wilayahnya sendiri.”
Dia menuturkan, momen lebaran sering digunakan masyarakat yang mudik untuk mengajak sanak saudaranya dari kampung. Kalau hanya menginap pendatang lapor RT/RW setempat. Ade mengungkapkan pemerintah daerah juga akan mengadakan razia Warga Negara Asing (WNA) dengan bekerja sama dengan Kantor Imigrasi dan Polres Bogor.
“Nggak sedikit laporan, ada orang asing yang kerja di sini tapi tidak memiliki izin kerja, nanti kami akan razia juga,” kata Bupati Ade menerangkan tentang Operasi Yustisi.