Ke KPK, Koalisi Tolak Swastanisasi Air Serahkan 25 Bukti Baru

Sabtu, 6 Juli 2019 06:50 WIB

Koalisi Masyarakat Menolak Swastaniasi Air mendesak Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar segera menjalankan putusan Mahkamah Agung (MA) soal penghentian swastanisasi air di depan Balai Kota Jakarta, Kamis, 22 Maret 2018. Tempo/ Maria Fransisca Lahur.

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi Masyarakat Menolak Swastanisasi Air Jakarta menyerahkan 25 bukti baru dugaan korupsi pengelolaan air oleh pihak swasta di ibu kota.

Baca: Swastanisasi Air di Jakarta, Ini Empat Hal yang Jadi Sorotan KPK

Tim koalisi mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat, 5 Juli 2019. Direktur Lembaga Bantuan Hukum LBH, Arif Maulana, mengatakan koalisi meminta KPK membongkar dugaan korupsi ini dan mendalami potensi kerugian negara dalam swastanisasi air ini.

"Bukti baru itu kami harap mampu mendukung KPK untuk mempercepat pengusutan dugaan korupsi selama swastanisasi pengelolaan air di Jakarta," kata Arif melalui keterangan tertulisnya, Jumat pagi.

Bukti-bukti ini diharapkan mampu mendorong KPK untuk memeriksa aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang selama ini dikelola oleh swasta. Penyerahan 25 bukti baru ini juga diharapkan mampu mendorong KPK memastikan pelayanan publik dalam pengelolaan air Jakarta di masa mendatang bersih dan bebas dari tindak pidana korupsi.

Tujuan lain Koalisi mendatangi KPK adalah untuk meminta penjelasan tentang hasil pemanggilan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke KPK pada 10 Mei 2019. KPK memanggil Gubernur untuk mengklarifikasi risiko kerugian negara akibat perjanjian kerjasama swastanisasi pengelolaan air di Jakarta antara PT. PAM Jaya, PT. Aetra Air Jakarta dan PT. PAM Lyonnaise Jaya.

Ada empat hal yang diminta Koalisi saat mendatangi KPK, yaitu:

1.Menjelaskan hasil pemanggilan yang dilakukan oleh KPK terhadap Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada 10 Mei 2019;

Advertising
Advertising

2.Mendalami potensi kerugian negara dalam rencana pengambilan keputusan terkait swastanisasi air di Jakarta;

3.Memeriksa aset Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang selama ini dikelola oleh swasta;

4.Memastikan pelayanan publik dalam pengelolaan air di Jakarta dilaksanakan sesuai mandat Konstitusi serta bersih dan bebas dari tindak pidana korupsi.

Baca: Swastanisasi Air Tak Kunjung Distop, LBH Jakarta Surati Anies

Koalisi berharap pemeriksaan mendalam yang dilakukan KPK atas swastanisasi air Jakarta juga akan berdampak pada pencegahan tindak pidana korupsi dan kerugian yang terus dialami atas perjanjian ini. "Jika Gubernur salah ambil keputusan dan terus melanjutkan kerjasama dengan swasta dalam pengelolaan air, akan terus berdampak pada kerugian negara."

Berita terkait

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

4 jam lalu

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Setelah putusan MK yang menolak keputusan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akankah mereka kemudian gabung di kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

5 jam lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi

Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

6 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

KPK Hentikan Sementara Aktivitas 2 Rutannya Imbas 66 Pegawai Pelaku Pungli Dipecat

6 jam lalu

KPK Hentikan Sementara Aktivitas 2 Rutannya Imbas 66 Pegawai Pelaku Pungli Dipecat

KPK hentikan sementara aktivitas di rutan POM AL dan rutan Pomdam Jaya Guntur imbas kasus pungli yang berujung pemecatan 66 pegawai

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

8 jam lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

19 jam lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru

22 jam lalu

Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru

Anies Baswedan membeberkan rencananya setelah gugatan kubunya ditolak Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

23 jam lalu

Ketua Partai Patriot dari Prancis Curiga Bantuan untuk Ukraina Dikorupsi

Florian Philippot Ketua Partai Patriot dari Prancis menyebut sebagian besar bantuan dari negara - negara Barat digelapkan oleh pejabat-pejabat Ukraina

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

1 hari lalu

Berkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum

Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta merasa tak ada kedala menangani kasus dugaan pemerasan oleh eks Ketua KPK Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Eks Penyidik KPK Heran Nurul Ghufron Tak Paham Soal Trading In Influence Karena Minta Kerabatnya Dimutasi

1 hari lalu

Eks Penyidik KPK Heran Nurul Ghufron Tak Paham Soal Trading In Influence Karena Minta Kerabatnya Dimutasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron pernah meminta Kementan untuk memutasi kerabat atau keluarganya dari Jakarta ke Malang. Bakal jalani sidang etik.

Baca Selengkapnya