Polusi Debu Batu Bara di Marunda, DKI Pasang Alat Pemantau Udara

Sabtu, 27 Juli 2019 06:34 WIB

Perkampungan Marunda Pulo yang terdampak polusi debu dari PT KCN di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. TEMPO/M Julnis Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Suku Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Utara memasang alat pemantau udara di sekitar Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cilincing, Jakarta Utara, pada Kamis, 25 Juli 2019. Alat itu dipasang setelah adanya protes dari masyarakat mengenai polusi debu batu bara dari aktivitas bongkar muat perusahaan PT Karya Citra Nusantara (KCN).

"Alat pemantau udara ambien untuk mengetahui tingkat ambang batas baku mutu yang ditetapkan untuk pencemaran udara," ujar Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan dan Kebersihan (Kasi Wasdal) Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara Suparman saat dihubungi Tempo, Jumat, 26 Juli 2019.

Dengan adanya alat itu, Suparman mengatakan pihaknya dapat memantau pencemaran udara di sekitar Cilincing dan Marunda. Saat ini, Sudin LH Jakarta Utara menemukan fakta bahwa udara di pesisir Jakarta itu sudah tercemar debu batubara.

"Untuk hasil tidak bisa langsung, kurang lebih 10 sampai 15 hari sejak alat dipasang," ujar Suparman.

Sejumlah masyarakat di Cilincing dan Marunda sebelumnya mengeluhkan polusi debu batu bara yang terjadi di kawasan tempat tinggalnya. Polutan batu bara itu membuat masyarakat mengalami sesak napas hingga batuk-batuk.

Advertising
Advertising

Sugiyanto, warga Marunda Pulo menunjukkan sisa debu batubara di kusen rumahnya, Selasa 23 Juli 2019. Tempo/M Julnis Firmansyah

Suwito Cahyadi, warga Cilincing menjelaskan polutan debu batubara membuat anaknya yang masih berusia lima tahun mengalami sesak napas. Selain itu, dia menemukan debu batu bara mengotori lantai rumahnya hampir setiap pagi. "Saya sudah protes ke perusahaan dan pemerintah, tapi polusi debu masih ada," ujarnya.

Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan Agus Dwi Susanto menjelaskan debu batu bara dapat menyebabkan pneumokoniosis batu bara atau black lung (paru-paru hitam). Penyakit ini timbul sebagai akibat debu batu bara yang terhirup dan menumpuk di paru sehingga menimbulkan kekakuan pada jaringan paru dan membuat fungsi organ paru menurun.

"Kasus ini (black lung) umumnya muncul pada pekerja batubara, nama lainnya coal workers pneumokoniosis," ujar Agus.

Meskipun umumnya ditemukan pada pekerja tambang, Agus mengatakan masyarakat yang tinggal dekat dengan area yang terkontaminasi debu batu bara memiliki risiko yang sama. Umumnya, seseorang baru menyadari terkena black lung setelah 10 tahun terpapar debu batu bara, yang ditandai dengan sesak napas dan terkadang batuk dengan dahak bewarna hitam.

Selain black lung, dari hasil penelitiannya Agus mengatakan polusi debu batu bara dapat memicu penyakit pernapasan lainnya, antara lain infeksi saluran pernapasan, bronkitis kronis, hingga penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK. "Partikel-partikel debu batu bara itu yang bikin penyakit," ujarnya.

Berita terkait

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

2 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

26 hari lalu

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk Milawarma Divonis Bebas oleh PN Palembang, Ini Jejak Kasusnya

Eks Dirut PT Bukit Asam Tbk periode 2011-2016 Milawarman divonis bebas dalam kasus dugaan korupsi akuisisi saham milik PT Satria Bahana Sarana (SBS).

Baca Selengkapnya

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

40 hari lalu

Bahlil Akan Bagikan Ribuan Izin Tambang ke Ormas, Pusesda: Hanya Akan Berakhir pada Jual-Beli IUP

Pusat Studi Ekonomi dan Sumber Daya Alam (Pusesda) menolak rencana Bahlil membagikan izin usaha pertambangan (IUP) ke organisasi kemasyarakatan.

Baca Selengkapnya

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

40 hari lalu

Menteri ESDM Sebut Bahlil Cabut 2.051 Izin Tambang

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sudah mencabut 2.051 Izin Usaha Pertambangan (IUP) sejak 2022.

Baca Selengkapnya

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

49 hari lalu

Neraca Dagang Indonesia-Vietnam 2023 Surplus, Ditopang Ekspor Batu Bara

Neraca dagang antara Indonesia dan Vietnam mencapai USD 12,84 Miliar sepanjang 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

51 hari lalu

Luhut Sebut Simbara Kerek Penerimaan Pajak dan Royalti Batu Bara

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut Simbara menaikan penerimaan pajak batu bara.

Baca Selengkapnya

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

29 Februari 2024

Sekretariat JETP Tunggu Aturan Kementerian ESDM untuk Pandu Pensiun Dini PLTU Batu Bara

Sekretariat Just Energy Transition Partnership (JETP) menunggu perangkat peraturan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Baca Selengkapnya

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

19 Februari 2024

Tekstil Hingga Perikanan Diprediksi Terdampak Resesi Jepang, Batu Bara dan Nikel Waspada

Ekonom Indef menyebut sejumlah sektor bakal terdampak oleh resesi yang melanda Jepang, tujuan ekspor terbesar keempat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

16 Februari 2024

Nilai Ekspor Batu Bara RI Lesu, Turun US$ 590,1 Juta: Terbesar ke Cina dan India

Sepanjang Januari 2024, nilai ekspor batu bara tercatat US$ 2,41 miliar, turun dari bulan sebelumnya US$ 3 miliar.

Baca Selengkapnya

Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

12 Februari 2024

Selain Nonton Dirty Vote, Tonton Juga Sexy Killers yang Rilis Sebelum Pemilu 2019

Sebelum Dirty Vote, Dandhy Laksono Lebih Dahulu menggarap Sexy Killers yang tayang ketika masa tenang Pemilu 2019. Dengan kisah berbeda, Sexy Killers lebih membahas persoalan lingkungan di Indonesia.

Baca Selengkapnya