Koperasi Angkutan Kota Depok Tak Ada yang Sehat, Ini Penyebabnya
Reporter
Ade Ridwan Yandwiputra (kontributor)
Editor
Ninis Chairunnisa
Kamis, 1 Agustus 2019 12:22 WIB
TEMPO.CO, Depok – Ketua Dewan Koperasi Indonesia Daerah Kota Depok, Teguh Prayitno mengatakan dari 420 koperasi yang aktif di Kota Depok, hampir setengahnya atau sekitar 250 koperasi dalam kondisi tidak sehat.
“Diantaranya koperasi angkutan kota,” kata Teguh usai perayaan hari ulang tahun ke-72 Koperasi di Balai Kota Depok, Kamis, 1 Agustus 2019.
Teguh mengatakan kategori koperasi yang tidak sehat tersebut antara lain aktif namun tidak pernah melapor dan tidak melaksanakan Rapat Anggota Tahunan (RAT). “Penyebabnya karena ketiadaan SDM dan skala usahanya kecil,” kata dia.
Menurut Teguh, sebanyak 50 koperasi angkutan di Kota Depok tidak ada satupun yang masuk dalam kondisi sehat. Bahkan beberapa diantaranya bangkrut. “Ini karena omset angkutan kota turun drastis sampai 75 persen akibat adanya angkutan online,” ujarnya.
Teguh mengakui, perkembangan teknologi dan semakin sedikitnya minat masyarakat terhadap angkutan kota konvensional menjadi permasalahan koperasi angkutan tak lagi berdaya. “Akibat persaingan bebas ini agak sulit, apalagi di era teknologi yang sedang menuju 5.0, angkutan tradisional semakin terpinggirkan,” kata dia.
Salah satu solusi jangka pendeknya, kata Teguh, adalah mengubah sektor bisnis yang dilakukan oleh koperasi angkutan ini. “Ya beralih ke warung kopi misalnya, supaya dapat bertahan,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Wali Kota Depok Mohammad Idris mengakui banyaknya koperasi di Kota Depok yang sehat namun tidak segar. “Sehat belum tentu segar. Ada yang sehat kurang segar ini akan kita segarkan,” kata Idris.