Perluasan Ganjil Genap, Respon Masyarakat Beragam

Reporter

Muh Halwi

Editor

Febriyan

Jumat, 9 Agustus 2019 02:57 WIB

Sejumlah kendaraan melaju di Jalan Kramat Raya yang merupakan salah satu rute perluasan sistem ganjil-genap, Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2019. Perluasan tute ganjil genap hanya berlaku bagi kendaraan roda empat. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Perluasan ganjil genap bagi sejumlah warga di Jakarta Utara mendapatkan respon beragam dari warga. Ada yang menilai kebijakan tersebut tak akan efektif mengurangi polusi udara hingga ada yang merasa keberatan karena akan menghambat aktivitas warga yang mobilitasnya tinggi.

Irma, seorang karyawan swasta mengatakan perluasan ganjil genap belum menjadi solusi yang efektif dalam mengatasi polusi kemacetan di DKI Jakarta. Pasalnya, menurut dia, banyak warga yang bisa menambah kendaraan untuk menyesuaikan jadwal ganjil genap.

"Memang tidak berpengaruh, dengan adanya ganjil genap malah orang pada nambah beli mobil jadi dua biar enak keluar. Nanti saat ganjil pakai mobil plat ganjil gitu sebaliknya enggak pakai ribet," kata Irma saat ditemui Tempo di Mal Artha Gading, Jakarta Utara, Kamis, 8 Agustus 2019.

Ia menuturkan perluasan ganjil genap seharusnya dibarengi dengan solusi yang lebih efektif. Karena menurut dia penerapan ganjil genap sejauh ini tidak memberi pengaruh dalam mengurai kemacetan Jakarta.

Advertising
Advertising

Sementara Ramadan mengatakan bahwa perluasan ganjil genap bisa mempersempit ruang geraknya yang membawa mobil pribadi saat bekerja.

"Ruang gerak menjadi terasa sempit, jadi tidak ingin bawa mobil di hari ganjil," ujarnya.

Dia berharap pemerintah memberikan solusi yang lebih efektif. Misalnya menyediakan transportasi umum yang memadai baik dari segi jumlah maupun pelayanannya.

"Alternatif saat ini kendaraan umum belum maksimal, belum banyak, dan lebih parahnya belum tepak waktu," katanya.

Sosialisasi perluasan ganjil genap di sejumlah daerah di DKI Jakarta sudah mulai dilaksanakan sejak Rabu kemarin, 7 Agustus 2019. Kebijakan tersebut diambil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan setelah munculnya kajian soal polusi udara di ibu kota yang semakin memprihatinkan. Jakarta bahkan sempat menempati peringkat pertama sebagai kota besar dengan kualitas udara paling buruk di dunia.

Berita terkait

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

1 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

2 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

3 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

3 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

4 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

5 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

6 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

8 hari lalu

Bank DKI Setor Dividen Sebesar Rp 326,4 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI menyumbang dividen terbesar bagi Provinsi DKI Jakarta, jumlahnya mencapai Rp 326,44 miliar.

Baca Selengkapnya

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

10 hari lalu

Sampah di Jakarta, Sebelum dan Setelah Lebaran

DLH DKI Jakarta mengangkut sampah yang dilakukan selama periode tujuh hari sebelum hingga hari kedua Lebaran 2024

Baca Selengkapnya

Puspom Ungkap Motif Sopir Arogan Fortuner Palsukan Pelat Dinas TNI, Kini Ditahan di Polda Metro Jaya

11 hari lalu

Puspom Ungkap Motif Sopir Arogan Fortuner Palsukan Pelat Dinas TNI, Kini Ditahan di Polda Metro Jaya

Puspom TNI mengungkap motif pemalsu pelat dinas TNI, yang saat ini telah ditangkap dan ditahan di Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya