Polusi Udara Jakarta, 77 Pabrik Diberi Sanksi Sepanjang Tahun Ini

Reporter

Imam Hamdi

Jumat, 9 Agustus 2019 10:41 WIB

Petugas Polsusi Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta melakukan sidak di PT Hong Xin Steel, Cakung, Jakarta, Kamis, 8 Agustus 2019. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta melakukan inpeksi mendadak ke pabrik peleburan baja PT Hong Xin Steel untuk melakukan pengecekan kembali kondisi cerobong asap milik pabrik tersebut. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Sepanjang tahun ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menjatuhkan sanksi terhadap 77 dari 114 perusahaan yang terbukti menyumbang polusi udara Jakarta. Jumlah perusahaan yang terbukti mencemari udara lewat cerobong gas buangnya tersebut lebih tinggi daripada tahun sebelumnya yang hanya 18 pelaku usaha.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan tahun ini menargetkan inspeksi mendadak ke 90 perusahaan pemilik cerobong buangan gas sisa. Dengan setiap perusahaan bisa memiliki lebih dari satu cerobong, Andono mencatat seluruhnya ada 1.150 cerobong gas buang dari seluruh kegiatan industri yang ada di ibu kota.

"Pemerintah, bakal terus mengawasi emisi cerobong dari kegiatan industri sebagai tindak lanjut pelaksanaan Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 tentang Pengendalian Kualitas Udara," katanya saat melakukan inspeksi mendadak ke PT Hong Xin Steel, Cakung, Jakarta Timur, Kamis 8 Agustus 2019.

Dinas LH melakukan sidak ke dua lokasi pabrik yang ada di Jakarta Timur pada hari itu. Di lokasi pertama, DLH menjatuhkan sanksi kepada PT Mahkota Indonesia, perusahaan pengolah sulfur yang terbukti telah mencemari lingkungan lewat cerobongnya.

"Hasil uji laboratorium pada cerobong, asap sulfat unit dua di perusahaan itu melebihi baku mutu untuk parameter sulfurdioksida atau SO2," kata Andono.

Advertising
Advertising

Sanksi berupa paksaan untuk memperbaiki cerobongnya dalam waktu 45 hari kalender. Sanksi serupa juga diberikan kepada PT Indonesia Acid Industry, sebuah pabrik kimia. Bedanya, Dinas LH tidak mendatangi lokasi PT Indonesia Acid.

Sedangkan, kedatangan Dinas LH ke pabrik peleburan baja milik PT. Hong Xin Steel, di Cakung, untuk mengecek tindak lanjut atas sanksi serupa yang pernah diberikan. "Kami akan perketat pengawasan," kata Andono.

Pengawasan yang dilakukan pihaknya, kata Andono, tidak hanya terhadap kepatuhan pemenuhan baku mutu cerobong emisi gas buang saja, namun juga terhadap aspek persyaratan teknis lingkungan hidup lainnya. Contohnya, ketersediaan instalasi pengolahan air limbah domestik, tata kelola limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), kepatuhan melaporkan kegiatan pengendalian lingkungan.

Manajer Legal di PT Hong Xin Steel, Irwan, mengatakan pemerintah memang rutin menggelar sidak. Tapi dia mengklaim kalau cerobong gas buang milik perusahaan itu tidak pernah bermasalah. "Setiap tahun kami juga rutin memeriksa sendiri," ujarnya.

Dalam sidak yang diterima Kamis 8 Agustus, Irwan menyebut pemerintah hanya merekomendasikan perbaikan pada cerobong asap milik perusahaan. "Ini bukan teguran. Hanya sidak biasa dan selama ini baku mutu kami aman," kata dia.

Berita terkait

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

14 jam lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

1 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

2 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

2 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

3 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

6 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

7 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

13 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

35 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

50 hari lalu

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)

Baca Selengkapnya