Ibu Kota Pindah, Ekonom: Pendapatan Jakarta Turun, tapi ...

Jumat, 30 Agustus 2019 08:21 WIB

Instalasi gabion di Kawasan Bundaran HI, Jakarta, Sabtu, 24 Agustus 2019. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Bhima Yudistira menilai rencana ibu kota pindah bakal berdampak pada perekonomian Jakarta. Rencana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan Timur telah diumumkan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi pada awal pekan ini.

"Dampak ekonomi dan dari pendapatannya ada, tapi tidak besar. Mungkin sekitar lima persen," kata Bhima saat dihubungi, Kamis, 29 Agustus 2019.

Menurut Bhima, penurunan pendapatan tersebut lantaran pajak kendaraan yang berkurang. Aktivitas bisnis terkait jasa pemerintahan, mulai dari katering, perhotelan, penyewaan tempat meeting dan lainnya juga akan menurun.

Meski begitu, pemindahan ibu kota tidak akan menggoyang perekonomian di Jakarta karena dari segi pendapatan akan masih tetap sama. Misalnya pendapatan dari sektor pajak kendaraan bermotor, yang menyumbang besar dari pendapatan daerah, hanya berkurang 10 persen.

"Total kendaraan ada 17 juta di Jakarta, dan 10 persennya diperkirakan punya ASN. Jumlah ASN tidak terlalu besar dibanding swasta. Jadi tidak mempengaruhi terlalu besar," tuturnya.

Selain itu, kegiatan ekonomi juga masih bakal terus berjalan karena eks gedung pemerintah bakal tetap terisi oleh pihak swasta. Jadi, eks gedung pemerintah pusat bisa disewakan atau ditukar guling agar tetap terisi.

Advertising
Advertising

"Akan ada aktivitas ekonomi di gedung pemerintahan yang lama. Jadi sumbangan pemerintah tidak terlalu besar dan bisa digantikan oleh swasta."

Menurut Bhima, Jakarta akan tetap menjadi pusat bisnis di Indonesia. Sebabnya, pemerintah pusat tidak akan memindahkan Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan hingga lembaga yang berfungsi dalam perizinan di perdagangan seperti ekspor impor, dari Jakarta.

"Skenario pemindahan ibu kota seperti apa. Yang jelas fungsi pemerintahan di bagian investasi, ekonomi, perbankan tetap di lakukan di Jakarta. Maka tidak akan berdampak pada perekonomian di Jakarta," ujarnya.

Menurut Bhima, pemindahan ibu kota akan lebih menguntungkan posisi di Jakarta. Alasannya, lokasi ibu kota yang baru dengan posisi yang jauh dari Pulau Jawa, akan membuat pelaku usaha berekspansi untuk menempatkan kantor pusatnya di wilayah Jabodetabek. "Itu jika memang Jakarta jadi dipindahkan."

Selain itu, pemerintah provinsi pun akan tetap fokus pada pembangunan infrastrukturnya yang telah berjalan seperti, MRT, LRT, Transjakarta. Pembangunan moda transportasi itu, diperkirakan sebagian bakal rapung dalam waktu tiga hingga empat tahun ke depan.

Setelah ibu kota pindah, ekonom Indef ini optimistis, Jakarta akan menarik minat pengusaha untuk berinvestasi. Bahkan, para pengusaha bakal berbondong-bondong menarik usahanya di daerah untuk dipindahkan ke Jakarta. "Ke depannya Jakarta bakal menjadi kota bisnis uang fokus seperti Kuala Lumpur, Malaysia," ujarnya.

Berita terkait

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

8 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

PNS Segera Dikirim ke IKN Mulai Juni, Begini Tempat Tinggalnya

33 hari lalu

PNS Segera Dikirim ke IKN Mulai Juni, Begini Tempat Tinggalnya

Tempat tinggal ASN dan PNS di IKN berupa apartemen dengan tiga kamar. Ada 12 tower yang selesai pada Juli nanti.

Baca Selengkapnya

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

39 hari lalu

Ekonom Indef soal Dugaan Korupsi di LPEI: Padahal Ekspor Andalannya Pemerintahan Jokowi

Ekonom Indef, Didin S. Damanhuri sangat prihatin atas dugaan korupsi yang terendus di lingkaran LPEI. Padahal, kata dia, ekspor adalah andalan pemerintahan Jokowi

Baca Selengkapnya

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

39 hari lalu

Imbas PPN Naik jadi 12 Persen, Indef Sebut Daya Saing Indonesia Bakal Turun

Kebijakan PPN di Tanah Air diatur dalam Undang-Undang-undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Baca Selengkapnya

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

40 hari lalu

Tarif PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Indonesia Paling Tinggi di Asia Tenggara

Peneliti Center of Industry, Trade, and Investment Indef Ahmad Heri Firdaus membandingkan besaran tarif PPN di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

40 hari lalu

Indef: PPN jadi 12 Persen Akan Dorong Kenaikan Harga Bahan Pokok

Indef menyatakan penjual akan reaktif terhadap kenaikan PPN.

Baca Selengkapnya

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

40 hari lalu

PPN Naik jadi 12 Persen, Indef: Pertumbuhan Ekonomi Turun karena Orang Tahan Konsumsi

Indef membeberkan dampak kenaikan pajak pertabambahan nilai atau PPN menjadi 12 persen.

Baca Selengkapnya

Saat Ibu Kota Pindah ke IKN Muncul Jabodetabekjur, Apa Hubungannya dengan RUU DKJ dan Dewan Aglomerasi?

44 hari lalu

Saat Ibu Kota Pindah ke IKN Muncul Jabodetabekjur, Apa Hubungannya dengan RUU DKJ dan Dewan Aglomerasi?

Perpindahan ibu kota ke IKN melahirkan istilah baru untuk Jakarta yang berkaitan dengan daerah aglomerasi yaitu Jabodetabekjur. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

53 hari lalu

Ekonom Ungkap Kriteria Ideal Menkeu Pengganti Sri Mulyani: Tidak Yes Man

Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengungkapkan kriteria ideal Menkeu seperti apa yang dibutuhkan oleh Indonesia di masa mendatang.

Baca Selengkapnya