Cekoki Valdres, Ini Kronologis Lengkap Istri Bunuh Suami dan Anak

Senin, 2 September 2019 18:55 WIB

Foto keluarga yang memperlihatkan Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili (kiri) dan M Adi Pradana (tengah) beserta tersangka otak pembunuhan keduanya yang merupakan istri Edi sekaligus ibu tiri dari Pradana yaitu Aulia Kesuma alias Meimei (kanan) ditunjukkan polisi saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin, 2 September 2019. Tempo/M Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi membeberkan detil kasus istri bunuh suami dan anak tirinya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Pembunuhan ini bermotif rebut harta rumah karena si istri terlilit utang Rp 10 miliar di bank setelah bisnis restonya tak berjalan seperti yang diinginkan.

Korban adalah Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili, 54 tahun dan M Adi Pradana (23). Sedang otak pembunuhan dalam kasus ini merupakan istri muda Edi sekaligus ibu tiri dari Pradana yaitu Aulia Kesuma alias Meimei (45).

Dalam melakukan aksinya, Aulia dibantu keponakannya, Geovanni Kelvin Oktavianus Robert (25) dan dua orang pembunuh bayaran asal Lampung yakni Muhammad Nursahid alias Sugeng (34) dan Agus Kusmawanto (24).

"Para tersangka bertemu di halaman parkir Tower Mawar Apartemen Kalibata, Kamis, 22 Agustus 2019 untuk merencanakan pembunuhan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Suyudi mengawali penjelasannya saat konferensi pers di kantornya, Senin, 2 September 2019.

Suyudi mengatakan, keesokan harinya, Jumat pagi 23 Agustus 2019, para tersangka membeli peralatan dan perlengkapan pembunuhan seperti sumbu kompor, alkohol, anti nyamuk berbentuk spiral dan korek api. Usai membeli perlengkapan, keempatnya berangkat menuju rumah Edi di Jalan Lebak Bulus 1, Kavling 129 B/U 15, RT03 RW05, Cilandak, Jakarta Selatan.

Advertising
Advertising

"Agus dan Sugeng masuk ke dalam rumah melalui garasi mobil dan kemudian stand by di kamar Kelvin di lantai dua," ujar Suyudi.

Suyudi mengatakan, sekitar pukul 20.30, Aulia mulai beraksi dengan cara mencampur jus yang sudah dibelinya dengan obat tidur valdres. Sebanyak 30 butir valdres digerus hingga menjadi serbuk dan dimasukkan dalam dua gelas jus tomat dan satu botol whisky untuk diminum oleh Edi dan Pradana. "Edi memang setiap hari minum jus," kata Suyudi.

Suyudi melanjutkan, Aulia kemudian memberikan jus tersebut kepada Edi di kamar mereka, lantai satu rumah. Aulia juga meminum jus tomat, namun yang tidak tercampur oleh obat. Karena pengaruh valdres, Edi pun tertidur tidak lama setelah menenggak jus itu.

"Aulia lantas memanggil Agus dan Sugeng dari lantai atas untuk membantu proses pembunuhan," ujar Suyudi.

<!--more-->

Aulia membekap mulut Edi yang masih tertelap itu dengan kain kuning yang sudah dilumuri alkohol. Sugeng memegangi perut Edi, dan Agus memegang kakinya. Sementara itu, Aulia memasukkan kain itu ke mulut Edi hingga tidak bisa bernafas.

"Saat itu, Edi sempat bangun dan berontak. Dia mencakar Aulia dan mengenai lengan sebelah kanan," kata Suyudi.

Karena berontak, Sugeng membantu Aulia dengan menarik tangan Edi. Kaki Sugeng juga didorongkan ke ketiak Edi hingga tidak berdaya dan kemudian tewas karena dibekap. Menurut Suyudi, Aulia kemudian mengikat tangan Edi yang sudah jadi mayat itu dengan sumbu kompor lalu dibaringkan kembali ke kasur.

Pradana masuk ke rumah itu sekitar pukul 23.00. Sebelum naik ke kamarnya di lantai dua, Pradana meminum jus beracun itu di dalam kulkas. Kebiasaan meminum jus yang dilakukan Edi juga ditiru Pradana. "Itu sudah dibaca Aulia," kata Suyudi.

Suyudi berujar, Pradana bertemu dengan Kelvin di lantai dua. Kamar mereka berada di lantai yang sama. Di kamar Pradana, Kelvin mengajaknya mabuk dengan whisky campuran valdres yang sudah disiapkan Aulia. "Mereka minum, dan joget-jogetlah di atas," kata Suyudi.

Sekitar pukul 04.30, yakni Sabtu dini hari, 24 Agustus 2019, Pradana akhirnya tidak sadarkan diri. Kelvin kemudian memanggil Aulia, Agus dan Sugeng untuk membantunya membunuh Pradana.

Cara yang sama diterapkan oleh para tersangka ketika menghabisi nyawa Edi, yakni dibekap. Namun, yang menjadi eksekutor untuk menyumpal mulut Pradana dengan kain beralkohol dalam kesempatan ini adalah Kelvin. "Pradana akhirnya diduga tewas di kamarnya," kata Suyudi.

Mayat Pradana kemudian dibungkus bed cover dan dibawa ke kamar Edi. Kondisi tangan Pradana juga sudah terikat sumbu kompor, sama seperti Edi. Setelah itu, keduanya digotong ke garasi dan diletakkan di sebelah mobil Calya berpelat B 2983 SZL.

"Mereka kemudian merencanakan untuk membakar rumah tersebut sehingga seolah-olah korban meninggal karena terbakar," Suyudi menjelaskan.

<!--more-->

Sugeng lantas membuat tiga komponen pembakaran dengan anti nyamuk spiral tadi. Masing-masing ditaruh di kamar Edi, kamar Pradana dan Garasi mobil. Di bawah anti nyamuk tersebut diletakkan kain yang sudah dilumuri pertalite. Anti nyamuk itu kemudian dinyalakan.

Dari perhitungan Sugeng, anti nyamuk melingkar itu akan mencapai titik awalnya sekitar 12 jam setelah dinyalakan. Saat akan habis, anti nyamuk itu rencananya akan membakar kain berlumur pertalite dan diharapkan mampu menghanguskan rumah.

"Namun, setelah dibakar, Sugeng berubah pikiran. Timbul dalam hatinya ketidaktegaan. Anti nyamuk yang di garasi dimatikan dengan ludah. Begitu juga dengan yang di kamar Edi. Tapi yang di kamar Pradana tidak dimatikan, tetap menyala," ujar Suyudi.

Setelah itu, keempat tersangka keluar dari rumah dengan mobil Kelvin berjenis Calya juga. Aulia mengunci rumah Edi yang ingin dijualnya karena terlilit utang itu. Aulia menurunkan Agus dan Sugeng di sekitar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Cireundeu, Banten, dan menyuruh keduanya pulang ke Lampung. "Sementara Kelvin dan Aulia kembali ke apartemen (Kalibata)," ujar Suyudi.

Pada Sabu siang, Kelvin mengantarkan Aulia ke ITC Permata Hijau. Di pusat perbelanjaan itu, Aulia memiliki bisnis yang disebut gestun atau gesek tunai.

Malam harinya, sekitar pukul 19.00 rumah di Lebak Bulus kebakaran, tepat di lantai dua kamar Pradana. Aulia menerima telpon dari salah satu tetangganya yang melihat kebakaran itu. Waktu kebakaran disebut Suyudi seusai dengan perkiraan Sugeng.

"Aulia lantas pulang ke rumah Lebak Bulus, tapi sampai di sana, api sudah dipadamkan oleh empat unit mobil pemadam kebakaran," ujar Suyudi.

<!--more-->

Seorang tetangga menawarkan Aulia untuk menginap dirumahnya namun ditolak. Aulia memilih kembali ke apartemen Kelvin di Tower Mawar Kalibata City. Di kediaman Kelvin itu, Aulia tidak bisa tidur.

Esok harinya, Ahad, 25 Agustus 2019, Aulia dan Kelvin berangkat menggunakan mobil dari apartemen dan sampai ke rumah di Lebak Bulus sekitar pukul 06.00. Aulia mulai merencanakan membawa mayat Edi dan Pradana yang tidak ikut terbakar dengan rumah itu.

Edi dan Pradana kemudian dimasukkan ke dalam mobil yang ada di garasi mobil. Kelvin lantas mengendarai mobil berisi mayat itu. Sementara Aulia, mengendarai mobil Kelvin yang berpelat B 2620 BZM. Mereka lantas berjalan beriringan dan berkomunikasi melalui ponsel.

"Di daerah Fatmawati, Aulia menyuruh Kelvin berhenti untuk membeli bensin di SPBU," ujar Suyudi.

Sebanyak delapan botol pertalite dibeli dan dibawa dalam mobil yang dikendarai Kelvin. Aulia mengarahkan Kelvin untuk masuk ke Tol Lingkar Luar Jakarta dan menuju ke daerah Serpong. Setelah keluar tol, mereka melanjutkan perjalanan ke Bogor dengan jalan arteri.

Selanjutnya, dari Ciawi mereka masuk lagi ke jalan tol dan mengarah ke Sukabumi. Aulia dan Kelvin akhirnya berhenti di Kampung Cipanengah Bondol, RT02 RW05, Pondok Kaso Tengah, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat. Di lokasi yang merupakan pinggir jurang itu, Aulia menyuruh Kelvin untuk membakar mobil berisi mayat Edi dan Pradana beserta delapan botol pertalite.

"Namun saat menyalakan korek api, posisi Kelvin masih di dalam mobil sehingga begitu api nyala, langsung meledak, terbakar, dan mengenai Kelvin," kata Suyudi.

Kelvin berhasil keluar dari mobil namun mengalami luka bakar sekitar 30 persen. Karena panik Kelvin menderita luka bakar, mobil yang awalnya ingin didorong masuk ke dalam jurang akhirnya ditinggal begitu saja. Keduanya berangkat dari lokasi mencari rumah sakit.

"Awalnya maunya berobat di Sukabumi, tapi takut ketahuan, jadi di Jakarta saja," ujar Suyudi.

Mobil tersebut akhirnya ditemukan warga. Polres Sukabumi kemudian menangkap Aulia, sementara Kelvin hingga kini masih dirawat di Rumah Sakit Pertamina karena luka bakar. Dua eksekutor pembunuhan yang disewa Aulia ditangkap oleh Polda Metro Jaya di Lampung. Kasus ini kemudian ditangani sepenuhnya oleh Polda Metro Jaya.

Berita terkait

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

10 jam lalu

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol MBZ itu langsung diamankan di Induk PJR Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

11 jam lalu

Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

Setelah uji coba pengiriman notifikasi tilang via WhatsApp lolos asesmen Polda Metro Jaya, sistem ini akan diterapkan secara nasional.

Baca Selengkapnya

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

14 jam lalu

Pertalite Akan Dihapus? Ini Pernyataan Luhut yang Jadi Awal Kabar Itu

Sempat beredar kabar di media sosial bahwa pemerintah akan menghentikan produksi Pertalite, bensin beroktan 90, yang selama ini dijual dengan subsidi

Baca Selengkapnya

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

1 hari lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

2 hari lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

2 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

2 hari lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

2 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

2 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya