Ternyata, Biasa Saja...

Reporter

Editor

Kamis, 5 Juni 2008 02:38 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Cahaya pagi baru saja tiba, tapi seorang pria berjaket kulit coklat sudah sibuk membidikkan kamera digital ke arah Jalan Petamburan III, kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, gang "milik" Front Pembela Islam (FPI). Itu lo, kelompok yang ratusan laskarnya pada Ahad siang lalu menyerang dengan garang para aktivis Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKKBB) di Monas."Di dalam ada 50 orang kita sejak semalam. Ingatkan supaya semua berjalan sesuai skenario," kata pria itu kepada lawan bicara di ujung telepon genggamnya. Ia perwira senior Direktorat Intelijen dan Pengamanan (Intelpam) Polda Metro Jaya.Skenario yang dimaksudnya, penangkapan para aktivis FPI yang bertindak anarkis. Kata sumber di kepolisian, "penyerbuan" melibatkan 1.000 personil gabungan intelijen, reserse, ratusan pasukan anti huru hara, Brigade Mobile, serta polisi lalu lintas. Pasukan cadangan solo-bandung alias standby di Markas Polda Metro Jaya.Polisi tak mau gagal. Maklum, massa FPI hobi bertindak kasar. Semua orang tahu. Lokasi markas nyempil di Gang Paksi yang padat penduduk. Kalau polisi tak hati-hati, warga non-anggota FPI bisa kena getahnya atau malah terjadi bentrok dengan massa. Maka reserse berbaju preman mengenakan pita oranye di lengan kiri untuk membedakan dengan penduduk.Malam sebelumnya, sekitar pukul 21.00 WIB, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Adang Firman mengultimatum FPI. Polisi akan bertindak tegas kalau hingga pukul 00.00 organisasi yang dipimpin Rizieq Shihab tak menyerahkan 10 orang tersangka, termasuk Panglima Komando Laskar Pembela Islam Munarman.Tenggat sudah lewat. Pukul 06.30 pasukan anti huru-hara merangsek ke Gang Paksi. Tak ada perlawanan. Hanya segelintir aktivis yang berjaga. Rumah-rumah di sekitar markas yang dicurigai diperiksa. Polisi melaju ke rumah Rizieq di RT 3 RW 4. Sang ketua sukarela dicokok."Allahu Akbar!" pekik seorang pria. Seorang reserse senior malah berkata, Ini provokator, bawa saja dulu. Beberapa anak buahnya tertawa melihat aksi heroik yang tak bersambut.Ahmad Badawi mengaku bukan anggota FPI waktu ditangkap. Masya Allah, saya tukang service di SMP An-nur, ujarnya. Masak mentang-mentang ada jenggot, saya ikut ditangkap. Lantas polisi menenteng Risky, 16 tahun, gara-gara ditemukan sepasang cerulit di kamarnya. Saya beli, untuk pajangan, ucap siswa kelas I sekolah menengah atas ini. Ada juga yang buru-buru copot atribut biar lolos.Operasi penangkapan begitu mudah. Padahal, malam sebelumnya anak-anak FPI memasang barikade kawat berduri dan bambu di depan gang. Rizieq berteriak tak akan menyerah. Tapi sebelum polisi datang, ia berkata, Kalau ada yang disuruh ikut, ikut saja.Hasil tangkapan juga biasa-biasa saja. Dari 59 orang yang ditangkap, beberapa orang yang diincar tak ditemukan, termasuk Munarman. Pukul 05.00 lewat, puluhan aktivis pergi mengendarai sepeda motor. Mereka menggotong sejumlah karung, entah berisi apa.IBNU RUSYDI | RIKA PANDA | FERY FIRMANSYAH

Berita terkait

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

55 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Kuasa Hukum Korban Km 50 Sebut Penembakan Laskar FPI Sama dengan Kasus Ferdy Sambo

18 Agustus 2022

Kuasa Hukum Korban Km 50 Sebut Penembakan Laskar FPI Sama dengan Kasus Ferdy Sambo

Kuasa Hukum korban KM50 Laskar Front Pembela Islam, Azis Yanuar menyamakan kasus pembunuhan laskar FPI dengan pembunuhan oleh Ferdy Sambo.

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.

Baca Selengkapnya

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

3 November 2020

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

Prancis menjadi sorotan sejak peristiwa pembunuhan guru asal Paris. Penyebabnya, pernyataan mereka soal paham radikal. Diduga lost in translation.

Baca Selengkapnya

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

Kepala pemerintahan dan politisi dari berbagai negara bereaksi atas aksi terorisme yang terjadi Notre-dame Basilica, Nice, Prancis.

Baca Selengkapnya

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

Dewan Keimanan Muslim Prancis mengutuk peristiwa teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Basilica, Nice Kamis ini

Baca Selengkapnya

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

29 Oktober 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.

Baca Selengkapnya

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

29 Oktober 2020

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

Pemerintah Turki menyatakan akan mengambil jalur hukum atas perkara karikatur Recep Tayyip Erdogan di majalah Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

29 Oktober 2020

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo.

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

29 Oktober 2020

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya