Transjakarta Minta Pemerintah Jamin Kualitas Bus Listrik Cina
Reporter
M Julnis Firmansyah
Editor
Febriyan
Kamis, 12 September 2019 21:17 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Agung Wicaksono mempermasalahkan soal standar kualitas bus listrik asal Cina yang rencananya akan mereka gunakan mulai tahun depan. Menurut Agung, perlu ada skema kerja sama Government to Government atau G to G untuk menjamin kualitas bus yang dihasilkan pabrikan Negeri Tirai Bambu.
"Pengadaan bus dari cina, saya minta dukungan dari pemerintah cina, jadi G to G. Biar suppliernya menjaga kualitasnya," ujar Agung dalam diskusi Soot-free Urban Bus Fleets di Hotel Pullman, Jakarta Pusat, Kamis, 12 September 2019.
Agung menjelaskan, saat ini negara Cina masih menjadi pemasok bus listrik unggulan di Indonesia. Selain itu, pertumbuhan jumlah produksi bus listrik di Cina masih menjadi yang paling besar dibanding negara Asia dan Eropa.
"Tapi kalau ada negara eropa yang bisa jadi produsen bus listrik untuk negeri tropis, ya saya open," ujar Agung.
Saat ini, Agung mengatakan Transjakarta baru mengoperasikan 3 bus listrik. Bus-bus tersebut sebelumnya sudah melalui uji coba selama 6 bulan untuk mengangkut penumpang di kawasan wisata. Agung menjelaskan tiga bus listrik itu akan kembali dilakukan uji coba selama 6 bulan ke depan untuk selanjutnya akan beroperasi komersil pada tahun 2020.
Tiga bus listrik itu merupakan produk dari BYD Company Ltd asal Cina tipe medium dan satu yang diproduksi PT Mobil Anak Bangsa (MAB) dengan tipe single. Agung mengatakan ketiga bus sudah lolos sertifikat uji tipe dan tengah dalam pembuatan plat kuning di kantor Samsat.
Pada tahun 2020, Agung mengatakan Transjakarta akan menambah jumlah armada busnya sebanyak 7 ribu unit. Di antara ribuan bus tersebut, Agung mengatakan akan ada bus listrik. Untuk jumlah pastinya, Agung belum bisa menjelaskannya.