Surat untuk Mr Crack di Makam Habibie
Reporter
Imam Hamdi
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Senin, 16 September 2019 07:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bingkai berisi foto dua presiden Indonesia diletakkan seorang peziarah di nisan makam Habibie di Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Ahad, 15 September 2019. Foto Presiden BJ Habibie dan Abdurrahman Wahid itu ditaruh oleh peziarah bernama Untag Pranata, 29 tahun.
Untag adalah anak almarhum Inspektur Jenderal (Purn) Halba Rubis Nugroho, yang pernah menjadi ajudan Habibie selama menjabat presiden ketiga Indonesia. "Foto itu mempunyai nilai bagi saya. Sebab, selain dua presiden, ada orang tua saya juga di foto itu saat mendampingi Pak Habibie," kata Untag saat ditemui usai berziarah di TMP Kalibata, Ahad.
Selain foto, Untag juga menyelipkan surat yang ditulisnya untuk Habibie alias Mr Crack. Menurut Untag, surat tersebut menjadi hal yang sangat penting karena menggambarkan perasaannya kepada Habibie, dan kenangan terhadap orang tuanya yang wafat pada 16 Mei 2011.
Begini isi surat yang ditulis Untag untuk Habibie:
Dear Mr. Crack,
Sudah tiga orang yang saya tahu di foto ini, orang-orang yang telah berbakti untuk bangsa telah tiada. Yaitu bapak sendiri Alm. Prof. BJ Habibie, Alm. Gusdur, dan Alm. Halba Rubis Nugroho. Saya sangat kaget dan sedih dengan kepergian bapak bertemu sang pencipta. Saya belum sempat berbicara dengan bapak, padahal satu waktu pernah ada kesempatan saat puasa tahun lalu di rumah adik bapak Ibu Yayuk. Kita sempat shalat maghrib bersama, tapi saya malu berbicara dengan bapak. Saya ingin sekali menanyakan apakah masih ingat dengan Alm. Halba Rubis Nugroho ajudan bapak dulu, beliau juga adalah ajudan Alm. Gusdur dan Ibu Megawati. Beliau orang yang sangat berarti untuk saya, beliau dan bapak yang memberikan saya inspirasi sebagai negarawan dan teknologi. Karena itu, saya titip salam sayang untuk ayahanda saya di sana pak. Selamat jalan bapak Habibie, jasamu akan selalu dikenang. Go fly away.
Salam Hormat,
UP
Habibie menjadi bagian penting dalam hidup Untag karena menjadi inspirasinya terjun ke dunia teknologi. Saat ini, Untag mendalami pengembangan software di Indonesia.
Untag mengaku sudah mengidolakan Habibie sejak usia sembilan tahun saat orang tuanya selalu bercerita tentang kepintaran Habibie di bidang teknologi kedirgantaraan.
Sejak kecil pun akhirnya ia mempunyai cita-cita ingin seperti Habibie yang bisa membuat pesawat. Bahkan, Untag telah mengutarakan keinginannya selepas SMA untuk melanjutkan pendidikan ke pengembangan teknologi pesawat.
Namun, orang tuanya menyarankan untuk kuliah di bidang pengembangan teknologi komunikasi. Awalnya Untang memilih Universitas Delft Belanda jurusan Aero engineering. "Saya berterima kasih. Secara perasaan saya ingin memberi tahu bahwa Bapak seorang Inspirator hingga saya menekuni dunia teknologi," ujarnya.
Anak kedua dari empat bersaudara itu menuturkan sebenarnya dia punya beberapa kali kesempatan bertemu langsung dengan Habibie. Untag terakhir kali bertemu Habibie pada 5 Juni kemarin saat dia berziarah ke makam kakeknya dan istri Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono di TMP Kalibata.
Saat itu, Untag ingin mencoba mendekati Habibie dan mengungkapkan perasaannya serta meminta foto bersama, tetapi urung dilakukan. Sebab saat itu ada pengawalan dari Pasukan Pengaman Presiden di sekitar Habibie.
Setelah BJ Habibie meninggal, Untag merasa menyesal karena melewatkan kesempatan itu. "Saya sangat menyesal sekali. Ternyata itu kesempatan terakhir saya melihat beliau dan saya hanya memfoto Beliau di dekat batu nisan Bu Ainun," ujar Untag di makam Habibie di TMP Kalibata. "Hari ini pulang dari luar kota saya langsung menyempatkan berziarah dan menitipkan foto dan surat untuk Beliau."